Bagian 3

4.6K 324 0
                                    

"Aduh.. Om.. Ini Esha mau dibawa kemana? Kok matanya pake ditutup segala? Jangan-jangan ini ulah Dimas yang mau nembak Aku yang kayak di film-film kali ya? Kalo iya, udah ketebak om. Jadi lepasin dong om, Aku janji bakal nerima Dimas apa adanya kok." Alesha meronta-ronta didalam mobil yang membuat dua pria berjas disamping kanan dan kiri Alesha pusing sendiri.

"Kamu bisa diam tidak! Kamu ini sedang diculik." bentak pria yang menyetir, karena ia mulai tidak konsen menyetir akibat ocehan Alesha yang tidak berhenti.

"APA!! Aku diculik? Aduh om, om salah nyuri anak deh, Bunda Esha bukan pejabat yang punya banyak uang buat bayar tebusan. Lepasin dong om.. Aku masih jomblo, Aku masih pengen nikah sama abang Dimas yang gantengnya tiada tara, abang Dimas juga udah kode-kodean kok. Aku juga belum ngerjain pr fisika lagi, aduh... Pusing pala Esha." Alesha kini panik sendiri saat mengetahui kalau dirinya memang benar-benar sedang diculik.

"Rio, bius anak bawel itu. Bisa-bisa saya tabrak pohon karena bicaranya yang tidak berspasi." pinta lelaki yang menyetir sambil memegang kepalanya yang terasa pening.

"Nononono... Alesha mau dibius? Emangnya Esha king-kong nyasar gitu? Gak boleh! Kalian gak bo-" ucapan Alesha berhenti saat sapu tangan putih yang sudah dicampurkan cairan kimia menyengat menutupi mulut dan hidungnya yang membuatnya kehilangan kesadaran. Tiga orang pria berjas didalam mobil itu akhirnya menghembuskan nafasnya lega karena suasana sudah menjadi agak tenang.

"Bagaimana? Kalian sudah mendapat pelayan baru?" tanya seorang lelaki yang sedang berdiri menghadap dinding kaca yang menampilkan lingkungan luar yang sangat asri.

"Sudah bos." jawab tiga orang berjas hitam yang sedang berbaris rapi tepat di belakang lelaki tersebut.

"Tapi orangnya tidak mau diam bos, sepanjang jalan ia terus mengoceh seperti radio rusak, dan hampir membuat saya menabrak pohon akibat ocehannya." ucap salah seorang pria tersebut yang merupakan orang-orang suruhan lelaki itu.

"Bawa dia ke hadapan saya." ketiga pria tersebut menunduk patuh pada perintah lelaki didepannya.

"Aduh, dimana nih gue?" gumam Alesha pelan sambil memegangi kepalanya yang terasa pening. Samar-samar, ia melihat seorang gadis yang mungkin lebih tua satu tahun dengannya sedang duduk di depannya.

"Kamu udah sadar?" tanya gadis tersebut.

"Gue dimana?" tanya Alesha yang langsung menegapkan badannya saat ia mengingat bahwa dia sedang diculik.

"perasaan tadi gue diculik deh? Biasanya kalo orang diculik tuh disekap di gudang. Kok gue malah nyasar dikamar hotel ya?" tanya Alesha pada dirinya sendiri.

"Kamu diculik?" tanya gadis itu. Alesha menyadari kembali bahwa ada seorang gadis disana.

"lo siapa? lo diculik juga?" tanya Alesha sambil menatap gadis dihadapannya. Gadis dihadapannya tersebut menggeleng sambil tersenyum.

"Nama aku Gina. aku tidak diculik, Melainkan dijual sama orang tua aku." jawab Gina sambil menunduk.

"Aku juga sudah lama disini, menjadi pembantu." sambungnya.

"Maksudnya?" tanya Alesha bingung. Dijual? Pembantu? Firasat Alesha mulai tidak baik.

"Para orang tua yang tidak mencintai anaknya dan membutuhkan uang, menjual anaknya pada bos besar di mansion ini. Ada juga beberapa yang diculik dan dijadikan pembantu atau pelayan bos besar." jelas Gina.

"Mansion? Berarti bosnya kaya dong? Kalo kaya, ngapain nyulik? Ngapain beli? Sewa pelayan bisa kan?" ucap Alesha kesal.

"lagian lo kan bisa kabur." Gina tersenyum kecil mendengar saran Alesha.

Prison And You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang