8

55 7 0
                                    

Vidya menoleh dan menaikkan alisnya, kakak kelas yang Vidya lihat badge namanya "Sinta pepy" itupun mulai mendekat dan tersenyum yang malah terlihat menyeramkan?

Plakkkk......
Sinta tiba-tiba menampar Vidya dan mendorongnya hingga ke sudut tembok. Keadaan sekolah yang masih sepi memudahkan Sinta agar tidak diganggu orang lain. Vidya yang ditampar seperti itu hanya meringis dan memandangi Sinta dengan mata tajam nya.

'Pergi.dan.jauhin.Mahesa.bit*h'  ucap Sinta dengan menekankan kata per kata. Kemudian tangannya beralih untuk menjambak rambut Vidya. Tiba-tiba.....

'Cekrek'
"Stop Sinta" ucap seseorang dengan dingin dan dapat membuat Sinta refleks menjauhkan tangannya dari Vidya.

"Ehmm, Ma... Mahesa hehe selamat pagi, kamu lapar ya? Aku bawain makanan kesukaan kamu loh" ucap Sinta yang tangannya bergelayut manja ke Mahesa.

"Lepasin, orang kaya lo gaperlu sentuh gue" ucap Mahesa sinis.

"Gamau, lo kan pacar gue sedangka......"

"Dulu sebelum gue sadar bahwa gue bodoh pernah pacaran sama bibit pysco kaya lo" ucapnya memotong pembicaraan Sinta dan membuatnya bungkam.

"Asal lo tahu, tindakan lo tadi udah terekam jelas di CCTV sekolah dan di Hp Mahar, siap-siap aja lo dipanggil BK" ucap Mahesa lagi kemudian melangkahkan kaki menjauhi Sinta.

"Lo emang perusak Vid" batin Sinta lirih.

🎈🎈🎈🎈🎈

Disisi lain, saat Mahesa sedang mengalihkan perhatian Sinta. Mahar menarik Vidya yang terlihat hanya terdiam mematung. Mahar membawanya untuk pergi jauh dari sana dan mengantarkan ke kelas Vidya.

Saat sampai Mahar melihat Vidya yang sepertinya akan menangis.

"Vid?" tanya Mahar memastikan.

Vidya menoleh dan segera memeluk Mahar dengan bahu yang bergetar karena menangis. Sungguh demi apapun, jika Sinta itu lelaki. Mahar jamin, Alfa akan menghabisinya saat dia diberi tahu kejadian tadi. Tangan Mahar pun terangkat untuk membalas pelukan Vidya dan memenangkannya.

Ketika Alleta datang dia terheran melihat Vidya yang sedang memeluk Mahar. Dan perkiraan Alleta, Vidya menangis? Alleta pun menghampiri Vidya yang membelakanginya.

Dia bertanya kepada Mahar dengan mulut tanpa suara. Mahar hanya menunjukkan sebuah vidio dan menyuruhnya agar dikirimkan kepada Alfa. Alleta mengerti dan segera mengirimnya.

Setelah agak lama, Vidya sudah mulai tenang.

"Gue ke kelas dulu Vid, Let" pamit Mahar.

"Thanks Har" ucap Vidya lirih.

"Sama-sama".

🎈🎈🎈🎈🎈

Mahar baru saja pergi ke kelasnya. Tiba-tiba Alfa datang dengan tergesa-gesa. Dia menatap Vidya yang menunduk, Alfa menaikkan dagu Vidya agar menatapnya.

"Lo gapapa?" tanyanya tegas namun dari matanya terlihat sekali dia menahan emosi. Vidya hanya menggelengkan kepalanya lemah.

Tidak ada orang yang biasa-biasa saja setelah ditampar tanpa rasa bersalah dan tertekan oleh batin yang tidak dapat membalas perbuatan tersebut, dikarenakan sikap dinginnya. Tidak ada yang biasa saja setelah dikatai dengan sebutan kejam. Intinya Vidya sedang tidak baik-baik saja.

Alfa pun segera memeluk Vidya erat seolah enggan melepaskan. Seolah jika sedikit saja terlepas, maka Vidya terluka dan ia kecewa. Pelukannya menyiratkan bahwa ia sangat menjaga dan menyanyangi Vidya, menyiratkan betapa khawatirnya dia. Alfa tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan Vidya bila tadi tidak ada Mahar? Memang Mahesa dengan segala kekejaman mantannya.

🎈🎈🎈🎈🎈

HETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang