11

50 4 1
                                    

"Gabisa ya kita ngerasain lo senyum lebih lama lagi?" ucap Alfa lirih.

Mahar menguatkan dengan cara menepuk bahu Alfa.

'Gue tau Vidya kuat' batin Mahar.

🎋🎋🎋

Setelah beberapa lama, dokter dan suster keluar dari ruangan.

"Bagaimana keadaan nya dok?" tanya Alfa.

"Hanya robekkan di sekitar punggung sampai di bahu, tulangnya juga tidak baik. Saya juga tidak bisa memastikan kapan ia sadar" ucap sang dokter.

Setelah mendengar itu, Alfa merasa dunianya hancur dan pudar. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya sambil menahan emosi.

"Terima kasih dok" balas Mahar.

Dokter pun mengangguk dan pergi.

Tak beda jauh dengan Alfa, Maharpun sama emosinya. Namun, ia terlihat seperti tenang saja. Entahlah, Mahar tidak pernah merasakan seperti ini sebelumnya. Ia tidak berani cepat menyimpulkan, takutnya salah duga.

Alfa menghubungi kedua orangtua Vidya, Alleta mengabari bahwa belum bisa menjenguk karena sedang mengurusi sinta disekolah.

Saat kedua orangtua Vidya datang, Alfa dan Mahar pamit untuk kembali ke sekolah karena kewajibannya dan berjanji untuk menjenguk kembali nanti.

🎋🎋🎋

Vina pun menghampiri Vidya sambil menangis, Fadya disampingnya hanya berusaha menenangkan dan mengatakan Vidya akan baik-baik saja. Mereka pun duduk di sofa kemudian tertidur.

Setelah beberapa lama Vidya pun terbangun dan menyesuaikan cahaya, ia melihat ke arah sofa dan melihat kedua orangtuanya yang kelelahan.

Ia berusaha untuk bangun tanpa memikirkan mengapa ia ada di rumah sakit. Namun, Vidya merasakan sakit teramat sangat disekitar punggung hingga bahu.

Ia kemudian memejamkan mata dan menangis diam-diam. Kemudian ada suatu yang hangat menghapus jejak air matanya.

Vidya pun membuka matanya dan mendapatkan tatapan teduh milik Alfa dan Mahar, itu sungguh menenangkan. Dibelakang sana orangtuanya pamit untuk pulang mengambil baju, Vina mengecup singkat dahi Vidya.

Ada juga Alleta dan Abi, mereka hanya tersenyum di dekat pintu. Vidya mengalihkan pandangan kepada Alfa dan Mahar.

"Al, Har ini sakit" ucap Vidya sambil berusaha mencapai punggungnya.

Sontak Alfa dan Mahar mencoba menenangkan Vidya agar tangisnya reda dan berhenti untuk memegang lukanya.

Sungguh Alfa dan Mahar ingin sekali menenangkan Vidya di dalam pelukannya, tetapi itu sungguh tidak mungkin. Jadi mereka hanya mengelus kepala Vidya dengan lembut.

Alleta membantu Vidya untuk kembali berbaring dengan sedikit memiringkan badannya. Alleta kemudian duduk di sofa bersama Abi. Sedangkan Alfa dan Mahar duduk di kursi di samping brankar Vidya.

"Al, Har gue mau pulang" ucap Vidya lirih. Sontak pandangan Alfa dan Mahar meredup, mereka menundukkan kepala, Alfa menutup wajahnya oleh telapak tangan, Mahar menjambak rambut frustasi.

"Please Vid, lo disini dulu sampai agak baikan" pinta Alfa pelan agar Vidya mengerti.

"Bi, Let, Gue mau pulang" karena tidak ditanggapi Alfa dan Mahar, Vidya pun sontak meminta kepada Abi dan Alleta yang dibalas dengan gelengan kepala. Vidya pun menunduk lalu mengangguk pasrah.

"Lo kelemahan gue Vid" ucap Mahar.
Kemudian segera memeluk Vidya. Tidak peduli dengan keadaan Vidya yang sakit.

"Salurkan rasa sakit lo ke gue" ucapnya lagi.

Sontak Vidya menahan perih di punggungnya, tetapi ia tetap membalas pelukan Mahar erat sampai tangannya mencengkram bahu Mahar.

Alfa yang melihat, langsung menarik Mahar dan melayangkan pukulan keras ke pelipis dan pipi Mahar.

'Dia sakit Mahardika'  ucap Alfa tegas dan penuh penekanan.

🎋🎋🎋

HETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang