26

39 3 0
                                    

"Oke, jadi gini Vid. Kenapa gue selalu tau lo sakit? Kenapa gue selalu tau lo ada di ICU bahkan sebelum orang tua ataupun Alfa Alleta yang tau?

Sebab gue yang ngerawat lo Vid. Gue staf perawat disini. Meskipun umur gue masih 16 dan masih SMA, tapi gue udah kerja sama papa disini. Mama juga sama kayak gue, dia perawat.

Makanya, kenapa Alfa suka bilang gue sering di RS, jarang ngumpul. Ya, meski sebenarnya gue kerja baru kemarin, saat lo yang dipukul Sinta.

Gue juga yang nyaranin papa buat jalanin perawatan terbaik kemarin waktu lo terakhir di ICU. Disana bukan papa aja yang dokter, tetapi semuanya Vid.

Yang orang lain kira perawat, sebenarnya bukan. Mereka dokter dari semua RS terdekat yang gue kumpulin biar lo sembuh. Gue ikut masuk ICU cuma bisa ngebantu pasang infus doang.

Setelahnya tinggal papa dan dokter yang lain berusaha buat nyembuhin lo Vid. Itu sebabnya gue gabakal bikin lo sakit lagi, seringan apapun itujelas Mahar panjang lebar.

Vidya pun segera memeluk Mahar dan memukul dadanya sambil terisak hebat.

"Kenapa lo gapernah bilang Har? Kenapa lo peduli banget sama gue? Yang bahkan ngira lo gapernah peduli dan jahat. Walaupun nyatanya lo selalu ada buat Gue Har"

Maharpun tertawa dalam pelukan Vidya "karena gue sayang sama lo Vid. Gue rela ngelakuin segalanya buat lo" balas Mahar tenang.

Vidya pun hanya menangis terisak di pelukan Mahar.

Gue lebih sayang lo Har

🔥🔥🔥


Di luar ruangan, Alfa dan anak futsal lainnya akan menjenguk Mahar. Namun, karena ada Vidya didalam mereka memutuskan untuk menunggu terlebih dahulu di lobi.

Tetapi tidak untuk Alfa, dia mendengarkan semua penjelasan Mahar tadi. Dia juga ikut terkejut, ternyata selama kni Mahar menyembunyikan kepeduliannya untuk Vidya.

Dia lebih segalanya jika dibandingkan dengan Alfa yang notabennya adalah sahabat Vidya.

Alfa hanya tersenyum miris, 'Mahar emang di ciptain tuhan buat jagain lo Vid. Selain gue' ucap Alfa lirih.

Setelah 10 menit, Alfa dan anak futsal menjenguk Mahar.

"Gimana Har? Lo ga diperkirakan mati sama dokter gara-gara cidera kan?" tanya Agam sambil terkekeh.

Mahar hanya mengerucutkan bibirnya sebal.

"Lebay lo Har, pake di gips segala" ucap Alfa sambil menepuk kaki Mahar yang cidera.

"Anjir, sakit bego"

"Lagi sakit, gaboleh ngumpat ya" ucap pelatih. Maharpun nyengir kuda.

"Itu piala buat sekolah aja ya? Soalnya kita udah dapet piagam masing-masing. Ya kan coach?" tanya Adi.

"Iya buat sekolah aja. Dirumah kalian juga kan udah numpuk" balas pelatih.

Semuanya sontak tertawa.

Ceklek

"Permisi" ucap seorang suster.

"Iya silahkan suster cantik" ucap pelatih menggoda suster tersebut.

"Jangan dong coach, ini mah mamanya Mahar" Ucapnya saat melihat mamanya digoda.

"HAH??"

Semuanya serentak terkejut tidak terkecuali Vidya.

"Alay dasar"

'Aduh sakidd ditolak anaknya'

'Belum melangkah sudah disuruh mundur'

'Dasar coach jomloo'

'Sadesssss'

Anak futsal serempak mengejek pelatih. Memang tak tahu di untung mereka ini.

"De pulang gih, jangan di RS. Udah gapapa kan?" ucap mamanya Mahar.

"Gapapa ndasmu mah, ini sakit tau. Kata papa kan disini dulu"

"Nyusahin kamu"

"Ya biarin, sekali-kali"

"Yaudah deh, mama masih banyak kerjaan ntar makanannya dianterin"

"Oke sip mama"

"Itu siapa de? Yang cewe?"

"Vidya"

"Oh, dia yang namanya Vidya? Cantik kok. Tapi kok kayaknya dingin-dingin asem ya de?"

"So tempe banget ma"

"Ehm, Vidya boleh ikut saya sebentar?" ajak Mamanya Mahar.

Vidya menganggukan keala canggung. Mereka pun keluar ruangan, Mahar sontak menyerngit, "Ma mau ngapain si Vidya?" teriaknya.

"Kepo lo tai" balas Alfa.

"Yaudah Har, kita pulang dulu ya. Cepet waras bro" pamit Adi.

"Haha iya thanks" balas Mahar sambil bersalaman ala lelaki dengan semuanya, termasuk coach.

"Assalamu'alaikum"

"Walaikumsalam"

🔥🔥🔥

HETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang