Pria itu menyeringai tipis. Manik jelaganya mulai membelenggu. Mengamati wajahku lebih lekat dari sebelumnya.
Aku hanya menuai senyum semanis mungkin.
Tanpa diduga, ia mengulurkan tangannya ke arahku, membuatku bergegas menyambutnya. Tubuhku ditarik begitu cepat. Kami saling membentur.
"Mulai sekarang, akulah Tuanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Master
FanfictionAku hanya ingin dia mengerti. Sedari awal manik kami bertemu, di bawah rintikan hujan, aku langsung tahu bahwa dia Tuanku, bahwa dia hatiku. Tapi, Tuanku hanya menganggapku budaknya, yang senantiasa bersujud di depan pintu dan mengharap belaian pada...