"kau tidak apa-apa?" tanya gadis yang seperti rose ku itu dengan wajah khawatirnya dan menghaampiriku yang sedang duduk di sebuah bangku taman didepan kantor polisi. Dia langsung menekan luka ditanganku dengan potongan kaus putih yang ia kenakan dan mengangkat tanganku hingga sebatas kepalaku dan terus menggenggamnya. Aku hanya menatapnya lembut, dia sangat perhatian. Sedangkan gadis berkacamata itu berusaha menutupi perut rata gadis berkepang itu yang kini terlihat karena tadi disobek pemiliknya.
"apa kau rose dari blackpink?" tiba tiba pertanyaan itu terlontar dari mulutku
"m-mana mungkin idol terkenal seperti rose blackpink bermain game seperti itu? Aku rasa ia sibuk" sambar seorang gadis berkacamata yang sedari tadi menutupi perut temannya dengan kedua tangannya itu. Sedangkan si pemilik perut hanya terdiam bingung.
"dan kau sangat mirip dengan jisoo" ujar ku menyelidik
"banyak yang menyebutku begitu, aku bahkan sangat kerepotan karena wajahku yang begitu mirip dengan si menawan jisoo itu" gadis berkacamata itu terlihat meyakinkan dengan pernyataan nya yang seolah menyanjung jisoo blackpink itu.
"ahahahaa kalian benar sekali, mana ada seorang idol memainkan permainan ini. kurasa mereka tidak cukup waktu luang untuk ini" aku tertawa seperti orang bodoh yang berhasil ditipu dua orang gadis ini.
Tak lama kami berbincang,jennie menghampiriku dengan membawa peralatan P3K dan langsung merebut tangan ku yang sedari tadi dipegang gadis berkepang itu. Membersihkan lukanya dan membalutnya dengan perban.
"jen,are you okay?" kulihat bekas air mata dipipinya
"diamlah limario, tangan mu sedang terluka" dia menyelesaikannya dengan menempelkan plester imut bewarna pink. Aku langsung mengalihkan perhatianku ke 2 gadis itu lagi.
"jadi kalau kalian bukan blackpink, nama kalian?"
"aku Chaeng, dan dia unnie ku.. jichu" jawab gadis berkepang itu dan disusul lambaian tangan disusul tangan yang membentuk love oleh gadis berkacamata itu.
"aku limario, dan ini jennie.. my roomate" ujarku memperkenalkan gadis yang sedari tadi hanya cemberut.
"jennie.." jennie kembali memasang wajah dinginnya
"kau sexy jen" kata jisoo unnie dengan tatapan oppa nya
"ada apa dengan tatapan itu? Kau seperti akan menerkamku" jennie bergidik ngeri melihat ekspresi wajah jichu
"hahahah aku bercanda jen, aku hanya ingin membuat mu tertawa. Habisnya kau sangat dingin" ujar jichu mencairkan suasana. Kami pun tertawa mendengar tingkahnya yang begitu lucu
"jadi,apa kalian pemain baru? Kalian seperti nya mudah dipermainkan"
"apa maksudmu dipermainkan? Tapi kau ada benarnya limario,aku belum begitu mengenal game ini. dan kami masuk ke sini tanpa tahu peraturan dalam game ini. gadis di sebelahku pun berulah dengan menghabiskan hampir semua uang kami." Chaeng bercerita sambil menunjuk ke arah jichu yang masih menjahili jennie.
"yaaa.. kau juga menghabiskannya dengan membeli banyak makanan chaeng" tidak terima dituduh sendirian, jichu membela dirinya.
"lalu kenapa kalian malah bermain di cafe bar tempat para pria mabuk itu?"
"kami butuh uang untuk tempat tinggal,kami terjebak disini. Pada awalnya aku dan jichu unnie hanya ingin menonton audisi YG saja, tapi kami malah terjebak dan di permainkan pemilik kafe." Aku tidak terlalu memperhatikan apa yang di bicarakan gadis ini,melainkan perut ratanya yg masih sangat terekspos itu. Tanpa sadar kubuka jaket hitam yang semula kukenakan dan memakaikan nya ke tubuh chaeng hingga perutnya tertutup
"kau akan menggoda banyak pria dengan perutmu yang terekspos itu chaeng" aku menjelaskan karena melihat ekspresi bingung chaeng saat aku tiba tiba memberikan jaketku kepadanya.
"karena aku tidak tega melihat 2 orang wanita cantik menggelandang di paula,aku akan meminjamkan kalian ruint untuk bisa menyewa dorm. Kurasa kita harus satu dorm,agar kalian bisa kupastikan tidak kabur dan membayar lunas hutang kalian" ujarku dengan smirk ku
"Awww...limario, kau seperti renternir" canda jichu dengan menunjukkan wajah lucunya
"hei jichu, hentikan membuat wajah yang membuat ku gemas. Atau aku akan memakanmu" ucapku sambil menunjukkan 2 cakarku dan menirukan singa yang mengaum,jichu bergidik dan sembunyi dibalik tubuh chaeng
"baiklah, kami setuju.. tapi kau harus megajari kami tentang game ini,oke? Sebagai gantinya,kami akan ikut mengamen bersamamu" tawar chaeng
"Deal" aku meraih tangannya dan bersalaman tanda menyetujui kesepakatan kami.
Jennie pun menarik ku menjauh dari kedua gadis yang hanya melihat kami bingung.
"Apa kau yakin mereka akan satu dorm dengan kita limario? Bukannya kamar sebelah ada Momo dan Sana?" jennie menambahkan
"Kalau begitu kita tidur ber4 malam ini,dan besok baru mencari jalan keluarnya.. aku lelah jen" hanya cara itu yang terfikir olehku,dan sekarang sudah sangat malam untuk mencari tempat tinggal baru.
"yang benar saja? Ranjang kita double bed,apa tidak terlalu sesak jika harus ber empat dalam satu ranjang? Dan mereka tidak tahu kalau kau wanita kan? Bagaimana mungkin mereka setuju?" jennie menolak saran ku,dan kedua gadis 'penumpang' itu hanya diam memperhatikan kami
"ayolah jenn,hanya semalam..dan masalah aku seorang wanita tinggal beritahu saja yang sebenarnya dengan begini kita berempat jadi semakin dekat.. please" aku mengeluarkan aegyo ku sambil memeluk jennie dari belakang dan wajahku menempel di bahunya
"kau mulai menggodaku lagi, baiklah hanya semalam.. tapi aku mau tidur disebelah mu"
"deal" aku melepaskan pelukanku dan mengecup pipi jennie.
.
.
TBC
Jichu timeee...
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual Idols
Science FictionBagaimana jika keserakahan membawa petaka? jisoo dan rose terjebak di dalam sebuah game vr simulasi dunia para idol dibuat. dan penciptanya juga ikut dikurung ke dalam game buatan nya, tubuh nya terjebak di dunia nyata sedangkan pikiran berada dalam...