2

19.7K 899 56
                                    

"Se-selamat so-re kak!" sapa segerombolan siswi yang baru tiba dan langsung berhadapan dengan Sena di gerbang masuk.

"Sore?" tanya Sena dan mengangkat kedua alisnya.

Sadar salah bicara, "eh! Pa-pagi kak," sapa mereka lagi bersamaan.

"Sudah sarapan?"

"Su-sudah kak."

"Terus kenapa gagap gitu? Yang tegas!"

"I-iya maaf kak," kata salah satu siswi dan yang lainnya hanya menunduk.

"Sena, pelan dong," kata Jihoon yang berdiri di sebelah Sena.

Sejak pukul enam tadi pagi, siswa-siswi baru memang diminta untuk tiba tepat waktu di sekolah dengan batasan hingga pukul tujuh untuk proses screening.

Yaitu pengecekan atribut yang diperlukan, apa sudah lengkap atau belum, dan barang-barang yang dirasa tidak dibutuhkan juga akan melewati proses screening.

Lewat dari itu, jelas mereka akan terkena hukuman.

"Pukul berapa ini?" tanya Sena dengan nada yang semakin tegas.

"Tujuh kak," kata siswi itu lagi, yang paling berani di antara semuanya.

Lainnya? Tidak berani menatap Sena, malah menatap Jihoon di sebelah.

"Yakin kamu?" tanya Sena lagi dengan nada meninggi, membuat siswi-siswi yang memandang ke arah Jihoon jadi menunduk.

Siswi baru tersebut mulai terlihat gugup.

Baru awal masuk loh ya, masa udah kena masalah aja?

"Atribut kalian lengkap?" tanya Jihoon dengan nada santainya.

"Lengkap kak!" seru mereka bebarengan.

Mendengar suara mereka membuat Sena geram. "Ditanya kok! Yakin kalian sekarang pukul tujuh?!"

Ya, Sena memang paling anti dengan ketidakdisiplinan. Apalagi mereka murid baru yang seharusnya tidak melanggar tata tertib seenak jidat.

"Sena, udah-"

"Udah gimana maksud lo? Awal masuk udah telat, gimana kedepannya?" kata Sena masih dengan nada tingginya.

Jihoon hanya bisa menghela napas, Sena tidak bisa dibantah kali ini.

"Jihoon, dipanggil Pak Minhyun!" seru anggota OSIS lain dan membuat Jihoon mau tidak mau meninggalkan Sena.

Melihat itu, siswi-siswi itu merasa semakin terancam.

Malaikat sudah pergi.

"Gimana cara kalian mempertanggungjawabkan keterlambatan kalian?" tanya Sena lagi, sedangkan siswi-siswi tersebut masih bungkam.

"Bicara atau kalian saya jemur di lapangan sampai nanti siang?"

"I-itu kak..."

"Apa?!"

"Ribut aja sih, upacara sudah mau dimulai sayang," suara seorang cowok yang semakin membuat Sena ingin menampar wajahnya.

Siapa?

Daniel:)

"Atribut lengkap kan? Yaudah kalian masuk. Buruan sebelum singa di depan kalian lepas dari kandang. Biar kakak yang jinakin."

Kalimat Daniel dituruti oleh segerombolan siswi tadi, mereka segera masuk setelah sebelumnya menyapa Sena dan Daniel.

"Makasih kak, permisi."

Sedangkan Sena hanya menatap Daniel geram. Berani sekali ia melancangi jabatannya sebagai waketos?

"Bisa nggak lo ngehargai gue sebagai wakil ketua?"

Bad Boy | Kang Daniel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang