Gilang terpaku melihat orang didepannya, ia bahkan tidak memedulikan bajunya yang barusan menjadi korban semburan mie dari mulut orang tersebut. Orang dihadapannya juga tidak kalah terkejut, tidak ada pergerakan sama sekali. Garpu plastik yang sedang dipegang orang tersebut jatuh tanpa ia sadari.
Gilang tidak percaya, orang dihadapannya sekarang adalah gadis kecilnya? Tapi Radit mengatakan bahwa Alesha sedang bekerja, di Jakarta. Atau mungkin orang yang ada dihadapannya adalah salah satu dari tujuh orang yang memiliki wajah yang sama didunia.
"Hai..." orang tersebut mengangkat telapak tangannya sambil menyapa Gilang karena tidak tahu harus berbuat apa.
"....Bos." sambung orang tersebut. Gilang semakin yakin kalau itu adalah Alesha. Suaranya sangat mirip, dan caranya memanggil Gilang sama persis.
Flashback...
Alesha berdiri di pilar depan perusahaan Gilang. Ia kemudian bersembunyi dibalik pilar tersebut saat mendapati Gilang yang sudah berada diluar. Sekarang adalah jam makan siang, sudah pasti Gilang akan ke restoran diseberang kantornya. Ini saatnya Alesha mengawasi Gilang. Hal ini sudah Alesha lakukan beberapa bulan terakhir, ia selalu memperhatikan kemana Gilang pergi, dan apa saja aktivitas Gilang, Termasuk orang-orang yang bertemu Gilang diluar.
Gilang mulai melangkah hendak menyebrang jalan. Ia merasa seperti ada yang mengikutinya. Alesha mulai menyadari bahwa Gilang mencurigai gerak-geriknya. Alesha langsung memasang hoodie hitamnya untuk menutupi wajahnya saat menyadari bahwa Gilang akan berbalik.
"Arghh... Orang-orang itu.." Gilang melihat seseorang dibelakangnya yang sedang menggunakan hoodie hitam untuk menutupi wajahnya. Namun ia hanya membiarkan orang tersebut dan bersikap tidak peduli.
"Apa yang mereka dapatkan dengan ngikutin gue diluar perusahaan? Emang gue kerjanya dijalanan apa?" gumam Gilang lalu kembali berjalan dan memasuki restoran.
Alesha kembali mengikuti Gilang dengan ikut memasuki restoran. Ia kemudian mengepalkan tangannya saat melihat Gilang melambai kearah seorang wanita yang tengah duduk sendiri. Alesha memeluk dinding disampingnya saat Gilang duduk dihadapan wanita tersebut sambil tersenyum. Orang-orang yang lewat menatap aneh Alesha, pasalnya ia masih terus memeluk dinding restoran tersebut.
"Sial! Cewek itu lagi!" Umpat Alesha sambil menendang dinding yang sejak tadi dipeluknya.
"Auuww..." Alesha meringis karena menendang dinding tersebut dengan keras. Alesha memutuskan untuk pergi dari tempat itu.
"Ding, gue pergi dulu." pamit Alesha pada dinding yang baru saja ia tendang dengan perasaan kesal.
Seorang anak kecil yang sejak tadi berdiri tidak jauh dari Alesha menatap dinding tersebut dan punggung Alesha secara bergantian. Ia sedikit melongo sambil memegang es krim yang berada ditangannya. Anak kecil itu kemudian berjalan mendekati dinding tersebut.
"Ding, dinding... Dinding bisa ngomong yak?" ucap anak tersebut sambil mengetuk dinding itu berulang kali.
"Dinding pacarnya kakak itu ya? Kok peluk-pelukan?"
Flashback end...
"Sejak kapan kamu disini?" tanya Gilang datar.
"i-itu..." Alesha gugup sendiri. Ia terlihat agak takut dengan ekspresi Gilang. Ekspresi Gilang sangat berbeda saat dengan wanita di restoran tadi siang, dan itu membuat Alesha sedikit kecewa.
"hampir empat tahun kita nggak ketemu. Terus dia biasa aja kayak gini. Beda banget sama cewek tadi siang." batin Alesha yang sedikit kecewa.
"Jawab!" Pinta Gilang dengan nada sedikit kesal. Alesha jadi sedikit kesal dengan first greeting dari Gilang, Gilang baru saja meneriakinya. Alesha kemudian mengambil botol minumannya dan meminumnya dalam sekali teguk. Ia kemudian berdiri dengan wajah kesal.
"Siapa ya? Gak kenal!" ucap Alesha kesal lalu memasang kembali hoodienya dan berjalan meninggalkan Gilang.
Alesha berjalan dengan cepat menuju tempat tinggalnya diikuti Gilang yang berjalan dibelakangnya dengan kecepatan langkah yang sama.
"Alesha.." Panggil Gilang, namun Alesha tidak berbalik. Gilang memanggil untuk yang kedua kalinya, namun hasilnya tetap sama.
"Alesha!" Alesha menghentikan langkahnya dan berbalik. Gilang kemudian berjalan mendekati Alesha.
"Kamu ngapain kesini?" suara Gilang mulai melembut.
"Kerja.."
"Dimana?"
"Ada. Tapi sekarang aku udah dipecat."
"Kamu disini sama siapa? Tinggal dimana?" Gilang bingung saat Alesha mulai bertingkah aneh saat ia menanyakan hal tersebut. Sepertinya Alesha sedang menyembunyikan sesuatu.
"Ngg... Anu.. Itu..." Alesha bingung harus menjawab apa. Ia hanya menggaruk tengkuknya dan sesekali menunjuk ke belakang.
"Apa?" tanya Gilang penasaran.
"Aku mau pulang dulu." Alesha kembali berjalan. Langkahnya kini melambat, seolah membiarkan Gilang untuk mengikutinya.
"Kenapa nggak bilang kalo kamu disini?" tanya Gilang sambil terus berjalan dibelakang Alesha.
"Nggak apa-apa." jawab Alesha pelan.
"Kenapa ngikutin aku setiap hari? Kenapa nggak langsung nyamperin?"
"Nggak.."
"Kamu tinggal disini?" Alesha mengangguk. Mereka telah memasuki kawasan rumah yang berjejer rapi. Bisa ditebak kalau itu adalah rumah sewa. Walaupun begitu, rumah tersebut lumayan besar, model rumah tersebut hampir sama dengan rumah disamping kanan dan kirinya, hanya warnanya saja yang berbeda.
Alesha mulai mengetuk pintu dengan Gilang yang berada dibelakangnya yang memasang wajah penasaran.
"Didalem ada orang?" Tanya Gilang yang diangguki Alesha.
"Siapa?" Pintu terbuka sebelum Alesha menjawab pertanyaan Gilang.
"Lo udah pulang?"
Byurrr...
Dimas menyemburkan air yang baru ia teguk saat melihat sosok dibelakang Alesha. Sedangkan Gilang melotot tidak percaya melihat Dimas yang membuka pintu, yang artinya ia tinggal bersama Alesha.
"Kamu tinggal dengan dia?!" tanya Gilang kesal. Dimas dan Alesha hanya bisa menggaruk tengkuk mereka bingung harus menjawab apa.
"Alesha udah pulang? Di kulkas ada cen....."
"...dol." Gilang terkejut lagi saat melihat seseorang yang menggunakan kaos putih oblong serta boxer bergambar doraemon. Orang tersebut juga mengenakan masker diseluruh wajahnya dan mengikat poninya agar tidak terkena masker wajah tersebut.
"B-bos...?"
***
Detik-detik menjelang tamat:)
Jangan lupa vote & komen:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Prison And You (Completed)
Ficção AdolescenteAlesha, gadis SMA blak-blakan yang harus menanggung tuduhan atas nama ibunya dengan menjadi korban penculikan ditengah-tengah liburan singkatnya. Ia dipaksa menjadi pembantu oleh Bos besar yang bertanggung jawab atas penculikannya. Tidak tahu jalan...