"El, lo duluan aja," ucap Sena setelah membereskan buku dan alat tulisnya.
Yap, saat ini jam pelajaran telah usai. Dan teman-teman Sena yang lain sudah keluar terlebih dahulu.
Sena selalu keluar terakhir. Tidak selalu sih. Tapi dia selalu lama membereskan barang-barangnya.
Daniel mengerutkan keningnya.
"Siapa juga yang ngajak lo pulang bareng?" tanya Daniel tanpa melihat Sena sama sekali.
Sena ikut mengerutkan keningnya.
"Oh gitu?" tanya Sena ketus.
Daniel mengangguk. "Lo siapa gue?"
Sena ternganga, tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.
"Bangsat!" umpat Sena.
"Hus mulutnya ya tolong," ucap Daniel dan menyampirkan tas ranselnya di salah satu bahunya.
Sena hanya menatap Daniel tajam lalu berjalan keluar kelas tanpa menunggu Daniel.
"Loh?"
Daniel bingung dan segera menyusul Sena.
"Kenapa? Rapat?" tanya Daniel sambil berjalan mengikuti Sena.
Sena tidak mengindahkan ucapan Daniel dan malah sibuk dengan ponselnya.
"Sen, gue lagi ngomong nih," ucap Daniel karena tidak kunjung mendapat jawaban dari Sena.
"Siapa lo nanya-nanya gue?" balas Sena singkat masih tidak mengalihkan wajahnya dari ponselnya.
"Gue bercanda, Sen. Baper banget," ucap Daniel lalu merampas ponsel Sena dan tanpa sengaja melihat nama orang yang sedang chat dengan Sena.
Sena terkesiap. "Balikin nggak?!"
Daniel menghentikan langkahnya dan mengerutkan keningnya.
"Ngapain lo chatting-an sama dia?" tanya Daniel dengan nada tidak enak, masih sibuk men-scroll isi percakapan Sena.
Sena masih berusaha mengambil ponselnya meski hasilnya sia-sia.
"Bukan urusan lo kan?" tanya Sena pada akhirnya.
"Urusan gue, gue cowok lo."
"Oh gitu?" tanya Sena sinis dan dengan mudah berhasil mengambil kembali ponselnya lalu berjalan melewati Daniel.
Daniel dengan cepat menghampiri Sena dan meraih pergelangan tangannya.
"Sen, gue serius," ucap Daniel tajam.
"Oh, terus menurut lo gue nggak serius?" tanya Sena tak kalah tajam.
"Nggak usah kayak anak kecil, gue udah bilang gue bercanda," balas Daniel dengan nada meninggi.
Sena menatap Daniel kosong. Kemudian membuang muka.
"Iya gue emang masih kayak anak kecil. Nggak suka? Ya udah, nggak usah sama gue," jawab Sena menatap Daniel sebentar kemudian meninggalkan Daniel.
Daniel menghela napas kasar dan mengusap wajahnya kasar.
Tanpa berpikir panjang Daniel berlari mengejar Sena, kemudian meraih bahu Sena, memaksanya untuk menghadap Daniel.
"Sen, gue minta maaf," ucap Daniel sambil terus berusaha mendapatkan perhatian Sena yang sejak tadi membuang muka.
Daniel menghela napas berat dan kemudian melepas tangannya dari bahu Sena.
Sena yang awalnya berharap Daniel akan terus berusaha meminta maaf kepadanya, pada akhirnya hanya menelan kekecewaan karena saat ini Daniel diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy | Kang Daniel [COMPLETED]
Fanfiction🔞🔞🔞 Kang Daniel, senior tampan yang merupakan idola semua kaum hawa. Siapa yang tidak tahu Daniel? Tampan, putih, tinggi, gagah, berwibawa, namun sayangnya... Bad boy. Tidak pernah satu kalipun ia terlibat hubungan serius dengan seorang wanita. I...