Alesha terus berjalan mengikuti langkah Gilang dan Meta yang tampaknya sibuk memilih pakaian. Alesha sangat bosan, ia harus mengikuti dua orang didepannya dengan berjalan menunduk agar tidak ada yang mengenalinya, itu kata Gilang.
"Gilang, aku mau kesalon. Kamu mau ikut?"
"Auh.." ringis Alesha sambil mengusap keningnya yang terbentur dipunggung Gilang karena Meta tiba-tiba berhenti tanpa aba-aba.
Gilang berbalik dan mengangkat sedikit topi Alesha kemudian mengecek keningnya. Alesha hanya berdecak merutuki Gilang dan Meta yang berhenti tiba-tiba.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Gilang yang masih memerhatikan kening Alesha. Alesha hanya mengangguk tanda baik-baik saja.
"Gilang... Aku nanya, kamu mau ikut kesalon apa enggak?" tanya Meta lagi yang merasa kesal karena diabaikan.
"nggak, disana cewek semua. Kamu kesalon aja, aku tunggu diluar."
"Yaudah, aku nggak akan lama kok, Baby..." Alesha hampir saja mengeluarkan semua isi perutnya mendengar kata-kata Meta yang terdengar centil.
Meta akhirnya memasuki sebuah salon dan meninggalkan Gilang dan Alesha berdua. Mereka berdua memilih untuk berjalan-jalan mengelilingi Mall dalam kesunyian, tidak ada seorang pun yang mulai membuka suara. Alesha tampaknya sedang memikirkan sesuatu lalu kemudian memerhatikan Gilang yang berjalan satu langkah lebih jauh didepannya. Ia kemudian mempercepat langkahnya agar sejajar dengan Gilang.
"Bos, bagi duit dong." Minta Alesha sambil menyenggol pelan lengan Gilang.
"Buat apa? Buat kabur?"
"Elah Bos.. Mikirnya benar mulu.." Gilang melotot kearah Alesha mendengar ucapannya.
"Becanda kali... Esha gak bakal kabur kok. Bos jangan pelit, entar bangkrut tau rasa loh.. Bagi ya Bos..." rengek Alesha. Gilang hanya menghembuskan nafasnya pasrah.
"Yaudah, kamu mau apa? Biar aku yang bayar. Dasar pemeras kecil."
"idih... Sejak kapan 'saya' berubah jadi 'aku'?" ejek Alesha yang merasa geli mendengar gaya bicara Gilang.
"Jadi nggak?"
"Iya iya.. Jadi." jawab Alesha cepat sebelum Gilang berubah pikiran. Sedangkan Gilang hanya tersenyum kecil melihat tingkah Alesha.
"Yaudah, kita kesana." Alesha menarik tangan Gilang menuju ke sebuah toko topi. Alesha mencoba beberapa topi, mulai dari topi pantai, topi rajutan, dan berbagai jenis topi lainnya. Gilang juga merasa tertarik dengan beberapa topi disana dan mencobanya, tetapi tidak ia beli.
"Bos, bayarin." Suruh Alesha ketika mereka sudah berada dikasir. Gilang hanya menghembuskan nafasnya. ia berpikir, sekarang siapa yang sedang menjadi Bos? Tapi tak urung juga ia membayar sebuah topi bundar berwarna merah yang Alesha beli.
"Aku lapar, kita makan disana dulu." ajak Gilang sambil menunjuk sebuah restoran didalam Mall tersebut. Alesha hanya mengangguk menanggapi. Lumayan makan gratis, pikirnya.
"Kamu mau pesan apa?" tanya Gilang yang sedang melihat-lihat menu makanan.
"Samain aja."
Gilang pun menyebutkan makanan yang mereka pesan pada seorang pelayan disana. Pelayan tersebut akhirnya meninggalkan mereka berdua setelah menyuruh mereka untuk menunggu sejenak.
"Bos..." panggil Alesha.
"Hmm...?"
"Nih." Gilang menatap Alesha bingung. Pasalnya Alesha menyodorkan topi merah yang dibelinya tadi.
"Itukan punya kamu."
" Ini aku beliin buat Bos. Hadiah ulang tahun Bos, heheheheee...." kekeh Alesha. Gilang tertawa kecil, apa barusan Alesha memberinya kado yang dibeli dengan uang miliknya sendiri? Gilang merasa Alesha sangat menggemaskan.
"Bos ketawa? Gila, ini kayak fenomena." Takjub Alesha yang baru pertama kali melihat Gilang tertawa.
"Biasa aja." Gilang terlihat salah tingkah dan kemudian menetralkan ekspresinya. Alesha hanya tertawa melihat ekspresi Gilang yang salah tingkah.
"Makasih." Ucap Gilang sambil meraih topi yang diberikan oleh Alesha.
Tidak lama kemudian, seorang pelayan datang membawa makanan yang mereka pesan.
"Mbak, pesan satu pulpen, selembar kertas, sama satu amplop ya. Plissss...." pelayan tersebut tertawa mendengar pesanan Alesha. Sedangkan Gilang hanya menatap Alesha bingung.
"tunggu ya dek, saya ambilkan." pelayan tersebut pergi untuk mengambilkan pesanan aneh Alesha.
"Buat apa?" tanya Gilang penuh tanda tanya.
"Ada." balas Alesha singkat. Tidak lama kemudian, ponsel Gilang berbunyi. Gilang melihat layar ponselnya, disana tertera nama Meta.
"Al, kamu makan dulu disini, Aku mau jemput Meta. Jangan kabur." Pinta Gilang setelah mengangkat telepon dari Meta. Alesha hanya mengangguk patuh sambil tersenyum. Senyum Alesha perlahan memudar saat punggung Gilang mulai menjauh.
"Sha, ayo cepat." ucap seseorang yang juga memakai hoodie dan topi yang hampir sama seperti Alesha. Alesha mengangguk kemudian orang tersebut menarik tangan Alesha untuk pergi dari restoran tersebut.
Flashback
Setelah memutuskan panggilan dari Rena, Alesha tampak mengetik sebuah pesan.
"Len, tunggu gue di Mall biasa dekat pasar. Jangan tegur gue, ikutin gue terus sampe gue sendiri. Gue pake hoodie hitam sama topi hitam. Yang lainnya entar gue ceritain. Jangan dibales!" Alesha mengirim pesan tersebut. Untung saja nomor Lena sangat mudah dihafal, sehingga Alesha masih mengingat nomornya. Setelah pesan tersebut terkirim, Alesha langsung menghapus pesan tersebut beserta riwayat panggilannya barusan.
Dilain tempat..
Lena berlari menuju bangku Dimas dan Joni. Lena kemudian menceritakan pesan yang barusan Alesha kirim sehingga membuat teman kelasnya kini berkerumun ikut mendengarkan.
"Kita harus bolos." timpal Joni sambil mulai membereskan isi tasnya dengan cepat.
"kita bertiga bakal pergi, kalian semua cariin alasan kalo guru masuk." Murid lainnya mengangguk setuju. Mereka bertiga kemudian pergi ketempat yang Alesha maksud.
Flashback end..
Sesuai janjinya, Gilang kembali ke restoran tempatnya meninggalkan Alesha sebelumnya, dengan Meta yang tertinggal jauh dibelakang karena kesulitan dengan barang belanjaannya.
Dari kejauhan, Gilang tidak mendapati Alesha ditempat mereka duduk tadi. Gilang kemudian berlari dengan perasaan was-was menuju kursi mereka. Ia melihat sekeliling, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Alesha. Ia kemudian berlari ke toilet wanita, hasilnya juga nihil.
"Arghh... Sial!!" teriak Gilang frustasi sambil menarik rambutnya sendiri. Iapun memutuskan kembali ke meja tempat mereka makan. Ia menemukan sebuah amplop yang bertuliskan Untuk Bos Gilang.
Gilang mengingat kembali saat Alesha memesan sebuah kertas, amplop, dan pulpen pada pelayan. Ia lalu mengambil dan membaca isi surat tersebut.
Untuk Bos Gilang
Bos nyariin aku ya? Aku nggak kabur kok Bos. Aku cuma minta cuti semimggu. Aku minta cutinya lewat surat, karena kalo.secara langsung, 100% pasti Bos gak bakal ngasih. Aku ada urusan Bos, jadi aku cuma minta waktu seminggu. Selasa depan, aku pasti udah ada dirumah Bos kok, janji. Jadi Bos jangan laporin Bunda aku ke polisi dulu ya, karena aku nggak KABUR.
Sampai jumpa selasa depan Bos Gilang!Alesha:)
Gilang menghembuskan nafasnya kasar setelah membaca surat tersebut. Ia seharusnya tidak membawa Alesha kesini. Ia menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prison And You (Completed)
Teen FictionAlesha, gadis SMA blak-blakan yang harus menanggung tuduhan atas nama ibunya dengan menjadi korban penculikan ditengah-tengah liburan singkatnya. Ia dipaksa menjadi pembantu oleh Bos besar yang bertanggung jawab atas penculikannya. Tidak tahu jalan...