Bagian 22

3.5K 234 0
                                    

"Lo nggak bawa motor?" tanya Lena yang kini berjalan disamping Alesha. Bel pulang baru saja berbunyi, banyak murid lain yang berlalu lalang disekitar mereka yang juga hendak pulang kerumah masing-masing.

"Nggak. Tadi pagi gue naik gojek." jawab Alesha santai.

"Yaudah, lo pulang bareng gue aja." Alesha mengangguk tanpa berpikir, lumayan uang untuk bayar gojeknya terselamatkan.

"Motor gue diparkir diluar, biar gak ngantri keluar gerbang. Yuk!" Alesha pun berjalan mengikuti Lena sampai mereka berada diluar gerbang.

"lah? Ngapain nih cewek-cewek pada senyam-senyum sendiri?" tanya Joni yang saat itu juga berada di gerbang. Dibelakangnya ada Dimas yang sedang duduk menyamping ala perempuan ketika dibonceng.

"Gue kan ganteng." Joni menampol kepala Dimas yang membuatnya meringis.

"Emang bener kok Dimas ganteng, yakan Al?" Alesha mengangguk menyetujui ucapan Lena. Sedangkan Dimas tersenyum bangga sambil menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jari.

"Dim, besok gue nyontek PR fisika yak?" Bisik Lena. Dimas berdecak pada Lena karena memujinya demi PR fisika.

"Ganteng darimana coba? Gue aja berasa boncengin emak gue." Alesha dan Lena terkekeh mendengar ocehan Joni. Mereka kemudian mencari asal sumber yang membuat para siswi-siswi tersebut tersenyum malu-malu.

"Gila, ganteng banget!" ucap Lena antusias. Alesha ikut melihat kearah pandang Lena, hanya seorang lelaki yang berdiri disamping mobilnya dengan menggunakan kacamata hitam yang membuatnya terlihat sangat cool.

"B-bos?" gumam Alesha pelan.

"lo kenal?"

"nggak. Gue kayaknya nggak jadi nebeng deh, gue baru ingat kalo gue ada urusan." Lena hanya mengangguk lalu meninggalkan Alesha dan menuju motornya. Dimas dan Joni yang masih berada disana ikut memperhatikan lelaki tersebut. Dimas merasa tidak asing dengan orang tersebut.

"Gue inget!" ucap Dimas yang telah menemukan orang itu diingatannya.

"Ale-ale, gue duluan yak." pamit Joni yang diangguki Alesha.

"Itu kan Dokter Hendra!" teriak Dimas. Tapi Joni telah melajukan motornya. Dimas hampir saja terjatuh karena gaya duduknya yang menyamping, apalagi Joni membawa motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Mau tidak mau, Dimas memeluk pinggang Joni yang membuat beberapa murid terkekeh geli melihatnya.

Alesha ingin menghampiri Gilang. Tapi melihat banyak siswi disana, ia jadi berusaha memutar otaknya. Ia tidak mau menjadi trending topik disekolahnya. Alesha seperti mendapat sebuah ilahi, ia kemudian mengikat ekor kuda rambutnya yang sebahu, kemudian ia mengambil masker dari tasnya dan memakainya. Tidak lupa ia juga memakai topi SMA nya.

Merasa cukup, Alesha mulai mengambil ancang-ancang. Ia berlari sambil menunduk dan langsung memasuki mobil Gilang. Gilang menatap gadis itu bingung. Begitupun para siswi, mereka saling berbisik dan bertanya-tanya siapa gadis yang baru saja menerobos masuk kedalam mobil lelaki tampan itu.

Tidak mau menunggu lama, Gilang pun ikut masuk dan mendapati sosok Alesha yang belum melepas masker dan topinya.

"Buruan jalan.." suruh Alesha yang sudah terlihat kegerahan. Gilang menurut dan menyalakan mesin mobilnya setelah sebelumnya ia menyalakan AC terlebih dahulu karena melihat Alesha yang kegerahan.

"Kok kamu pake masker?" tanya Gilang yang sedang mengendarai mobilnya.

"Biar nggak ada yang tau. Aku nggak mau jadi trending topik disekolah." Gilang terkekeh mendengar alasan Alesha. Alesha melepas masker dan topinya, ia kemudian mengikat ulang rambutnya agar kegerahannya berkurang. Gilang memperhatikan setiap gerak-gerik Alesha, ia merasa kalau Alesha terlihat sangat manis.

"Cute.." gumam Gilang.

"Bos bilang apaan?" tanya Alesha yang tidak dapat mendengar dengan jelas ucapan Gilang barusan.

"Nggak ada. Kamu udah makan?"

"Belum. Kita ke restoran dekat toko buku disana." minta Alesha sambil menunjuk sebuah restoran diujung jalan.

"Padahal aku belum nawarin." kekeh Gilang.

"Sekarang kamu jelasin." Ucap Gilang yang kini telah duduk dihadapan Alesha disalah satu restoran pilihan Alesha.

"Jelasin apa?"

"Semuanya. Dari yang kamu suka, hobi, dan kebiasaan kamu." Alesha tersenyum mendengar permintaan Gilang. Apa mereka akan menjadi lebih dekat dengan mengetahui satu sama lain?

"Hmm..." Alesha tampak berpikir sejenak.

"Aku suka coki-coki, cokolatos, beng-beng, aku juga suka kuaci, terakhir aku suka susu kotak." Alesha menarik nafas sejenak.

"Hobi aku main gitar, main tenis meja, terus kebiasaan aku...." Alesha menggantung kelanjutan ucapannya yang membuat Gilang mengangkat sebelah alisnya. Alesha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sebelum melanjutkan ucapannya.

"Bangun siang. Muehehehee... Itu aja." Jujur Alesha. Tawa Gilang pecah saat melihat ekspresi malu-malu Alesha. Untuk sesaat, Alesha terpaku melihat ekspresi Gilang yang tertawa lepas, sangat manis.

"Sekarang giliran Bos." Tawa Gilang berhenti. Ia kemudian menyibukkan diri seolah menghindari pertanyaan Alesha.

"Lah? Kok Bos malah diem sih? Sekarang gantian, itu nggak adil." Paksa Alesha yang merasa tidak terima.

"Lain kali aja." balas Gilang yang membuat Alesha berdecak sebal.

Beberapa hari ini Alesha selalu menghabiskan waktunya bersama Gilang. Sepulang sekolah, Gilang selalu berada didepan sekolah Alesha untuk menjemputnya atau sekedar mengajaknya jalan-jalan.

"Al, besok malam kamu sibuk nggak?" tanya Dimas yang kini duduk dihadapan Alesha, tepatnya di meja depan Alesha.

"Nggak." Jawab Alesha sambil menggeleng.

"Hmm... Gini. Mami gue rencananya mau nonton sama Papi, terus mereka udah pesan tiket bioskop." Terang Dimas sambil mengusap keringat di pelipisnya.

"Terus, hubungannya sama gue apa?"

"Mereka nggak jadi nonton, terus tiketnya dikasih ke gue. Jadi.... Kalo lo ada waktu, gue mau ajak lo." Alesha terlihat sedikit memikirkan tawaran Dimas.

"Lo mau?" tanya Dimas lagi untuk memastikan.

"Iya deh." Putus Alesha yang membuat senyum Dimas mengembang.

"Yaudah, gue jemput jam tujuh. Inget, besok malam." Dimas terlihat sangat bersemangat kemudian ia melompat dari meja Alesha dan berlari menuju ke teman-teman lainnya yang sedang bermain bola kertas dengan senyum yang tidak lepas dari bibirnya.









***



Alesha mulai mendua😂
Wkwkwkw... Nggak kok.

Jangan lupa Vote dan komennya:)

Prison And You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang