"Silakan menuju ke terminal keberangkatan 2D. Terimakasih~"
Aku mengangguk dan berjalan sesuai intruksi petugas bandara tersebut. Koperku telah kutitipkan di bagasi sementara tas berukuran sedang ini yang masih kubawa.
Kulihat ada lorong dengan tulisan 'Terminal 2D' lengkap dengan penunjuk arah agar aku jalan lurus.
Setibanya disana, orang-orang telah ramai menunggu pesawat tiba. Aku duduk di bangku yang tersedia. Tak lupa, membungkuk sekilas dan tersenyum pada seorang pria dewasa yang duduk di sebelahku.
Kulihat kertas untuk nomor koperku yang kutitipkan tadi, lalu kumasukkan ke dalam kantong kecil bagian depan tasku. Aku harus menyimpan kertas ini baik-baik atau koperku akan raib.
Pandanganku mengitar. Tempat ini masih sama persis ketika beberapa bulan yang lalu aku pergi ke Inggris. Bedanya, tujuanku bukan Inggris lagi, melainkan Amerika
Aku masih tak menyangka dapat kuliah di perguruan tinggi dambaanku, itupun aku tak mengeluarkan se-won pun.
Sama dengan kuliahku di Oxford dulu, seluruh biaya kuliahku kali ini juga ditanggung oleh keluarga Kim itu. Aku patut bersyukur, jika saja aku tak mengenal Tae-hyung, tentu aku tak mungkin menjadi pengacara. Mungkin saja sekarang aku hidup pas-pasan dan bekerja di kedai kopi atau kasir minimarket.
Sekali lagi, aku sangat bersyukur karena Tuhan menghadirkan Tae-hyung di hidupku.
Suara costumer service di pengeras suara mengagetkanku. Ia memberitahukan kalau seluruh penumpang yang menaiki pesawat Korean Air KE-17 dengan tujuan AS agar segera bersiap-siap.
Orang-orang mulai berdiri dari duduknya sembari menenteng tas mereka, begitupun aku. Kulirik jam tanganku. Tepat sekali, 10 menit lagi adalah waktu keberangkatan sesuai yang tertera di tiket pesawat.
Para penumpang berjalan ke pintu yang telah disediakan. Kupikir karena penumpang yang sepesawat denganku mayoritas orang dewasa, jadi mereka cukup tertib ketika keluar. Para anak kecil yang diajak orangtua mereka juga mengantre dengan tertib.
Kulihat tempat check-in di belakangku. Aku masih dapat melihat kesana karena tempatku sekarang dan tempat itu hanya terpisahkan oleh dinding kaca.
Sejujurnya, aku mengharapkan pesawat yang akan kunaiki sedikit telat. Entahlah, aku hanya berharap Tae-hyung kemari dan menyusulku sekedar mengucapkan kalimat perpisahan atau memberiku pelukan singkat.
Dan kurasa aku harus mengubur angan-anganku karena faktanya Tae-hyung memang tak datang kemari. Tak apa, aku bisa menghubunginya saat aku tiba di AS nanti.
Aku berjalan ke antrean calon penumpang pesawat guna melakukan prosedur selanjutnya. Sembari mengantre, kulihat isi tasku. Hingga satu benda kutemukan, mataku membulat.
Dompet Ibu Tae-hyung.
Astagaa! Kenapa bisa terbawa?
Aku keluar dari antrean dan berjalan ke pintu masuk terminal ini. Aku harus mengembalikan benda ini pada Ibu Tae-hyung. Seratus persen aku yakin, pasti Ibu Tae-hyung juga tengah mencari benda ini.
Aku memilih berlari meski sedikit kesusahan dengan tas yang kutenteng. Hingga kesialan menimpaku tatkala security bandara mencegatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate U, but I Love U [BTS VKook]
Fanfiction[COMPLETED, BUT THERE SEQUEL AND PUBLISHING IN HERE TOO] Jeon Jungkook, seorang yatim piatu yang tinggal bersama neneknya dan memiliki sifat polos namun dingin, harus merasakan penderitaan akibat bertemu Taehyung. Kim Taehyung, seorang siswa SMA den...