"Jeon Jungkook... Be mine, will you?"
Jungkook tertegun. Bianglala yang mereka naiki mendadak berhenti saat gondola mereka sampai di puncak, tepat ketika Taehyung mengatakan kalimat itu. Bahkan waktu rasanya ikut berhenti hanya untuk menunggu jawaban Jungkook.
"N-ne? A-aku tidak m-mendengarmu." Entah mengapa Jungkook meloloskan kalimat itu, padahal ia dengar betul perkataan Taehyung yang sangat jelas itu.
Dan Taehyung dengan senang hati mengulanginya. "Will you be mine?"
Lagi, Jungkook tertegun. Apa ini mimpi? Siapapun, tolong! Bangunkan aku sebelum aku jatuh lebih dalam.
"K-kau gila, ya? B-bagaimana mungkin k-k-kau mengatakan itu padaku?" Jungkook mendadak jadi gagap dan gugup setengah mati.
"Memangnya kenapa? Apa itu salah?" Taehyung bertanya dengan polosnya.
"T-tentu saja. K-kau namja, dan aku namja. K-kita tidak bisa... bersama." Jungkook tidak bisa menemukan kata yang pas untuk menjelaskan bahwa yang Taehyung lakukan itu salah.
"Wae? Di luar sana bahkan ada yang menikahi mayat, patung, menara Eiffel, jembatan, dan apa aku salah jika menyukai sesamaku?" Taehyung membuang nafas kasar. Ia semakin menggenggam erat tangan Jungkook. "Semua orang berhak memilih kepada siapa hatinya berlabuh, dan aku memilihmu, hanya Jeon Jungkook yang berada di depanku ini."
"K-kau—"
"Ssttt," Taehyung meletakkan telunjuknya di depan bibir Jungkook dan itu sukses membuat Jungkook menutup mulut. "Dengarkan aku, aku menyukaimu, ralat, aku mencintaimu. Oke, mungkin ini tiba-tiba. Kau dan aku saling mengenal baru genap 5 hari. Pertemuan yang sangat singkat untuk meneruskan ke sebuah hubungan. Tapi, tidak ada yang tidak mungkin dengan yang namanya cinta."
Taehyung memindahkan telunjuknya dari bibir Jungkook. Kemudian, ia menggenggam erat tangan Jungkook lagi dengan kedua tangannya. Dan Jungkook hanya bisa membeku seperti patung es.
"Kupikir aku memang sudah gila jika menyukaimu, sesamaku. Namun, sebanyak aku berpikir, sebanyak itu pula aku yakin bahwa aku memang menyukaimu. Kau yang polos dan dingin, penakut dan cengeng, pemarah dan mudah blushing, tersenyum manis layaknya bayi, dan berkelakuan seperti yeoja walau nyatanya kau namja." Taehyung memberi jeda dan semakin menggenggam tangan Jungkook lebih erat. "Kau tahu, sejak mengenalmu, aku merasa duniaku benar-benar berputar. Aku yang awalnya brandal dan petakilan, suka membully dan memalaki murid-murid, marah-marah saat dinasehati, pemabuk dan suka berkelahi. Dalam sekejap berubah menjadi anak baik saat kau, Jeon Jungkook, hadir di hidupku."
"Sejak saat itu, aku sadar. Aku punya dua orang berharga di hidupku, ibuku dan kau. Orang pertama telah kumiliki, dan aku ingin melengkapinya dengan memiliki orang kedua. Aku ingin memilikimu, agar saat aku terjatuh, kau bisa membantuku, saat jalanku salah kau bisa menuntunku. So, will you be mine?"
Jungkook yang sudah sejak tadi banjir air mata, tak bisa untuk tidak mengukir senyum. Sedetik kemudian, ia mengangguk.
"Yuhuu!!! Aku diterima!!" Taehyung bersorak antusias dan langsung berjingkrak-jingkrak di atas lantai gondola.
"Yaa! Yaa! Hentikan kelakuanmu! Kau bisa membuat kacanya pecah!" teriak Jungkook dan menarik Taehyung.
(Lantai gondola ini terbuat dari kaca)Taehyung duduk dan menarik tangan Jungkook, mengajaknya bersalaman dan menggerakkannya naik turun dengan semangat. "Hei, kita sudah resmi."
"Yah, tentu saja." balas Jungkook dan mengumbar senyumnya. Sungguh, ia sangat bahagia hari ini. Bahkan rasanya untuk berhenti tersenyum sangat sulit baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate U, but I Love U [BTS VKook]
Fanfic[COMPLETED, BUT THERE SEQUEL AND PUBLISHING IN HERE TOO] Jeon Jungkook, seorang yatim piatu yang tinggal bersama neneknya dan memiliki sifat polos namun dingin, harus merasakan penderitaan akibat bertemu Taehyung. Kim Taehyung, seorang siswa SMA den...