--Bahagia, ragamu telah pulih. Semoga hatimu juga--
Mahardika R
Pintu ICU terbuka menampilkan Vina, Alfa dan Alleta. Mereka terisak dan berhambur memeluk Vidya. Vina tersenyum haru, Alleta menangis sendu dan Alfa tertawa. Mereka senang Vidyanya telah kembali.
Mereka memeluk Vidya perlahan karena tau bahwa sebenarnya Vidya tidak dapat ditekan punggungnya. Tapi yang terpenting mereka telah menemukan salah satu cahaya yang pernah atau bahkan akan hilang.
'Terus senyum Vid, buat semuanya. Jangan pernah lagi kaya kemarin. Cepet sembuh segalanya. Yang terpenting gue ada disini dan gapernah pengen kemana-mana lagi, bahkan buat dia sekalipun'
Seseorang melihat dari celah jendela dan meninggalkan ruangan tersebut untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.
Setelah beberapa hari, Vidya diperbolehkan pulang. Dia menjalani hari dengan hati yang baru. Sesedih apapun ia akan menyamarkan lewat senyumnya.
Rasa untuk Mahar tentu tidak akan mudah hilang, namun ia akan menyembunyikan semuanya. Mencintai sebening angin, sesepi dini hari. Mendoakan dalam diam dan terus tersenyum, walau dalam diam.
Luka Vidya, menurut perkiraan dokter akan segera sembuh. Vina dan Fadya tidak paham, bukannya luka anaknya parah? Sampai berulang kali ia harus keluar masuk ICU? Tetapi mereka bersyukur, putri kecilnya akan segera pulih.
Kabar yang menyebar mengatakan bahwa Bulan dan Mahar sering tidak bersama. Bahkan ada yang menyimpulkan mereka break. Alfa juga terheran, mengapa Mahar sering sekali berada di RS.
Perkiraannya mungkin ada keluarganya sakit, namun Alfa juga ragu-ragu. Dia juga tidak sering kumpul bersama anak futsal. Entah mengapa.
🔥🔥🔥
"Vidya yuhuuuuu" panggil Alfa sambil masuk ke kelas Vidya.
Yang dipanggil segera melipat tangan di atas meja dan berpura tidur.
"Oh tidur ya? Yaudah deh. Padahal mau ngajak nonton futsal" goda Alfa.
Alfa sangat yakin, Vidya akan tergoda dan merengek dengan lucu hingga Alfa gemas. Namun, perkiraannya salah.
"Yaudah deh pergi aja, Let mau ikut nonton futsal ga? Vidya gamau si nihh" tanya Alfa ke Alleta.
"Vidya gamau nonton? Hahaha gamungkin Al, dia mana tahan" ujar Alleta.
"Liat aja tuh dia, udah bosen kali" gerutu Alfa.
Alleta hanya tertawa.
"Kagak ah Al, maap ya, gue mau main sama Abi wlee, gamau jadi pelakor lo sama Vidya hahaha" ujar Alleta.
"Yang baru jadian mah bedaa ya, kaya TvOne. Vid jadian yukk, biar si curut ga ngejek mulu nih" rengek Alfa sambil menarik tangan Vidya.
Vidya menepis dan berkata,
"Bacot banget deh, sana" usirnya."Gila ibu negara marah, yaudah deh babay pacar sama calon bini" goda Alfa.
"Najis" dengus Vidya.
🔥🔥🔥
Saat pulang sekolah, Vidya berniat menghampiri Alfa. Namun, dia tidak ada di kelas. Kemana moa yang satu itu? Vidya sudah spam di segala akun medsos Alfa namun tidak ada yang dibalasnya.
Akhirnya Vidya mengelilingi sekolah, sampai ia akhirnya melihat anak futsal di aula.
'Kenapa ga kepikiran dari tadi?' batin Vidya.
Ia mendengarkan arahan pelatih yang menjelaskan bagaimana tata cara serta strategi untuk mereka bertanding sore nanti. Vidya pun diam-diam mendengar lokasi tempat pertandingan tersebut dilaksanakan.
Untung saja Alfa tidak menyadari kehadiran Vidya. Memang dunia Alfa jika sudah berhubungan dengan futsal sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Vidya bahkan pernah berpikir, apakah Alfa mau nikah sama bola ya? Padahal mereka berdua sama saja.
Yang satu pemain futsal pro, yang satu suporter pemain futsal tersebut. Ah sudahlah, Vidya tersenyum dan berbalik pulang.
🔥🔥🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
HE
Teen FictionKupersembahkan luka yang membuat rasa. Dia, seseorang yang tidak pernah kuduga sebelumnya. Yang menggoreskan luka bukan dihati, namun didahi. Namun, apapun yang dinamakan luka pasti akan membekas. Sama seperti rasa yang tumbuh kepadamu. Kau menguba...