Gilang duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya penuh karisma. Dihadapannya sudah ada Dimas, Alesha, dan Radit yang menundukkan kepala seperti buronan yang baru saja tertangkap basah.
"Ada yang bisa jelaskan?"
"Ja-jadi, kita disini sudah sejak empat bulan yang lalu, pas sebulan setelah lulus kuliah..." ucap Dimas.
"Kita disini dipimpin sama..." Alesha dan Dimas kemudian melirik kearah Radit yang sepertinya tidak tahu harus berbuat apa.
"Gu-gue cuma nurutin kemauan Alesha kok Lang... Dia mau kerja disini, di daerah tempat lo tinggal." Radit akhirnya membuka suara.
"Ini saran Dimas." Alesha melemparkan masalah kearah Dimas. Sedangkan Dimas menunjuk dirinya dengan tatapan tidak percaya.
"Ini solusi Bang Radit." Dimas melemparnya kembali ke Radit yang membuat Radit berdecak sebal.
"Bang Radit?" Beo Gilang tidak percaya.
"oh itu... Tetangga disini banyak, terus pada taat aturan. Kalo mereka tau, seorang gadis tinggal dengan dua orang laki-laki tanpa hubungan darah, bisa ribet." jelas Dimas.
"Jadi?"
"Kita bertiga saudara." ucap mereka serempak. Gilang mendengus tidak percaya. Akal mereka bertiga benar-benar sudah rusak.
"Jadi Radit, jelaskan info yang selama ini kamu berikan."
"50% bohong..." jawab Radit pelan sambil menunduk.
"Benar-benar..."
***
"Kamu sudah berubah..." ucap Gilang pada Alesha yang kini duduk disampingnya. Gilang terus memerhatikan Alesha. Rambut Alesha tidak sepanjang dulu, kini rambutnya hanya sampai sebahu dengan warna yang agak kecoklatan. Badannya juga sedikit bertambah tinggi, raut wajahnya menjadi sedikit dewasa. Alesha tumbuh menjadi seorang gadis yang manis.
"Eumm.. Bos, Soal perkataan aku saat terakhir kali kita ketemu... Itu..." Alesha sedikit ragu mengatakannya.
"Nggak usah dibahas. Mungkin Bos udah lupa." Alesha kembali menatap pemandangan didepannya.
"Aku ingat kok. Nggak usah diungkit, rasanya nggak enak, tau?" Alesha mengangguk patuh.
"Waktu itu aku terlalu muda, pikiran aku masih dangkal. Dulu aku cuma anak SMA biasa, suka bolos. Sedangkan Bos, beda banget. Jadi aku ngerasa kita nggak cocok, aku juga ngerasa kalo perasaan aku cuma sekedar perasaan anak ABG yang kalo liat cowok ganteng langsung suka. Tapi waktu Bos pergi, aku sadar kalo itu salah." jelas Alesha.
"Jadi aku ganteng?" Alesha berdecak kearah Gilang.
"Aku kan udah bilang, nggak usah dibahas..."
"Lagian dulu Bos punya tunangan.."
"Tunangan?" beo Gilang. Ia kemudian menyadari sesuatu.
"Meta!" umpat Gilang dengan suara pelan yang tidak dapat didengar Alesha.
"lupain aja... Bos nggak pulang?"
"Nggak, aku rindu." setelah mengucapkan itu, Gilang kemudian memeluk Alesha tanpa aba-aba.
"Jangan dulu.." pinta Gilang saat Alesha mencoba melepas pelukannya.
"Bos..." panggil Alesha pelan.
"Hmm?"
"Yang tadi siang di restoran itu..." Gilang terkekeh tanpa melepas pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prison And You (Completed)
Teen FictionAlesha, gadis SMA blak-blakan yang harus menanggung tuduhan atas nama ibunya dengan menjadi korban penculikan ditengah-tengah liburan singkatnya. Ia dipaksa menjadi pembantu oleh Bos besar yang bertanggung jawab atas penculikannya. Tidak tahu jalan...