12

8.4K 671 68
                                    

Sena berulang kali menelepon Daniel, dan nggak ada satupun panggilannya yang terjawab.

Ia bingung, ini sudah larut malam dan nggak ada kabar apapun dari Daniel.

Sena jadi panik sendiri, apa jangan-jangan terjadi sesuatu?

Kayak misal kecelakaan atau dirampok, terus Daniel ditusuk, atau yang lebih parahnya lagi ditembak?

Sena menggeleng kuat.

Tenang Sen, lo nggak lagi nonton drakor.

Sena semakin sibuk dengan ponselnya sampai tidak menyadari langkah kakinya membawanya ke tempat yang berbeda dari yang tadi ia lalui.

"Nah ini, bego kok dipelihara," ucap Sena pada diri sendiri yang harusnya nggak mengambil jalan ini sekarang.

Nggak salah, ini semacam jalur lain untuk menuju ke apartemen Daniel. Cuma ini terlalu malam baginya untuk melewati gang yang cukup sempit ini.

Saat Sena memutar-balikkan tubuhnya, ia melihat siluet seseorang yang berdiri di dekat tiang listrik, menyandarkan tubuhnya di tembok, dan menegak minuman, yang Sena yakin, minuman keras.

Sena merasakan sesuatu yang mengganjal, hati kecilnya menginginkan untuk terus melewati gang tersebut.

Tapi otaknya seolah berpikiran bahwa mungkin saja ada hal-hal gila yang terjadi seandainya ia tetep kekeuh melewati gang tersebut.

Alhasil Sena lebih memilih putar balik, dengan keberanian tinggi melewati siluet tersebut.

Berharap dia melewati manusia. Bukan monster, hantu, atau semacamnya.

Baru beberapa langkah berhasil melewati sosok tersebut, Sena merasa ada yang mengikutinya.

Siapa lagi? Siluet itu.

Baru saja memutuskan untuk berlari, tangannya sudah dicekal oleh orang tersebut.

Sena terpekik, jatungnya berdegup tidak karuan. Ia merutuki dirinya yang sok berani tadi.

"L-lepas!" pinta Sena gemetar.

"Terlalu cantik untuk disia-siakan," ucap lelaki tersebut sambil membelai lembut pipi mulus Sena.

Diperlakukan seperti itu Sena bergidik ngeri, namun saking takutnya, badannya terlalu kaku untuk sekedar memberontak.

"Jangan tegang, lo yang harusnya bikin gue tegang," ucapnya lagi sambil terus membelai setiap sudut wajah Sena yang semakin lama semakin turun berusaha menjamah daerah yang lain.

Sadar tangan itu mulai menjalar ke area sensitifnya, Sena mulai tersadar dan memberontak dengan tenaga yang dimiliki.

"G-gue dulu ud-ah sabuk i-item," ucap Sena terbata dan dibalas dengan tawa oleh cowok itu.

"Terus? Tunjukin ke gue."

Sena merutuki diri sendiri. Iya, sabuk item pas SD maksudnya.

Sena kemudian mengepalkan tangannya dan meninju setiap bagian tubuh yang bisa ditinjunya.

Sedangkan cowok tersebut hanya tertawa ringan. Ia kemudian mengarahkan tubuhnya mendekat ke wajah Sena dan membuat Sena menciut.

"Kurang keras sayang," ucapnya sambil berusaha mengecup bibir Sena.

Sena menghindar, ia menghadapkan wajahnya ke samping yang malah membuat cowok tersebut tersenyum sumringah.

Dengan leluasa ia bermain di telinga Sena.

Sena bergidik saat dirasa ada sesuatu yang basah bermain di cupingnya.

"Ternyata ada juga cewek cantik yang berani berkeliaran malem-malem. Habis ngelayani siapa?" bisik cowok itu tepat di telinga Sena.

Bad Boy | Kang Daniel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang