11

8.9K 627 37
                                    

“Bangke Jihoon! Lo sialan banget bangsat!” umpat Sena yang diutarakannya berulang-ulang untuk Jihoon.

“Omongannya tolong!” balas Jihoon setengah berteriak yang cukup terganggu dengan umpatan-umpatan Sena.

Sejak 10 menit lalu, Sena menolak untuk turun dari mobil.

Ia hanya berdiam di samping kursi pengemudi dengan terus berteriak-teriak ke orang di sebelahnya.

“Apa njing?!” teriak Sena kesal tanpa menghadap ke arah Jihoon sedetikpun.

“Sena ih astaga!” Jihoon memijat pelipisnya.

“Sumpah gue pengin nyekik lo sekarang,” kata Sena sambil melirik tajam ke arah Jihoon.

Jihoon bergidik ngeri ditatap seperti itu oleh Sena. “Buset Sen! Lo ganas banget sih ah!”

“Lo sih yaampun ngeselin banget!” teriak Sena lagi yang sedang mencak-mencak di tempat hingga mengakibatkan mobil ikut bergerak-gerak.

“Sena jangan heboh ah! Kalau ada yang lihat dikira kita lagi buat anak!” seru Jihoon panik sambil memegang erat kemudi. Berpikiran hal yang dilakukannya itu dapat membuat mobil tidak lagi bergerak.

“Nggak lagi bercanda!”

“Apa sih, apa?!” tanya Jihoon menyerah.

Sena mendengus tak percaya. “Eh tai cicak, lo masih nggak paham salah lo apa?”

“Enggak,” jawab Jihoon singkat dengan ekspresi datarnya.

Sena menghentakkan tubuhnya ke belakang. “Gue pengin turun jabatan sumpah.”

“Kok gitu?!” protes Jihoon heran.

“Wahai jomblo akut, lo benar-benar bego apa gimana sih? Pantes tujuh belas tahun hidup lo sendirian mulu,” sindir Sena.

“Wahai nenek sihir! Gue mah banyak yang mau kalau lo pengin tau. Salah apa sih gue?!” sindir Jihoon tak kalah kesal.

“Lo tuh ya, pehape gue tau nggak!”

“Hah?”

Sena menghela napas berat.

Seperti tersadar sesuatu, Jihoon membelalakkan matanya dan melongo selama beberapa detik.

“Lo beneran baper sama gue Sen? Astaga! Sumpah Sen, gue nggak ada maksud nge-pehape-in lo suer!” teriak Jihoon sambil mengacungkan dua jarinya membentuk huruf V.

Sena semakin geram. Ia mengepalkan tangannya dan menggeplak kepala Jihoon.

"Bego! Lo tadi sok-sok misterius nyuruh gue ngikut lo-“ jelas Sena yang dipotong oleh Jihoon.

“Terus?”

“Terus? Lo ngajak gue ke mana?”

“Pulang.”

“Mati aja gue njing,” umpat Sena lagi sambil memijat pelipisnya.

“Kenapaaa?” tanya Jihoon masih tidak paham ada apa dengan Sena.

“Gue kira lo mau ngajak gue ke suatu tempat, bantet!” jelas Sena pada akhirnya.

“Gue emang mau ngajak lo ke suatu tempat kok,” jawab Jihoon sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Terus ngapain lo bawa gue balik ke apartemen Daniel?” tanya Sena mulai kalem. Capek juga teriak-teriak mulu.

“Buat ambil barang-barang lo,” jawab Jihoon dan berhasil membuat Sena mengernyit.

“Maksudnya?” tanya Sena tidak mengerti.

Jihoon menghadapkan wajahnya ke Sena dan menatapnya serius.

Bad Boy | Kang Daniel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang