Sekujur tubuhku terasa amat ngilu. Aku terbangun sambil meringis, beralih mengamati wujud ragaku.
Bercak kebiruan menghiasi kulit putihku. Saat aku berusaha bangun, kurasakan inti tubuhku begitu nyeri, membuatku meringis tak tahan hingga presensinya muncul di balik pintu kamar mandi.
Netraku meluncur sempurna ke arahnya. Tuanku terlihat begitu indah dengan balutan handuk pada pinggulnya.
Ia berderap, mendekat, hingga berakhir merangkak di atas ranjang. Merangkum bibirku dengan kelembutan. Membuatku merasakan kebahagiaan yang tiada tara.
"Semalam adalah malam terindah sepanjang hidupku, Grey. Kau sungguh nikmat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Master
FanfictionAku hanya ingin dia mengerti. Sedari awal manik kami bertemu, di bawah rintikan hujan, aku langsung tahu bahwa dia Tuanku, bahwa dia hatiku. Tapi, Tuanku hanya menganggapku budaknya, yang senantiasa bersujud di depan pintu dan mengharap belaian pada...