Happy Reading!
Jangan lupa tekan bintang yaa... 😘😘💗💗💗
Jika ada yang bertanya apa aku ndeso? Jawabannya iya. Karena jujur ini pengalaman pertamaku naik pesawat. Dulu sewaktu masih kecil, jika ada pesawat melintas di atas awan, aku dan teman-temanku akan jingkrak-jingkrak melambaikan tangan sambil berteriak minta uang.
Kurasa kids jaman now pun pasti pernah mengalami masa-masa itu.
Pagi-pagi sekali aku berangkat ke bandara dengan memesan taksi online, untung saja di jam itu Uye-car sudah beroperasi. Aku tidak membawa barang banyak, hanya sepasang baju ganti untuk sore hari karena kami tidak menginap, Pak Gavin melarang keras aku membawa barang aneh-aneh. Aku tentu masih ingat jawabannya kemarin, saat aku bertanya apa saja yang perlu dibawa.
"Ini bukan liburan apalagi mudik, jadi jangan bawa-bawa koper segala."
Dih, itu juga aku paham.
Membayangkan naik pesawat untuk pertama kali membuatku gugup. Bahkan semalam aku tidak bisa tidur, beberapa kali terbangun di malam hari.
Aku katrok? Memang.
Jujur aku takut. Bayangan-bayangan menakutkan mampir di kepalaku. Apalagi akhir-akhir ini berita pesawat jatuh berseliwaran di beberapa channel tv swasta.
Jam menunjuk angka 6.00 pagi, sementara satu jam lagi pesawat lepas landas. Tapi hingga saat ini si bos bahkan belum menunjukkan batang hidungnya. Padahal dari hasil browsing mbah gugel tadi malam, penumpang diharuskan datang satu atau dua jam sebelum jam keberangkatan.
Bos ngaret, biasa. Karyawan ngaret, potong tunjangan. Sudah hukum alamnya seperti itu.
Akhirnya aku melihat bayangan Pak Gavin dari kejauhan. Dia berjalan dengan tenang tanpa beban. Padahal aku sudah menunggu lama di sini, di tengah banyaknya manusia yang berlalu lalang.
Dasar bos kurang ajar memang!
"Semua dokumen sudah kamu persiapkan?"
"Sudah, pak."
"Yakin, tidak ada yang ketinggalan?" Tanyanya curiga.
Aku menghela nafas. "Yakin, pak. Saya sudah memeriksanya berkali-kali tadi malam, bahkan tadi pagi juga."
Pak Gavin mengangguk.
***
Rasa gugup yang sejak tadi menggelayuti pikiranku berubah menjadi semangat empat lima saat aku masuk ke dalam pesawat.
Jangan berpikiran Pak Gavin akan mengambil business seat, apalagi first class. Bos pelit itu mengambil kursi kelas ekonomi dengan alasan waktu tempuh yang hanya memakan waktu tidak sampai 2 jam.
Tanganku gatal untuk mengotak-atik layar LCD di depanku. Menonton demo keselamatan yang walaupun membosankan tapi sangat berguna mengingat ini pengalaman pertamaku terbang. Tak hanya itu, di sana juga ada beberapa pilihan seperti mendengarkan musik, menonton film atau bahkan bermain games.
"Baru pertama kali naik pesawat?" Tanya Pak Gavin dengan ekspresi mencemooh.
Bukannya sakit hati, aku mengangguk. Karena memang begitu adanya.
"Keliatan banget ya, pak?" Tanyaku dengan cengiran kuda.
Laki-laki mengangguk.
"Kelihatan banget, noraknya." Jawabnya menekan di akhir kalimat.
Dasar kampret!
Aku akan mengajukan petisi agar pihak bandara mengijinkan penumpang membawa senjata tajam atau bahan peledak di dalam pesawat. Untuk apa? Ya untuk membungkam mulut jahanam bos kampret macam Pak Gavin, untuk selamanya kalau perlu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDENLY IT'S LOVE
ChickLitBagaimana perasaanmu jika sahabat terdekatmu, yang paling mengerti dirimu, tempat kalian berbagi segala hal, ternyata mengandung janin dari kekasihmu sendiri? Andara merasakan sakit ketika Damar, kekasihnya selama dua tahun ini mengkhianatinya denga...