2 jam sebelum Audisi dimulai
Para pemain yang masih bertahan terlihat telah berkumpul di sebuah gedung pencakar langit yang hampir menembus awan yang berada di kota Sandest. Kami semua hanya memiliki 1 tujuan. Bergabung dengan YG entertainment. Dari total player yang lebih dari 15ribu orang kini hanya tersisa sekitar 1000 player. Aku dan jennie berdiri diantara kerumunan player yang menginginkan posisi yang sama dengan kami.
"Kau gugup jen?" aku meraih tangan jennie dan menggenggamnya
"entahlah lim, terasa mendebarkan bagiku.."
"Hahahaha kau tidak seperti biasa nya jen, mana jennie yang percaya diri? Kau sangat membanggakan dirimu dan sekarang gugup? Yang benar saja" tangan ku satunya mengacak rambut jennie
"Aku gugup karnamu bodohh" batin jennie
"a-aku takut kalau tidak lolos dan berpisah dengan mu lim" jennie memanyunkan bibirnya membuatnya tampak begitu imut. Aku memutar tubuhku dan kini berada tepat dihadapannya. Memegang bahunya dengan kedua tanganku dan menatapnya
"percayalah jennn.. kau akan selalu bersama ku,aku yakin kau bisa lolos, kau satu-satunya orang yang pantas berada di Blackpink" ujarku meyakinkan nya dan disusul dengan senyuman simpul oleh jennie.
"terima kasih telah membuat rasa percaya diri ku kembali limario. Oh ya, ada sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu. Tapi kurasa aku akan memberitahukannya saat kita lolos audisi."
"apa itu? Ayolah jennn, kenapa tidak kau beritahu sekarang huh? Jangan membuatku penasaran" rengek ku kepada jennie.
"tidak m-a-u, kurasa aku harus menyimpan yang satu ini pada saat yang tepat. Oleh karena itu aku akan berjuang keras agar bisa lolos dan mengatakannya. Kau percaya padaku kan?" jennie menyentuh dahiku dengan menggunakan jari telunjuknya sambil mengeluarkan wink dan gummy smile nya kemudian berjalan menjauh dari kerumunan.
Shit.. kenapa jennie begitu manis, tidak boleh.. jika aku menyukai nya bagaimana dengan rose, perasaan ku kepada jennie pasti hanya kagum.. ya kagum? Siapa yang akan tahan dengan pesonanya? Benar aku tidak memiliki perasaan terhadapnya kan? Kuharap begitu
"kau berani menolak permintaan ku jen? Awas saja kau ya" aku berlari mendekati nya dan menggelitikinya hingga jennie terpingkal pingkal
"ahahahaha hen- hentikan lim hahahaha kau membuat ku geli,sungguh.. kumohon hahaha hentikan"jennie kegelian seraya memberontak sehingga sikunya mengenai sudut bibirku dan sontak aku menghentikan seranganku.
"awww.." desisku mengecek sudut bibirku yang ternyata mengeluarkan darah.
"kau berdarah lim" dengan wajahnya yang panik ia langsung membersihkan darah dari bibirku dengan sesuatu yang lembut dan basah.
Bibirnya? What? Jennie membersihkan luka ku dengan bibirnya? Ia menghisap dan menjilat darah yang keluar dari bibirku. Aku hanya mematung merasakan perlakuan yang di berikan jennie terhadapku. Tanpa sadar aku memejamkan mataku dan menarik wajahnya untuk membalas ciumannya. Jennie sedikit tersentak, namun dia kemudian melanjutkan apa yang sudah ia mulai sebelumnya. Manis, bibirnya sangat manis, namun sedikit rasa darah bercampur dalam permainan kami. Aku mencoba memperdalam ciuman kami dengan mencoba memasukkan lidah ku kedalam mulutnya. Lidah kami beradu dengan saliva yang telah bercampur menjadi satu. Kutarik pinggang nya, kuangkat tubuh ringan nya sehingga sekarang ia telah berada di dalam gendongan ku. ciuman kami semakin memanas. Tak ku hiraukan lagi posisi aku dan jennie yang masih berada tak begitu jauh dari kerumunan. Ciuman nya begitu memabukkan. Tidak!? Aku hampir lupa, audisinya? Kulepas ciuman panas kami yang telah berlangsung selama hampir 30 menit itu. Ku peluk tubuh jennie dan membisikkan sesuatu. Jennie hanya tersenyum dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual Idols
Science FictionBagaimana jika keserakahan membawa petaka? jisoo dan rose terjebak di dalam sebuah game vr simulasi dunia para idol dibuat. dan penciptanya juga ikut dikurung ke dalam game buatan nya, tubuh nya terjebak di dunia nyata sedangkan pikiran berada dalam...