Bonus Chapter 1 (C.01-15 •Soft Ver•)

1.9K 87 16
                                    

Note: For all readers, bantuin vote ff pengganti untuk ff ini ya? Thanks💜💜

.
.
.
14 February 2014
.

.
.

Aspal jalanan masih tertutup salju. Atap-atap dan tumbuhan di sekitar juga berubah menjadi putih akibat benda dingin dari langit itu.

Suhu di luar berada di titik rendah. Kau mungkin tak akan kuat jika terus-terusan berada di luar. Kau pasti akan berdiam di rumah dengan api unggun di tempat perapian atau pergi ke cafe dan menikmati secangkir kopi dengan asap mengepul. Tapi sepertinya itu tak berarti bagi laki-laki bergigi kelinci yang kini masih setia menapakkan kakinya di jalanan beraspal.

Sepatunya ia gunakan berlari disana, meninggalkan jejak di atas salju yang dipijaknya. Sesekali ia mengeratkan mantelnya guna menghalau hawa dingin yang ingin menyusup ke kulitnya.

Jungkook menggulung sedikit lengan mantelnya, melirik jam kecil di pergelangan tangan kirinya. Terhitung, sudah hampir setengah jam ia membiarkan tubuhnya berada di luar rumah. Ini mungkin kali pertamanya ia melakukan hal bodoh demi seorang laki-laki yang bahkan bukanlah anak pejabat.

Tapi janji tetaplah janji. Sekalipun Jungkook mengingkarinya, jangan harap kepercayaan laki-laki itu padanya akan tetap sama seperti dulu.

Atau mungkin, laki-laki itu pun akan lepas dari genggamannya juga?

Jungkook semakin mempercepat laju larinya. Bibirnya mulai berubah pucat. Tapi itu bukan penghalangnya. Sampai kakinya berhasil melewati belokan, bibir itu pula yang langsung melengkung ke atas.

"Hyung," Sapanya di kejauhan.

Laki-laki itu menoleh meski masih samar-samar menangkap suara Jungkook. Tangannya melambai.

Tak berapa lama, Jungkook sampai di depan laki-laki itu. Ia terengah walau tak mengeluarkan keringat.

Pandangannya tertuju pada laki-laki itu. Satu hal yang menarik adalah bibir laki-laki itu yang sama pucatnya seperti Jungkook.

Well, tak hanya Jungkook yang berjuang melawan dingin, tapi laki-laki bernama Kim Taehyung itu juga.

"Mian, aku terlambat," Ucap Jungkook. Kepalanya sedikit menunduk, sarat akan penyesalan.

Taehyung mengangguk-angguk. "Gwaenchana, yang terpenting kau tetap datang." Ia mengacak rambut Jungkook, membuat anak itu memberengut.

Sejujurnya, ini sedikit aneh. Taehyung bukanlah laki-laki yang mudah memaafkan orang lain. Ia akan melakukan pembalasan pada orang yang membuatnya kesal. Bahkan, orang tak bersalah pun sering ia ganggu.

Dan sepertinya hal itu tak berarti bagi Jungkook. Luluh, bisa disebut begitu. Faktanya, Jungkook selalu mendapat perlakuan berbeda. Taehyung selalu menjelma menjadi malaikat jika di hadapan Jungkook. Bukan pencitraan, melainkan murni dari intruksi otak.

"Jungkook-ah,"

Jungkook kembali melihat Taehyung. Alisnya bertaut tatkala menemukan eskspresi Taehyung yang tampak... excited?

"Eoh, mana?"

Sekali lagi, Jungkook masih belum paham.

Mengetahui kodenya tak ditangkap Jungkook, Taehyung mendengus kesal.

I Hate U, but I Love U [BTS VKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang