10

46 4 0
                                    

"Ah great" gumamnya dan langsung lari ke sebuah meja dan bersembunyi di belakang punggung Mahar.

Maharpun menyerngitkan dahi bingung. Dan paham setelah Alfa datang dengan memeragakan tubuh monster. Mahar terkekeh kemudian berusaha menghalangi Alfa agar tidak mendekati Vidya.

Vidya yang merasa dilindungi memeletkan lidah dibelakang punggung Mahar. Itu sontak membuat Alfa semakin gencar mendekati Vidya.

"Powerranger berubah zetwingss" ucap Mahar sambil memeragakan adegan power ranger.

Vidya yang melihatnya pun terkekeh dan sontak membuat Alfa dan Mahar menghentikan Aktivitasnya. Alfa dan Mahar menghampiri Vidya tanpa berkedip. Seolah mereka tidak ingin melewatkan satu detik pun. Kekehan tadi berubah menjadi tawa yang terdengar sangat renyah di telinga Alfa maupun Mahar.

Vidya pun menghentikan aktivitasnya dan memandang keduanya bingung. Tiba-tiba Mahar dan Alfa sontak memeluk Vidya erat. Vidya pun tersenyum tipis dan membalas pelukan. Tipis sekali sampai mungkin tidak ada yang bisa menyimpulkan bahwa Vidya tersenyum.

"Gue seneng Vid, seneng banget" ucap Alfa heboh sedangkan Mahar hanya terkekeh.

"Ketawanya gara-gara Mahar nih ya" goda Alleta.

"Yahh, Alfa ada saingan" kompor Abi.

Alfa dan Mahar melepaskan pelukan dan mengeplak kepala Abi. Sedangkan Vidya sudah hilang entah kemana.

"Lo ngomporin aja tai" ucap Mahar.

"Ahh, Leta Abi atuttt" ucap Abi dengan nada yang di imut-imutkan kepada Alleta. Alleta hanya terkekeh.

"Alay, MashaAllah pengen muntah guee har" ucap Alfa seolah jijik.

"Sama Al" balas Mahar.

"Vid lo ga jiji......k?" tanya Alfa sambil menoleh kesana-kemari mencari Vidya.

"Dia kemana?" ucap keempatnya bersamaan dengan nada panik.

Mereka pun segera berpencar untuk mencari Vidya.

🌹🌹🌹

Disisi lain, Vidya terlihat ditarik oleh Sinta menuju taman belakang. Vidya disudutkan ditembok oleh Sinta. Vidya pun hanya memutar bola mata malas. Entah mengapa ia menjadi lebih berani sekarang.

"Setelah Mahesa, Alfa? Setelah Alfa, Mahar? Murahan sekali mbak, calon bit*h? Oh iya lupa udah senior ya wkwk" ucap Sinta sinis.

Vidya pun bergerak mendorong Sinta untuk kembali ke kantin. Namun, belum sempat 5 langkah ia berjalan, punggungnya merasa ada sebuah balok yang menghantam. Vidya menjerit kemudian terjatuh telungkup di atas tanah.

Sinta yang melihatnya sontak tertawa. Ia senang melihat Vidya menderita, walaupun bau anyir dari darah yang menyeruak keluar dari punggung Vidya semakin terasa. Sinta malah tetap tertawa sambil menendang muka Vidya.

"Lemah" ejeknya.

"VIDYA!!" teriak Mahar terkejut dan frustasi. Ia berhasil menemukannya disini bersama seorang psikopat? Ia sungguh murka. Namun, yang ia pentingkan sekarang hanya keselamatan Vidya.

Mahar menggendong Vidya dan berlari menuju mobil di parkiran, sehingga banyak orang yang melihatnya dan merasa iba. Mahar tidak peduli dengan seragamnya yang pasti akan terkena darah. Sekarang itu hanya keselamatan Vidya, itu saja.

Alfa datang dan terkejut,

"Astagfirullah Vidya, sini sama gue Har" ucap Alfa khawatir sambil berusaha menggendong Vidya.

"Kelamaan Al, sana lo nyetir biar Vidya sama gue" balas Mahar.

Alfa mengangguk dan mengemudikan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia harus cepat sampai ke rumah sakit. Padahal tindakannya bisa saja membuat ia terbaring juga disana. Tapi sekali lagi mereka tidak peduli.

Setelah sampai rumah sakit, mereka langsung membawa Vidya ke UGD. Namun, sampai di depan ruangan, keduanya ditahan.

"Mohon tunggu disini" ucap suster sambil menutup pintu.

Alfa dan Mahar pun menghela nafas lelah. Alfa menjambak rambutnya frustasi, Mahar yang menutup wajahnya lelah.

Mereka lalai lagi untuk yang kedua kalinya.

🌹🌹🌹

HETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang