2

683K 19.1K 1K
                                    

"Kamu sakit tahu ngga!?"

Iya sakit hati gara-gara kamu selingkuhin.

"Bisa-bisanya kamu ngelakuin hal ini sama aku!" Ello meremas rambutnya frustasi.

Ello sengaja menarikku keluar dari rumah, awalnya aku kira dia akan mengusir ku apalagi setelah aku membuat istrinya pingsan tepat disaat acara pernikahan mereka, tapi syukurlah tidak karena ada Ayah Ello diantara kami. Ello tidak akan berani macam-macam padaku selama ayahnya bersama kami, sekalipun aku tahu Ello siap membunuhku saat ini juga.

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, siapa bilang! Buktinya dua orang didepanku. Ayah anak ini beda dunia akhirat saking jauhnya. Ayah Ello orang baik terlalu baik malah buat jadi bapak dari anak yang tidak tahu diri ini. Setelah apa yang dilakukan padaku 'apa harus kujelaskan lagi' dia malah menyalahkanku.

"Kamu tega banget sama Meta! Kamu kan tahu dia lagi hamil"

Huaaaa.... Ello bentak aku!

"Ello kamu jahat banget sama aku hiks...!" Mendadak Ello panik melihat ku menangis "Mana mungkin sich aku kayak gituch!"

Ngga rugi tiap hari pembantuku nonton Nikita Willy seenggaknya semua percaya dengan air mata buayaku hahahaha.... apa hubungannya? Ngga nyambung banget malah!

"Setelah tahun-tahun yang kita lalui bersama, susah senang aku tetep ada buat kamu! sekalipun akhirnya kamu khianati aku dengan menghamili Meta saat kita masih bersama..." kulirik wajah Ello dan ayahnya dari celah jari jemariku, keduanya melongo menatapku but show must go on "Hiks... hiks! JAHAT KAMU LO! JAHAT BANGET!" biar saja semua orang dengar siapa tahu ada pencari bakat mau nawari aku main sinetron asikk...!

"Udah Nadia! Udah jangan nangis lagi!" Ayah Ello memelukku "Maafin anak Om! Om tahu kamu pasti kecewa banget!" Tangannya mengelus puncak kepalaku

Waduch kalau gini aku jadi ngerasa bersalah udah bohongin Ayah Ello secara orangnya ngga salah apa-apa sama aku.

Aku melepaskan diri dari pelukan ayah Ello sambil berpura-pura menghapus airmata padahal sebenarnya aku lagi nyulekin mataku sendiri biar kelihatan merah habis nangis.

"Maafin Nadia Om! Harusnya Nadia ngga usah kesini. Nadia cuma pengganggu hiks..!" Lho kok mewek beneran "Nadia akan selalu doain Ello sama Meta dari jauh!"

Tapi Nadia ngga janji Om kalau Nadia bakal doa yang bagus-bagus hehehe....

Kulirik Ello yang makin tak karuan tampangnya karena kesal setengah mati padaku. Mangkanya jadi cowok jangan kegatelan, belajar setia sama satu pasangan. Kalau emang ngga bisa nahan ajak nikah jangan nunggu tekdung dulu baru mau tanggung jawab.

"Nadia!"

Aduuch ngapain bunda Ello ikutan nimbrung, ngga adil ini namanya masak mainnya keroyokan! Sebelum sesuatu yang buruk terjadi aku harus bisa secepatnya kabur dari sini. Sekarang juga!

"Tante !?" Mikir ayo mikir! "Maaf Tan! Nadia pamit dulu !"

Pinter

Kelamaan mikir mending langsung to the point. Kusalami satu persatu mantan calon mertuaku itu, kucium punggung tangan mereka. Tak lupa kupasang wajah terluka didepan mereka.

"Maafin Nadia Om!Tante! Maaf kalau selama ini Nadia banyak salah!"

Aku menjabat tangan Ello untuk waktu yang cukup lama. Anggap saja sebagai salam perpisahan karena aku pastikan ngga bakalan mau ketemu lagi sama dia.

Ello hanya terdiam menatap kepergianku, ibarat film drama semua penonton pasti langsung nangis liat adegan ini. Saat pemeran cewek harus pergi ngerelain pacarnya sama cewek lain, nyesek abis!

Tapi aku sudah ikhlas ngerelain Ello, hatiku juga udah plong setelah membalas semua sakit hatiku.

Hehehe...

"Ka'Nadia cantiq...!"

Siapa itu?

Ello?

Aku tidak bisa menoleh, lebih tepatnya tidak mau. Jangan cegah aku Ello, kamu harus ikhlaskan aku untuk bisa move on dari kamu.

Tapi kok suaranya dibuat-buat gitu bukan Ello banget dech! Jadi aku memilih untuk mencari tahu siapa yang memanggilku.

ANjrit...! Berondong kupret ngapain dia disini ikut-ikutan urusan orang gede!

Adik Ello kupret senyam senyum ngga jelas, sok polos ngga berdosa gitu saat aku mlototin dia. Anak ini pasti mau bikin masalah sama aku, dia pasti ngga terima kakaknya ku kerjain habis-habisan. Mana dia manggil namaku seenak jidatnya, harusnya dia bisa sedikit menghormati aku yang lebih tua darinya.

"Bun! Biar Kanadia aku anter kasihan kalo nanti nekad bunuh diri kan repot!"

WHAT!!

Jangan ngimpi kejauhan! Ngga bakalan seorang Kanadia Cantiq bunuh diri demi seorang Ello bahkan kalaupun ada sepuluh Ello pun aku ngga bakalan kepikiran kayak gitu.

Kanadia ChantiqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang