"Aku?" tanya Gilang pada dirinya sendiri.
"Rindu.." sambungnya. Alesha mengangkat kepalanya menatap Gilang. Kedua pemilik mata tersebut saling adu pandang seolah waktu sedang berhenti.
"Ekhem.. Uhuk.." Alesha berdehem sendiri untuk menetralkan jantungnya. Ia terlihat gugup dan canggung, apa barusan Gilang mengatakan rindu? Rindu berarti dia terbiasa, terbiasa berarti dia....
Alesha mulai memikirkan dan menebak arti kata rindu Gilang. Sedangkan Gilang hanya menatap Alesha yang sedang salah tingkah tanpa berkedip."Mie instan." ucap Gilang ambigu.
"Huh?" Alesha kembali menatap Gilang bingung.
"Aku kangen sama mie instan buatan kamu." Alesha melongo. Apa Gilang sejenis pemberi harapan palsu. Ia baru saja terbang diudara, tapi Gilang kembali menariknya hingga jatuh ke permukaan.
Gilang melangkah maju untuk mempertipis jaraknya dengan Alesha.
Deg...
Alesha terpaku saat Gilang melingkarkan tangannya pada tubuhnya.
"Aku rindu sama mie instan buatan kamu. Kamu tidak ada, aku selalu lapar dan ingin mie instan buatan kamu." bisik Gilang.
"Bukannya Bos Gilang nggak suka ya?"
"Aku suka." Alesha tersenyum dalam pelukan Gilang. Gilang dapat merasakan bahwa Alesha sedang tersenyum, tak urung ia juga ikut tersenyum kecil.
"emang Bos nggak nyuruh pembantu lain buat masakin mie?"
"Beda." setelah mengatakan itu, Gilang langsung melepaskan pelukannya. Senyum Alesha masih merekah, kini Gilang yang terlihat salah tingkah.
"Aku cuma mau mastiin kalau kamu nggak akan ingkar janji. Ingat?" ucap Gilang mengingatkan Alesha. Senyum Alesha pudar, ia memikirkan apa yang akan terjadi besok. Besok ia memang akan kembali kerumah itu, tapi tidak untuk tinggal. Apa Gilang akan kecewa?
"Aku cukup kecewa. Waktu itu kamu janji tidak akan kabur, tapi yang terjadi malah sebaliknya." Alesha menunduk mendengar protesan Gilang.
"Aku nggak nyari kamu, karena aku percaya kalo kamu bakal nepatin janji." sambung Gilang.
"Yaudah, aku pulang."
"Bos.." Alesha mencekal tangan Gilang saat ia hendak membuka pintu mobilnya. Gilang menaikkan sebelah alisnya menunggu kelanjutan ucapan Alesha.
"Nggak kok, hati-hati." Alesha mengurungkan niatnya untuk memberitahu sesuatu pada Gilang. Gilang hanya mengangguk sambil tersenyum kecil.
***
Hari ini adalah hari yang cukup sulit bagi Nugianto. Ia akan mengakui kesalahannya kepada Gilang ditemani oleh lima muridnya yang tidak pernah beranjak dari rumahnya semalaman. Bahkan semalam ia tidur bersama ketiga siswanya dalam satu kamar, dengan kunci kamar yang berada ditangan Joni. Katanya agar Pak Nugianto tidak kabur, padahal sebenarnya Nugianto tidak ada rencana untuk kabur, karena ia memang ingin mengakui kesalahannya tulus dari hati.
Alesha juga telah menceritakan kejadian yang menimpanya belakangan ini yang membuat Nugianto merasa bersalah.
"Kalian tunggu di mobil aja. Biar saya sama Alesha yang masuk. Nggak enak kalo banyak orang." Pinta Nugianto.
"Yaudah." ucap Joni yang sibuk memainkan game. Sedangkan Dimas dan Lena mengangguk menyetujui.
"Alesha, semangat!" ucap Lena sambil mengangkat kepalan tangannya menyemangati Alesha. Begitupun dengan Dimas dan Joni. Alesha mengangguk dramatis kemudian ia berbalik dan mengikuti langkah Nugianto dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prison And You (Completed)
Teen FictionAlesha, gadis SMA blak-blakan yang harus menanggung tuduhan atas nama ibunya dengan menjadi korban penculikan ditengah-tengah liburan singkatnya. Ia dipaksa menjadi pembantu oleh Bos besar yang bertanggung jawab atas penculikannya. Tidak tahu jalan...