14

43 5 0
                                    

Alfa berangkat sekolah dan menjalani aktivitas seperti biasa. Saat jam istirahat ia menemui Mahesa.

"Lo kenapa ga bilang Kalau Vidya di ICU kemarin?" bentak Alfa yang kemudian menonjol pipi Mahesa.

Mahesa tertawa,

"Sadar diri dong lo, saat kemarin gue berusaha ngedeketin Vidya, lo kaya yang gasuka sama gue dan sekarang lo minta gue buat jagain Vidya? Dimana muka lo Al?

Lo juga yang katanya selalu ada buat dia, tapi nyatanya kemarin saat panggilang lo gue matiin, lo gaada niatan buat nyari tau juga kan?

Disana malah ada Mahar, kalau lo mau tau dia nangis Al, buat Vidya! Sedangkan lo yang dikasih kepercayaan buat jagain dia, malah nyuruh orang lain. Cuma karena lo tau Vidya gamau ketemu lo.

Lo harusnya bakalan tetep ada, meskipun dia gapernah butuh kehadiran lo. Lo nyebut Mahar dengan sebutan penghianat. Lah lo apa kabar? Pecundang!

Gue udah nyerahin Vidya buat lo, eh saat gue udah bahagia sama orang lain, lo seenaknya minta gue balik lagi, sehat?

'Ya memang sekarang Mahesa sudah tidak berani lagi mendekati Vidya, dia mulai dekat dengan teman sekelasnya. Dan itu lebih baik'

Bahkan Vidya rela nontonin lo futsal, padahal lagi sakit. Gue tau dia ga minta balesan apapun dari lo, tapi ngejaga dia? Apa susahnya Al? Coba lo itung udah berapa kali dia nemenin lo futsal? Ga keitungkan?"

Mahesa menjelaskan dengan tegas dan membuat Alfa bungkam. Ia tidak tahu lagi bagaimana cara menyikapi ini. Semua yang dikatakan Mahesa benar. Tiba-tiba Mahesa melayangkan pukulan ke wajah Alfa beberapa kali.

'Ini buat lo yang bahkan tanpa sadar nyakitin. Tapi Vidya cuma bisa terbuka sama lo, bukan orang lain." setelah itu Mahesa pergi dan Alfa bangkit segera berlari ke RS. Dia membolos untuk menemui Vidya.

⚠⚠⚠

Saat di RS ia melihat ruang ICU dan tidak ada Vidya disana. Ia mengecek Hp ada sms ternyata Vidya sudah melewati masa kritisnya, ia juga telah sadar dan dipindahkan ke ruangan biasa.

Alfa menaiki lift untuk sampai di lantai 3 dengan nomor ruangan paviliun 2, dia masuk dengan tergesa-gesa dan segera memeluk Vidya sampai menangis.

"Gue minta maaf Vid, gue egois. Gue udah nyakitin lo, Mahar, Mahesa dan semuanya. Gue gapernah ada buat lo terpuruk. Gue sebut Mahar penghianat dan nyuruh dia buat gapernah ketemu lo lagi.

Gue marah ke dia cuma karena dia yang lukain jidat lo karena tabrakan kecil dulu. Gue gatau lo ada di ICU kalau ga Mahar kasih tau.

Dia yang nemenin lo, dia yang khawatirin lo. Dia yang relain lo buat gue, dia yang rela ngalah padahal dia lebih ada segalanya. Maafin gue Vid" ucap Alfa lirih.

Vidya hanya diam dan menatap kosong ke arah depan. Dia kemudian mengangguk.

"Udah dimaafkan, lo bisa pulang sekarang. Gue perlu istirahat" ucap Vidya dingin dan membuat hati Alfa tersayat.

"Ma, pa temenin Alfa diluar. Gausah ganggu Vidya" ucapnya kemudian tidur dengan posisi miring dan menutup badan menggunakan selimut kemudian mulai memejamkan mata.

Mereka mengalah dan mulai keluar dari ruangan Vidya. Mereka menyuruh Alfa untuk tidak menemuinya dulu sampai Vidya baikan.

⚠⚠⚠

HETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang