--Memang duniaku hanya seputar bola dan kamu. Bola untuk menyalurkan bakat ku, sedangkan kamu untuk menyalurkan rasa ku--
Unknown
Alfa pun akhirnya membalas pesan Vidya. Namun, hanya diabaikan. Dia berniat membujuk Vidya agar ikut menonton. Setelah sekian lama tidak dibalas, ia berniat memaksanya dengan menjemput ke rumahnya.
"Asalamualaikum tante om, anak cowonya dateng nihh" ucap Alfa sambil nyelonong masuk.
"Walaikumsalam, eh Al ngapain?" tanya Vina.
"Mau ngajak Vidya main futsal tante, eh nonton wkwk" canda Alfa.
"Vidya? Dia baru aja berangkat Al"
"Hah? Kemana tan? Sama siapa?"
"Gatau tuh dia ga bilang, sama cowo ganteng banget Al"
"Ehm Asalamualaikum tante, Alfa pamit berangkat aja dah" pamitnya buru-buru.
"Walaikumsalam salam, dasar mau aja di bohongin" Vina lantas terkekeh.
🔥🔥🔥
"Anjir ini orang kemana si?" batin Alfa sambil terus menelpon Vidya.
Setelah berusaha keras, dia mengacak rambut frustasi. "Udahlah, gue tanding aja dulu. Sori Vid, prioritas dulu ya. Kalo lo ada, prioritasnya ganti deh" ucap nya berbicara sendiri.
'Gejala-gejala orgil Al"
Sampai di tempat pertandingan, Alfa sudah ditunggu semuanya. Ia mulai pemanasan dan pertandingan dimulai. Seperti biasa ia bermain lihai berkolab dengan Mahar. Memang bagai senyawa kimia, berbeda namun tetap bersama.
Mereka berhasil membanggakan nama sekolah lagi, lagi dan lagi. Menang? Sudah biasa bagi mereka, namun mereka tidak mudah merasa hebat. Mereka rendah diri dan tetap latihan agar skill meningkat.
"Har lo liat Vidya ga sih? Gue cape nyari dia ga ketemu-temu" ujar Alfa lesu sambil mengelap keringat dengan punggung tangannya.
Mahar tertawa sambil memberi kode lewat tatapan mata kepada seseorang. Alfa menyerngit dan melihat ke belakang.
'Plak, pluk, byar, preett, byurr'
"Happy birthday, happy birthday, happy birthday Alfaaaaa" teriak seluruh orang yang ada di tribun, yang kebanyakan didominasi oleh suporter sekolahnya.
Vidya ada didepannya sambil memegang kue. Alfa telah penuh dengan telur, terigu, air, kopi bahkan susu melon Milik Vidya. Dia pun meringis jijik.
"Do you miss me Al?" goda Vidya
"Bagus ya, dicariin malah diem-diem bae" sungut Alfa sebal sambil berniat menjewer Vidya.
BRUK
Alfa sontak memeluk Vidya, kue yang dipegang Vidya otomatis terjatuh namun sempat diselamatkan Abi.
"Rejeki anak soleh" ucapnya. Otomatis seluruh orang di tribun tertawa dan mengabadikan moment itu.
"Bagus ya, bilang ke mama pergi sama cowo ganteng. Padahal cuma Mahar doang, gantengan gue kalii" sungut Alfa.
"Sirik aja lu Al" balas Mahar.
"Diem lo moa"
Vidya pun terkekeh, "btw, ini engap loh bau lagi" ucap Vidya.
"Hehe lupa, abisnya bikin nyaman" balas Alfa nyengir kuda.
"Yee modus lo" teriak semuanya dan kembali menimpuk Alfa dengan segala barang yang tersisa, terutama Alleta dia paling semangat menimpuk Alfa, mungkin sebagai ajang balas dendam.
HAHAHAHA
🔥🔥🔥
Setelah mengucapkan terima kasih, Alfa dan Vidya berniat pulang. Namun, Alfa memaksa Vidya untuk makan terlebih dahulu.
Vidya jelas menolak. Apakah mereka akan makan dengan keadaan badan yang berbau telur dan terigu?
Yang ada sebelum mereka makan sudah diusir terlebih dahulu. Aneh emang si Alfa.
Akhirnya Vidya menyarankan Alfa untuk delivery saja. Kalau tidak, masak mie instan atau telur mata sapi juga jadi. Dan Alfa mendengus sebal.
Setelah mengantarkan Vidya dengan selamat. Alfa ikut turun keluar mobil.
"Ngapain?" tanya Vidya to the point.
"Thanks Vid, gue terharu" ucap Alfa sambil memeluk Vidya.
Karena orangtuanya saja hanya mengucapkan selamat, tidak sampai membuat kejutan seperti yang Vidya lakukan.
Bahagia? Tentu. Bagaimana rasanya merayakan ulang tahun dengan orang se-tribun? Amazing for Alfa.
Vidya membalas pelukan Alfa, "Everything Al, for u smile"
Alfa melepaskan pelukan, "udah ah jadi syedih dede"
"Mulaii" Vidya memutar bola mata malas.
"Yaudah gue pamit ya, salam ke mama"
"Sip"
🔥🔥🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
HE
Teen FictionKupersembahkan luka yang membuat rasa. Dia, seseorang yang tidak pernah kuduga sebelumnya. Yang menggoreskan luka bukan dihati, namun didahi. Namun, apapun yang dinamakan luka pasti akan membekas. Sama seperti rasa yang tumbuh kepadamu. Kau menguba...