2 YEARS LATER......
.
.
.
.
.
.
.
"Ne. Jangan lupa datang lagi,"Si pembeli mengangguk, mengantongi uang kembaliannya sebelum melangkah pergi dari cafe itu.
Laki-laki yang berdiri di depan cash register itu tersenyum setelah melihat pundi-pundi uang yang berhasil dikumpulkannya hari ini.
Dua bulan yang lalu, ia membuka cafe di sini--Seoul--setelah kembali dari Gwangju. Semua modal berasal dari teman barunya yang dikenalnya ketika disekap di Gwangju dulu. Sedang skill membuat kopi maupun makanan khas cafe seperti waffle dipelajarinya secara otodidak dari internet.
Beruntungnya manusia jaman sekarang. Tanpa harus membuat penemuan dan hanya meniru resep orang lain bisa sukses seperti Jungkook.
Jungkook tersenyum. Entah ditujukan pada siapa, yang jelas ia berterimakasih pada pemilik blog berisi kumpulan resep itu, dengan nickname Evil Chef.
Andai ia bisa bertemu dengan orang itu, Jungkook berjanji akan memberinya makan dan minum secara cuma-cuma di cafenya.
Setelah memastikan semua uangnya aman, Jungkook memilih sedikit bersantai. Ujung kakinya membuat gerakan memutar, karena sungguh berdiri di depan mesin kasir sedari tadi membuatnya pegal.
Pandangan Jungkook mengitar. Dilihatnya dua karyawannya--Jinwoo dan Jaehyuk--tampak cekatan membuatkan pesanan lalu mengantarkannya ke pembeli.
Selepas Jungkook belajar resep itu, ia memang mengajarkannya pada kedua tetangganya itu yang kini merangkap menjadi karyawannya.
Sejujurnya Jungkook kasihan melihat keduanya tampak kerepotan. Ia ingin membantu, tapi keduanya tak mengijinkan dan justru menyuruh Jungkook hanya menjadi kasir. Takut Jungkook kelelahan alasannya.
Ketika tengah larut dalam pikirannya, seruan seseorang membuatnya tersadar.
"Jungkook-ah,"
Entah sejak kapan, tapi seorang perempuan berbanie itu telah menjulang di depan Jungkook. Sebelah sikunya menyandar pada meja kasir, membuat tubuhnya sedikit tak tegak.
"Melamun lagi, eoh?"
Jungkook menggeleng. "Tidak. Aku tengah melihat Jinwoo dan Jaehyuk."
Gadis itu memilih ber'oh' ria dan mengangguk-angguk. Sebenarnya ia sudah tahu kebiasaan si pemilik cafe, yaitu melamun setiap saat. Dan bodohnya ia justru bertanya pada Jungkook yang jelas-jelas tak pernah mau jujur.
Tangannya membuka tas kecil selempangnya dan mengambil beberapa uang.
"Secangkir latte. Harganya masih tetap, kan?"
Jungkook menolak tatkala gadis itu menyodorkan uang padanya. "Tidak usah membayar, Minkyung-ah. Anggap saja aku sedang berulang tahun hari ini, dan apapun pesananmu gratis."
"Tidak bisa." Minkyung tetap bersikeras memberikan uangnya pada Jungkook.
Ditariknya tangan laki-laki itu, meletakkan uangnya di atas telapak tangan Jungkook, lalu membuat tangan Jungkook menggenggam.
"Kau sudah menerima uangnya dan tidak boleh mengembalikannya padaku."
Jungkook mengeluh. "Tapi, aku tidak--"
"Aku pergi. Bye,"
Baru saja akan menahannya, tapi Minkyung sudah melesat pergi begitu saja.
Jungkook mendesah. Selalu seperti ini.
Padahal niat Jungkook baik. Ia ingin membalas kebaikan teman perempuannya itu dengan membiarkannya makan dan minum gratis di cafenya. Tapi Minkyung tak pernah mau dengan dalih takut membuat Jungkook bangkrut jika dirinya makan dan minum tidak membayar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate U, but I Love U [BTS VKook]
Fanfiction[COMPLETED, BUT THERE SEQUEL AND PUBLISHING IN HERE TOO] Jeon Jungkook, seorang yatim piatu yang tinggal bersama neneknya dan memiliki sifat polos namun dingin, harus merasakan penderitaan akibat bertemu Taehyung. Kim Taehyung, seorang siswa SMA den...