"4"

6.5K 247 7
                                    





Dhuha pov

Di perjalanan hati ku mulai tidak tenang tidak fokus menyetir mobil,setiba di rumah sakit aku langsung menanyakan ke resepsionis apa alma ada di sini apa tidak dan alhamdulillah ternyata alma ada di sini aku berburu buru menyusuri koridor mencari dimana ruangan bersalin,tak sengaja melihat nisya yang sedang duduk

"Dek dimana umi,abi dan alma?"

"Kak alma ada di dalem kalau umi sama abi lagi ngobrol sama dokter yang menangani kak alma."astagfirullah ada apa kenapa hatiku tidak tenang sedari tadi ku buka pintu ruangan yang menampakan alma sedang berbaring sesekali aku mendengar suara ringisan yang lirih tapi bisa terdengar yang membuatku khwatir,ku genggam tangan nya dia membuka mata dan tersenyum.
Masih bisa tersenyum di saat ke adaan genting seperti ini.

"Maaf."entah kenapa kata itu meluncur dari mulutku

"Kenapa?"dia memandangku dengan senyum manis nya

"Maaf karena pasti ini kesalahanku yang membuat kamu sepeti ini."dia meremas tangan ku cukup kuat"kenapa?"sungguh aku sangat khawatir

"Gapapa ini udah jalan nya,jadi aku di operasi dong hehe..."ya allah dia masih bisa bercanda di saat aku ingin menangis melihat dia yang kesakitan seperti ini

"Iya aku akan selalu menemani mu."
Ku cium kening nya dan beralih ke perut buncit nya yang sebentar lagi akan kembali seperti semula,membayang kan perut mulus alma di sayat sayat oleh pisau bedah.

Cek...

Pintu ruangan terbuka umi,abi dan juga dokter masuk menghampiri aku dan alma.

"Operasi sesar jalan yang paling terbaik mas,udah abi selesai kan urusan administrasi nya tinggal pihak dokter yang mengambil tindakan."abi sepertinya marah terdengar dari nada bicara yang datar dan dingin

Aku hanya mengangguk,kemudian menatap alma melihat wajah alma yang mulai pucat ya allah berilah kelancaran.

"Oke apa suami nya ingin ikut mendampingi di dalam selama proses Opera?"tanpa pikir panjang aku meng iya kan

"Ya dok saya ikut menemani."dok terhanya mengangguk kemudian memerintah beberapa suster untuk membatu mengganti pakaian alma.

Abi dan umi menunggu di luar,suster mulai memasuki ruang operasi aku di pakaikan baju yang steril yang sudah di sediakan di RS.Alma masih dalam adaan sadar karena alma hanya di bius lokal saja itu atas ke ingin nan alma sendiri,ku genggam tangan nya untuk meredakan rasa khawatir tapi tak bisa ku pungkiri bahwa aku pun khawatir dokter menyarankan aku agar mengajak ngombrol,aku pun mulai mengobrol membahas tentang anak kita yang sebentar lagi akan keluar dan menghirup udara dunia.Setelah tim dokter selesai mempersiapakan semua peralatan salah satu dokter menatapku memberi persetujuan bahwa operasi akan segera di lakukan,ku anggukan sebagai jawaban persetujuan.

Beberapa dokter mulai membaca doa untuk kelancaran operasi,kemudian salah satu dia antara dokter yang lain mulai menyuntikan obat bius dia area tertentu.

"Tenang bee aku ada di sini."dia hanya mengangguk dan tersenyum kearah ku

Ku ajak mengobrol untuk menghilangkan rasa cemas alma tapi sesekali aku melihat dokter yang sedang mensayat bagian perut alma,entah lah bagaimana perut alma setelah ini ku lihat tim dokter mulai memecahkan kantung yang menyelimuti bayi ku.

"Lama ya kak?"alma mulai bosan kali ya hampir setengah jam ada di dalam ruangan operasi tapi belum terdengar suara tangis bayi

Ku elus kepalanya yang tertutup dengan hijab nya"sabar ya sebentar lagi,kita berdoa semoga bayi nya sehat ya ga kurang satu apa pun meski lahirnya prematur."ku ku kecup kening nya.

Dipenghujung WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang