30

18.3K 1.7K 148
                                    

(BALA MINCEU)

Rere SJA : Send a Picture

Dengan kekuatan hengpon jadul, cekrak-cekrek aplot.

Ketemu mbak A lagi jalan sama Pak Bos. Minceu jadi pengen singsong.

O-ow! aku ketahuan, lagi pacaran, sama bos ganteng.

Salma SJA: Hari ini kita jadi paparazi dadakan gaess...

Rere SJA: Cieee... yang abis kencun! Hati adek poteque bang

Bang Krisna SJA: Itu si Andara?

Salma SJA: Bukan, gebetan baru si bos

Rere SJA: Itu Pak Bos apa Lee Min Ho sih? Ketawanya bikin emesh

Bang Krisna SJA: Anjirr! Beneran si Andara? Kok bisa???

Rere SJA: Levelnya sekelas CEO sekarang. Gimana gak move-on dari Pak Damar coba?

Bang Krisna SJA: Masih shock!

Salma SJA : Abis ini judulnya "My boyfriend is Jerk CEO"

Rere SJA: Amboii... Salma kalem2 gitu bacaannya novel indehoy

Aku mendelik tidak percaya melihat fotoku bersama Pak Gavin saat kami tengah berjalan di kawasan Malioboro dibagikan Rere di grup chatting receh kami.

Kalau tidak ingat hapeku masih garansi toko, rasa-rasanya ingin kubanting saja saat membaca percakapan mereka di grup. Manusia kurang kerjaan mana yang alih profesi jadi paparazi dadakan kalau bukan Rere dan Salma.

Aku tidak heran kalau itu Rere, mengingat isi otaknya tidak jauh beda dengan Kanaya. Tapi Salma? Sejak kapan manusia paling waras menurutku itu jadi ikut-ikutan kelakuan absurd Rere?

"Kenapa?" 

Aku mendongak dan mendapati Pak Gavin datang dengan 2 cup kopi di tangannya. 

Aku gelagapan tentu saja. Apa jadinya kalau si Bos tau dia jadi bahan percakapan absurd anak buahnya.

"Tidak apa-apa, pak." Aku meringis kaku. Segera kumasukkan ponselku ke dalam saku celana setelah sebelumnya ku ubah dalam mode hening.

Laki-laki itu menyerahkan segelas kopi padaku yang tentu saja kuterima dengan senang hati. Aku menyesapnya sedikit. Segelas latte panas memang cocok untuk menghangatkan badan di tengah hawa dingin yang mulai terasa. Terang saja, jam sudah menunjuk angka sepuluh malam.

Suasana di antara kami mendadak hening, sangat kontras dengan keramaian Marioboro. Pak Gavin menyandarkan tubuhnya di depan kap mobil sambil sesekali menyesap kopinya.

"Kamu ngantuk?" Tanyanya tiba-tiba.

Aku menggeleng pelan.

"Belum. Bapak mau balik ke hotel?"

Pak Gavin menggeleng. "Nanti aja."

Laki-laki itu terdiam dan kembali menyesap lattenya. Aku sedikit heran sebenarnya dengan perubahan sikap si bos yang tiba-tiba sedikit kalem. Bukan tiba-tiba juga sebenarnya, entah kenapa hari ini Pak Gavin bersikap seperti orang lain. Lebih kalem, jarang nyinyir, banyak senyum. Pokoknya hari ini sikap dan wajahnya berbanding lurus.

Semoga ini bertahan seterusnya, bukan sementara karena efek samping makan gudeg.

"Bapak ada masalah ya?"

SUDDENLY IT'S LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang