Saat sampai rumah Vidya, Alfa menggendong Vidya sampai kamarnya. Kemudian ia kembali kebawah bertemu dengan Vina.
"Tante, saya pamit pulang" ucapnya sopan.
"Pulangnya bagaimana Alfa? Rumahmu lumayan jauh, bawa motor Vidya saja ya?" Vina menawarkan.
"Tidak merepotkan tante?" tanya Alfa.
"Tidak sama sekali, kamu kaya sama siapa saja" Vina terkekeh.
"Baiklah tante, terimakasih sebelumnya besok pagi Alfa kesini untuk berangkat bersama Vidya".
"Baik Alfa, kunci motornya ada diatas meja dekat televisi".
"Alfa pamit tante, Asalamualaikum" pamitnya sambil mencium punggung tangan Vina.
"Walaikumsalam".
🌛🌛🌛
Setelah beberapa jam, Vina pergi ke kar Vidya untuk membangunkannya karena belum sempat makan. Sampai dikamar, ternyata Vidya belum bangun dan Vina segera menepuk pipinya untuk membangunkan. Namun, pipinya terasa agak panas.
Vina pun segera mengambil air kompresan untuk menurunkan panas Vidya. Vina juga membawakan bubur agar Vidya makan.
"Vid makan dulu ya" Ucap Vina lembut.
Vidya terbangun dan mencoba duduk. Namun, kembali tertidur karena merasa pusing.
Dengan dibantu Vina, Vidya kemudian agak di duduk kan karena akan makan. Setelah beberapa suap, Vidya merasa kenyang.
"Sudah ma"
"Minum obat dulu ya? Mau ke dokter nanti sama papa?" tanya Vina cemas.
"Tidak ma"
"Yasudah istirahat lagi ya, jangan lupa beritahu Alfa" Vina kemudian mengecup kening Vidya sambil membantu nya untuk kembali berbaring.
Vidya kemudian membuka Line dan mengetik pesan untuk Alfa.
Vidya_Ryazna
'Al, sakit'Alfadraf_
'Sakit? Yasudah istirahat'Vidya_Ryazna
'Iya'Alfadraf_
'Nanti gue bawain obat, tidur'Vidya pun menyimpan hp dan langsung tertidur.
🌛🌛🌛
Saat terbangun ternyata sudah pagi. Vina datang membawakan bubur.
"Makan lagi ya Vid"
Vidya hanya mengangguk lemah, setelahnya ia meminum obat yang tadi dibawakan Alfa.
"Kata Alfa nanti dia kesini, sekarang sekolah dulu" ucap Vina.
Vidya pun mengangguk.
🌛🌛🌛
Saat agak sore, Alfa datang dengan Mahar menggunakan pakaian futsal. Sebelum tanding ia menyempatkan diri untuk menjenguk Vidya.
"Udah baikan Vid?" tanya Alfa khawatir.
"Its ok" balasnya.
"Cepet sembuh Vid" ucap Mahar.
"Thanks" balasnya lirih.
"Tanding?" tanyanya lagi.
"Iya, kayak biasanya" balas Alfa.
"Ikut"
"Hah? Gabisa lo sakit Vid" tolak Alfa.
"Gue.ikut.Al.Har" Vidya menekankan tiap kata.
Alfa menghembuskan nafas kasar, sulit menolak permintaan Vidya. Lalu ia mengangguk. Vidya langsung bangkir dan mengganti baju dikamar mandi.
Vidya memakai celana olahraga dengan kaos lengan pendek. Simple namun menarik. Alfa menyodorkan jaketnya dan dipakai Vidya. Mereka segera berangkat ke lapangan tempat Alfa dan Mahar tanding.
Setelah disana, Vidya duduk di tribun. Dia sebenarnya masih lemas, namun memaksakan diri. Kebetulan disana ada Mahesa. Vidya mati-matian menahan kepalanya agar tidak menunduk dan terantuk pembatas tribun, itu akan berakibat buruk pada luka di dahinya.
Tiba-tiba Mahesa menarik kepala Vidya agar bersandar di bahunya. Vidya sempat terkejut namun tetap menyenderkan kepala sambil bergumam "thanks".
"Sama-sama, lagian juga masih sakit sosoan banget kuat nonton" ucap Mahesa geram sambil menyentil jidat Vidya, dan mengenai lukanya.
Vidya meringis namun ia tahan, "hm" hanya itu yang ia ucapkan.
🌛🌛🌛
KAMU SEDANG MEMBACA
HE
Teen FictionKupersembahkan luka yang membuat rasa. Dia, seseorang yang tidak pernah kuduga sebelumnya. Yang menggoreskan luka bukan dihati, namun didahi. Namun, apapun yang dinamakan luka pasti akan membekas. Sama seperti rasa yang tumbuh kepadamu. Kau menguba...