"Wauuuuwwww...." Gumam Alesha saat melihat tempat pilihan Lena yang mereka datangi. Ekspresi teman-temannya yang lain tidak jauh berbeda dengan Alesha sama-sama kagum.
"Pilihan gue gak akan pernah meleset." Ucap Lena berbangga diri. Tidak ada yang menanggapi ucapan Lena karena sibuk dengan kekaguman mereka masing-masing.
"Gila Na, keren banget ini. Tempatnya terpencil banget. Tapi sumpah, ini mah gak kalah sama Ancol." Ucap Joni sambil masih memerhatikan sekeliling.
"Tunggu apa lagi? Ayok kita liburan!" Komando Dimas disoraki oleh semuanya. Mereka pun berjalan memasuki tempat tersebut dengan barang-barang yang telah mereka siapkan.
Jika satu kelas sudah bersatu seperti ini, akan dipertanyakan jika tidak ada hal aneh atau hal absurd yang terjadi. Seperti sekarang, orang-orang mulai menatap para remaja itu dengan tatapan aneh sekaligus geli. Bagaimana tidak, mereka melebarkan karpet di pinggir kolam dengan berbagai makanan diatasnya. Padahal lantai ditempat tersebut sepenuhnya dilapisi oleh tegel, disana juga terdapat pondok yang disediakan untuk bersantai. tapi mereka malah menggunakan karpet sebagai alas, seperti orang-orang yang sedang piknik dipinggir danau.
"Na, kok gue ngerasa orang-orang pada ngeliatin kita ya?" tanya Alesha yang mulai merasa risih. Lena memerhatikan orang-orang disekitarnya, sebagian orang-orang memang sedang menatap mereka.
"Gimana gak diliatin coba? Tempatnya elegan gini, kita malah kayak piknik dipinggir danau." Timpal Joni yang sedang berbaring di karpet sambil bermain game. Ia sepertinya tidak terganggu dengan tatapan orang-orang disekitarnya.
"Gak usah malu lah... Kita kan emang gitu. Lagian disini gak ada tulisan dilarang masang karpet kan? Hidup mereka aja tuh yang kurang piknik." ucap Dimas yang diamini oleh yang lain. Alesha menatap Dimas dengan mata berbinar. Kalau diibaratkan dengan film kartun, mungkin sekarang emotikon-emotikon berbentuk love sedang bertebaran disamping Alesha.
"Ini makanan kalo gak disentuh, ludes loh.." ucap Bima yang badannya agak besar dari yang lain.
"Lah.. Bim-Bim, ini makanan udah setengah dari yang kita bawa tadi. Pantes aja lo kagak pernah langsing. Makannya segudang." oceh Alesha yang sebal karena makanan yang mereka bawa telah dihabiskan setengah oleh Bima.
"Teman-teman, ini gak boleh dibiarin.." Ucap Joni sambil memandangi teman-temannya secara bergantian, lalu terakhir menatap Bima. Perasaan Bima mulai tidak enak, karena semua menatapnya dengan tatapan licik.
"SERAAANG..!!" Teriak Dimas. Semua anak laki-laki pun langsung mengangkat paksa Bima yang ukuran badannya extra large itu. Bima mencoba memberontak, tapi badannya tidak memungkinkan untuk bergerak. Alesha dan teman-teman perempuannya tertawa terbahak-bahak melihat nasib Bima yang kurang beruntung. Bima dilemparkan kedalam kolam yang mengakibatkan cipratan yang sangat besar.
"Gila! Hujan plus gempa!" ucap seorang anak kecil yang terkena cipratan air Bima.
"Bukan hujan itu dek. Itumah tsunami.." Ucap Lena membenarkan ucapan anak kecil tersebut. Anak kecil itu hanya terkekeh kemudian berlari menuju teman-temannya.
Mereka pun menjalani aktivitas tanpa memedulikan keadaan sekitar. Joni mengambil gitar, kemudian memainkan beberapa lagu dangdut, dan yang lainnya mulai joget-joget tidak jelas. Orang yang melihatnya tertawa geli melihat tingkah mereka.
Seseorang yang sedang sibuk memerhatikan layar didepannya terkekeh melihat tingkah beberapa remaja yang sedang berbuat onar dengan tingkah konyol mereka. Ya, dia sedang memantau keadaan tempat wisata baru tersebut melalui CCTV.
"Maaf bos, apa perlu kita amankan para remaja SMA yang aneh itu?" tanya seorang lelaki berjas hitam yang sejak tadi setia berdiri disamping kursi pria yang masih sibuk memerhatikan layar CCTV.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prison And You (Completed)
Teen FictionAlesha, gadis SMA blak-blakan yang harus menanggung tuduhan atas nama ibunya dengan menjadi korban penculikan ditengah-tengah liburan singkatnya. Ia dipaksa menjadi pembantu oleh Bos besar yang bertanggung jawab atas penculikannya. Tidak tahu jalan...