"Gamsahamnida."
Laki-laki itu mengangguk dan selanjutnya berjalan pergi.
Beberapa saat yang lalu, dia yang tengah lewat di koridor apartemen tak sengaja melihatku yang tampak kesulitan ketika memasukkan password apartemen Jungkook mengingat kedua tanganku kugunakan untuk menggendong Jungkook. Dan dengan senang hati, ia menawarkan bantuan.
Setelah masuk, kututup pintu apartemen dengan kakiku.
Segera kubawa kakiku menuju kasur dan membaringkan Jungkook disana, karena sungguh tanganku sudah sangat pegal menopang seluruh beban tubuhnya sedari tadi.
Kulepaskan sepatu yang Jungkook pakai dan meletakkannya di kolong tempat tidur.
Aku duduk di tepi ranjang.
Atensiku selanjutnya hanya pada Jungkook.
Matanya memejam tenang. Napasnya teratur. Dan tubuhnya tidur dengan posisi yang amat nyaman.
Kusibakkan poni Jungkook yang basah karena keringat.
"Jungkook-ie.."
Kuelus rambutnya dengan gerakan pelan.
Aku tak tahu apa yang kurasakan sekarang. Aku hanya merasa.... Entahlah.
Aku tak tahu.
Kulihat wajah Jungkook lagi, dan kembali, kejadian yang kulihat di bar beberapa menit yang lalu menyapa pemikiranku.
Otakku masih penuh dengan segala pertanyaan perihal hal-hal aneh yang terjadi pada Jungkook beberapa hari belakangan ini.
Apalagi sudah dua kali aku memergokinya mabuk.
Ada apa dengannya?
Adakah faktor eksternal yang menyebabkan semua ini?
Atau justru...
.... Jungkook sendiri?
Tapi untuk apa?
Aku pernah mengatakan padanya beberapa hari yang lalu bahwa ibuku tak suka orang yang mabuk. Dan tak seharusnya Jungkook melanggar larangan itu jika ingin mendapatkan kesempatan itu.
Tapi apa yang justru ia lakukan sekarang?
Ah, mollaa~
Aku pusing memikirkannya.
Kulihat Jungkook lagi. Bajunya basah karena orang yang tadi memukul Jungkook sempat menyiram Jungkook balik.
Kutelusuri wajahnya. Sekarang wajahnya tak semenarik biasanya. Ada beberapa lebam di wajahnya dan sudut bibirnya tampak robek.
Aku bangkit berdiri dan mengambil baju ganti serta kotak P3K.
Yang pertama kulakukan adalah mengobati luka Jungkook.
Gerakanku sangat pelan dan hati-hati saat memberikan obat pada lukanya. Aku sendiri pernah-bahkan sering merasakannya dan rasanya benar-benar perih.
Kumasukkan kembali obat dan sejenisnya ke dalam kotak.
Kuelus pelan pipi Jungkook yang tidak lebam.
"Jungkook-ie.. kenapa kau jadi begini?" Lirihku.
Setetes air mataku jatuh dan langsung kuseka.
Hatiku nyeri melihat Jungkook yamg sekarang.
Jika bisa, biarkan aku yang menggantikan posisinya sekarang.
Pandanganku turun ke bawah dan aku sadar kalau bajunya belum kuganti.
Kubuka satu persatu kancing kemeja Jungkook dan melepaskan kemeja itu dari tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate U, but I Love U [BTS VKook]
Fanfiction[COMPLETED, BUT THERE SEQUEL AND PUBLISHING IN HERE TOO] Jeon Jungkook, seorang yatim piatu yang tinggal bersama neneknya dan memiliki sifat polos namun dingin, harus merasakan penderitaan akibat bertemu Taehyung. Kim Taehyung, seorang siswa SMA den...