Rose POV
"Apa? Tidak bisa log out selama seminggu?" teriakku yang saat ini masih berada di kota Vanesh dan duduk di sebuah bangku taman bersama jisoo unnie.
"Kau benar Chaeng, kau tau kita masih pemula disini. Dan kita belum tau apa apa tentang game ini,bagaimana cara nya mencari uang dengan tanpa peralatan dan uang yang sedikit ini? aku merasa seperti sedang dalam sebuah acara survival" jisoo unnie mengeluh dan terlihat wajah cemasnya saat ini. aku yang sama bingungnya dengannya mencoba megulang kejadian saat pertama kami datang. Kami melihat 2 orang pengamen jalanan mendapatkan uang dari itu semua. Aku rasa kami bisa bekerja di cafe atau bar? Setidaknya malam ini kami memiliki tempat menginap. Karena saat pertama datang kami telah menghabiskan banyak ruint hanya untuk membeli makanan. Aku tidak bisa menahan selera makan ku saat melihat makanan enak. Dan aku tidak menyangka dapat terjebak di game ini tanpa adanya persiapan.
"unnie,bagaimana kalau kita ke cafe sebelah sana? Kita bisa menyanyi disana untuk mendapatkan Ruint?" aku menunjuk sebuah Cafe yang terlihat seperti bar itu,dan terletak di sebelah bangunan yang sangat menyilaukan mata dengan lampu bewarna pink dan bertuliskan "PINK TRAINING CENTER"
"Ternyata kau sangat pintar bermain game rose,aku akan memanggilmu master" ucap jisoo dengan wajah polosnya"hahaha unnie, game ini terlihat seperti game bertahan hidup bagiku.. aku tidak mau mati karena tidak punya uang unnie.. dan kuingatkan kepadamu,panggil aku chaeng.. atau rahasia kita akan terbongkar" aku melempar wink ku ke jisoo unnie dan dia merespon dengan berpura pura mati.
Normal POV
Aku dan jennie berencana pergi ke training center lagi hari ini. setelah semua kabar yang begitu mengejutkan dari GM. Kami tidak boleh menyia-nyiakan waktu yang telah disediakan pihak YG kepada para player. Kami berjalan ke lokasi yang tidak jauh dari dorm dengan aku yang menggunakan kaus kuning polos dengan hoodie zipper, topi dan sepatu serba hitam,sedangkan jennie menggunakan kaos hitam kebesaran dengan hotpans yang mengekspos kaki mulusnya Kami berdua hampir sampai ke tempat tujuan kami. Namun sebuah suara merdu yang sedikit kuingat itu terdengar dari sebuah cafe bar yang berada di sebelah training center. Kulihat seorang gadis cantik yang kulihat di pertunjukan ku belum lama ini.
" Kurasa aku lapar jen, kita makan hamburger dulu di cafe ini ya" tanpa persetujuan gadis itu aku langsung menggenggam tangannya dan menariknya bersamaku memasuki cafe bar yang hampir kebanyakan para pria hidung belang. Jennie hanya menurut dengan wajah kaget masih terlihat.
Kami mencari tempat duduk yang tidak jauh dari panggung. Disana terlihat 2 orang gadis cantik sedang menyanyi dengan posisi tubuh duduk diatas sebuah kursi bundar dan yang satunya memainkan sebuah gitar.
"wow.. gadis itu seperti Rose-ku" dengan pandangan takjub aku terus memandangi gadis dengan kaos putih dan rambut dikepang. Tanpa sadar makanan kami tiba dan gadis itu mengakhiri permainan gitar nya. Untuk kedua kali nya,kami melakukan kontak mata,kali ini dia tersenyum kepadaku.
"limario, iler mu sampe netes tuh.. serius amat liatinnya" ujar jennie ketus yang membuatku tersenyum canggung
"Kau cemburu hahh?" aku meraih dagunya dan mendekatkan wajahnya dengan wajahku,gadis itu sontak memundurkan wajahnya dan memasang wajah marahnya
"baiklah,baiklah.. aku minta maaf karena menggodamu. Aku bengong karena aku suka dia" ujarku yang langsung melayang
"maksudku, suaranya" lanjutku agar tidak ada kalimat ambigu disana
"ohh.." jennie dengan cueknya hanya ber oh ria.
Aku melihat gadis tadi dan gadis berkacamata itu turun dari panggung dan menghampiri pemilik cafe untuk meminta bayaran mereka. Tapi dengan tidak sopan pemilik kafe itu merangkul gadis berkepang itu dan temannya berusaha menolongnya,namun gagal. Gadis itu merasa tidak nyaman dengan perlakuan pemilik cafe itu. Aku yang geram, segera bangun dari tempat ku duduk dan melayangkan tinju ku ke wajah pria berotot itu.
DUUUAGGGH..
Darah mengucur dari hidungnya,membuat sang pemilik wajah marah. Pria itu mengambil sebuah botol dan berusaha memukulkan ke kepalaku. Sontak aku menahannya dengan kepalan tanganku dan membuat botol itu pecah mengenai tanganku dan membuatnya berdarah. Kedua gadis tadi terlihat shock, dan bebrapa pengunjung wanita berteriak. Petugas keamanan yang merupakan NPC di dalam game ini pun datang dan menciduk kami berdua. Kami berdua mendapat pinalti karena membuat kekacauan dalam game dan di beri hukuman denda dan potongan kenaikan EXP sebanyak 10% selama 3 hari.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual Idols
Science FictionBagaimana jika keserakahan membawa petaka? jisoo dan rose terjebak di dalam sebuah game vr simulasi dunia para idol dibuat. dan penciptanya juga ikut dikurung ke dalam game buatan nya, tubuh nya terjebak di dunia nyata sedangkan pikiran berada dalam...