>> long time no see , haha. Njut langsung baca, silahkan. Awas mata lelah krn chapternya panjang <<
●●
●
○
○
Mata Seulgi basah. Tapi dia sudah tak menangis. Sepanjang perjalanan ke Pack, dia tak bisa tenang. Pikirannya melayang untuk mencari tau keberadaan sang ayah. Tidak, tidak hanya ayah. Tapi Taeyeon juga. Bibi atau ibu dari Yerim juga sudah menginjakkan kaki di Jeju. Itu artinya, Heechul dipastikan ikut berada di Jeju. Karena, paman dan bibi-nya itu adalah kakak adik yang seperti perangko dengan amplop. Menempel satu sama lain.
Tak ingin membuat anggota keluarganya khawatir dengan keadaan Seulgi, Jimin langsung membawa wanitanya ke kamar. Dia mendudukkan Seulgi di tempat tidur mereka. Seulgi masih setengah melamun dengan buku diary dalam dekapannya.
“Kau mau minum? Ini pasti berat untukmu,” ucap Jimin. Hatinya merasa gelisah, Jack-pun sudah berkali-kali berteriak dalam pikirannya. Keduanya merasakan keresahan separuh jiwa mereka.
Seulgi mengangguk lemah membuat Jimin segera bergegas menuju meja yang dikelilingi sofa. Disana sudah disediakan air putih beserta gelas diatas nampan. Jimin menuang air putih kedalam gelas hingga penuh. Pikirannya sedikit kacau antara curiga dengan rumah calon mertuanya dan keresahan Seulgi. Sial, baru kali ini dia dilanda rasa gundah yang begitu dahsyat. Memang, inilah resiko karena mereka telah terikat satu sama lain. Bukan keterikatan mereka yang membuat Jimin benci. Tapi, hal yang membuat pujaan hatinya resah itulah yang Jimin benci. Jimin meletakkan teko kaca lalu berbalik menghampiri Seulgi.
Jimin duduk di tepi tempat tidur dan menyodorkan gelas ditangannya kepada Seulgi. “Sudahlah, sayang… Jangan resah seperti ini. Aku akan mencari appa-mu. Tapi kau jangan sedih seperti ini.”
Seulgi meminum habis air yang dibawakan Jimin. “Aku takut terjadi sesuatu dengan appa, Jim. Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya."
Jimin mengangguk lalu menarik Seulgi kedalam pelukannya. “Ssst! Aku akan berusaha mencari tau keberadaannya dan setelah ayahmu kembali, aku berjanji akan melamarmu dihadapannya.”
Seulgi mengangguk dalam pelukan Jimin. “Tapi tolong temukan appa untukku segera, Jim..," ujar Seulgi melepas pelukannya dan menatap kedalam manik mata teduh milik Jimin.
"Pasti, aku akan menemukannya. Tapi berjanjilah untuk tidak resah seperti ini. Sungguh, kau membuat fokusku terbagi jika resah seperti ini, Sayang.”
Keduanya saling menatap selama beberapa saat. Hingga akhirnya senyum yang tulus terukir diwajah cantik Seulgi.
Cup
Jimin terkejut. Seulgi mengecup bibirnya. “Aku janji. Aku percaya padamu,” Seulgi mengakhiri kalimatnya dengan senyum lebar hingga giginya terlihat.
Jimin juga tersenyum. Jimin tergerak semakin mempersempit jarak keduanya. Jantung Seulgi berdegub begitu kencang. Apakah mereka akan melakukannya lagi? Entahlah, Seulgi tak tau. Baru saja bibir keduanya akan menempel, Jimin menghentikan aksinya. Matanya terpejam seperti menahan sesuatu.
“Bisakah kau berhenti bermesraan? Noona-mu akan menikah, dan kau tak membantu persiapannya sedikitpun? Turun sekarang, Park Jimin karena waktu kita semakin sempit. Kalau kau tak turun, akan aku bakar kamarmu supaya tak ada tempat untuk bermesraan lagi,” suara Seokjin menggema dalam pikiran Jimin. Jimin mendudukkan dirinya kembali.
“Sial…,” desis Jimin.
“Kau mengumpatiku? Aku belum memutuskan mindlink!,” Jimin menepuk jidatnya. Sungguh, dia sangat tak ingin hyung-nya yang satu itu mengoceh sepanjang waktu jika perintahnya tak dituruti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Mate √
FanfictionKim Yerim sudah yakin betul bahwa ia hanyalah seorang gadis biasa tetapi mengapa ibunya selalu bersikeras membawanya pergi seolah dia adalah sebuah ancaman besar bagi orang lain.. Hingga suatu hari... Kehidupan Yerim berubah drastis ketika dirinya...