Setelah Alfa dan Vidya mengambil seragam, mereka segera pergi ke RS. Disana masih terdapat Abi dan Alleta.
Mahar sudah bangun, mungkin sedang membalas chat, karena dia sedang memegang ponsel.
"Makasih Abi, Leta udah jagain Mahar" ucap Alfa. Abi dan Alleta menyerngit jijik.
"Harusnya gue Al yang bilang" ucap Vidya.
Alfa pun cengengesan.
"Sana pulang" usir Alfa.
"Kampret lo tai" sungut Abi.
"Yaudah kita pulang ya Al, Vid, Har. Gws Har" pamit Alleta.
"Yoi bro, makasih" ucap Mahar yang mengalihkan sebentar perhatian dari HP.
"Makan Har" ucap Vidya sambil menyendokan makanan ke depan mulut Mahar.
Mahar pun mulai makan, dengan sabar Vidya menyuapinya. Mahar tersenyum dan mengacak rambut Vidya gemas.
Alfa sudah tepar di sofa, dia tidur terlentang dengan tangan yang direntangkan.
"Kebo dasar" cibir Vidya yang kemudian membuka selimut untuk menutupi tubuh Alfa.
Tangannya pun dilipat agar tidak terlentang, dia mengangkat sedikit kepala Alfa untuk menyelipkan bantal. Sentuhan terakhir Vidya mengelus rambut Alfa, "Selamat tidur".
Mahar juga sudah memposisikan diri untuk tidur. Setelah meminum obat dia mulai memejamkan mata.
Vidya menarik selimut hingga menutupi badan Mahar sampai dada. Dia duduk disamping brankar dan tangannya menggenggam tangan Mahar. Kepala Vidya berbaring di pinggir brankar.
"Selamat malam Har" dan Vidya mulai terlelap.
"Selamat malam Vidya" balas Mahar dalam hati sambil tersenyum.
Saat pagi tiba, Vidya membangunkan Alfa untuk bergantian mandi dan bersiap sekolah. Kegiatan Vidya sudah seperti seorang ibu yang mengurus kedua anaknya.
Alfa dan Vidya sempat sarapan, sedangkan Mahar ditemani mamanya. Karena Vidya akan berangkat sekolah.
Vidya dan Alfa bersekolah seperti biasa, Vidya dan Alleta ingin pergi ke kantin bersama dan hanya berdua. Tetapi, Abi dan Alfa bergabung. Mereka memakan bakso seperti biasa dan susu melon.
"Gimana si Mahar? Mendingan?" tanya Abi.
"Ya gitu deh manja banget sama si Vidya" sungut Alfa.
"Lo cemburu? Tuh Vid frienzonan lo" ledek Alleta.
"Bukan gitu, cuma masa Vidya tidur tangannya di pegangin sama Mahar, gue aja kagak" protes Alfa.
"Terus siapa yang naruh bantal, selimut, sama ngebenerin letak tidur lo? Siapa?" tanya Vidya.
"Tuh dengerin dulu" Abi terkekeh.
"Kan Alfa gatau Vid" ucapnya pura-pura.
"Au ah" sebal Vidya.
"Hayoloh Alfa Vidya nya ngambek" kompor Alleta.
"Nanti Alfa beliin susu melon 10 deh, oke?" ucapnya bernegosiasi.
Vidya menggeleng.
"20 deh"
Vidya tetap menggeleng.
"30 sip"
"Janji ya?"
"Janji deh buat Vidya"
"Sip makasih Alfa" ujar Vidya senang.
"Yah gejala" ujar Abi dan Alleta.
Sedangkan di RS, Mahar merengek ingin pulang.
"Maa pengen pulang"
"Mama masih banyak kerjaan Mahar. Jangan aneh-aneh deh, gabisa nganterin pulang tau ga"
"Yaudah deh, pulang sendiri gpp kokk"
"Gimana pulangnya pinterrrr" sebal mamanya.
"Ya naik mobil, ni kuncinya" ujar Mahar sambil mengacungkan kunci.
"Ga sadar diri emang, itu kakinya kan sakit"
"Bisa diusahakan ma, minta kruk satu ma" *kruk adalah alat bantu berbentuk tongkat untuk pasien yang tidak dapat berjalan.
"Yaudah mama ambil, boleh pulang setelah infus habis ya?"
"Siap" Maharpun melakukan penghormatan.
"Anak siapa sii ini?"
"Anak mama suster cantikk" goda Mahar.
"Nih, nanti langsung pulang loh ya awas ajaa"
"Iya yaampun"
KAMU SEDANG MEMBACA
HE
Teen FictionKupersembahkan luka yang membuat rasa. Dia, seseorang yang tidak pernah kuduga sebelumnya. Yang menggoreskan luka bukan dihati, namun didahi. Namun, apapun yang dinamakan luka pasti akan membekas. Sama seperti rasa yang tumbuh kepadamu. Kau menguba...