24

4.8K 336 34
                                    

Seperti biasa, Daniel dan Sena berangkat ke sekolah bersama. Tidak ada hal penting lain yang terjadi setelah perbincangan singkat mereka di balkon apartemen Daniel semalam.

Hanya sedikit kecanggungan, dan cukup banyak keributan, karena Sena mengomeli Daniel yang bangun telat.

Alhasil, mereka tiba di sekolah tepat 5 menit sebelum bel masuk dibunyikan.

"Sen! Gue kira lo nggak masuk!" teriak Seulgi panik setelah beberapa kali menelepon Sena dan tidak dijawab.

Sena sudah duduk di sebelah Jihoon sekarang, sedangkan Daniel di sebelah Daehwi, seperti biasa.

"Mana barengan pula sama si kuda," timpal Jisung dan berhasil membuatnya mendapat jitakan di kepalanya.

Sama halnya dengan Seulgi, Jisung menelepon Daniel berulang-ulang kali, dan tidak mendapat jawaban.

Ong yang sejak tadi diam, ikut menyimak percakapan yang terjadi antara geng Sena dan geng Daniel, dan berakhir mengerutkan keningnya.

Daehwi mendengus kecil, "hmm, kalau dilihat-lihat nih ya, kalian emang selalu dateng bareng, pulang juga bareng nggak sih?" selidik Daehwi.

"Kan mereka pacaran, Wi," balas Irene yang menjawab kecurigaan kurang penting Daehwi.

Daehwi mengangguk paham, seakan-akan fakta kalau Sena dan Daniel berpacaran tidak menjawab kecurigaannya.

"Lo anter-jemput Sena tiap hari El?" tanya Woojin.

Sedangkan Daniel dan Sena hanya terpaku tidak bisa menjawab.

Memang tidak ada yang mengetahui kalau mereka tinggal bersama sekarang.

Hanya Jihoon, tidak ada lagi.

"Siapa yang-"

"Siapa yang bilang mereka pacaran?" timpal Ong tiba-tiba, memotong perkataan Jihoon.

Jihoon melebarkan matanya. Pertanyaan yang harusnya ia lontarkan diambil oleh Ong.

Giliran Daniel yang menatap Ong tajam, sama halnya dengan Ong yang juga membalas tatapan Daniel.

Daehwi, sebagai orang yang berada di posisi tengah-tengah, merasa harus ambil tindakan.

"Udah-"

"Wah, ada yang cemburu kayaknya," ucap Woojin dan mendapat tatapan tajam dari Daehwi.

Daehwi lalu menghela napas kasar.

"Lo kenapa?" tanya Jihoon pelan mendapati Daehwi yang memucat.

"Takut gue tuh!"

Sena meraih tangan Daniel, "udah."

Daniel menarik napas dalam, lalu memalingkan wajahnya dari Ong dan menatap Sena sambil tersenyum.

Sena membalas senyum Daniel singkat lalu kembali membalikkan tubuhnya menghadap depan.

Guru sudah memasuki kelas, pertanda kelas akan dimulai.

Sedangkan Daehwi, dengan keberanian berlebih menepuk pundak Ong pelan beberapa kali.

"Sabar ya."

Kalimat Daehwi hanya ditanggapi dengusan oleh Ong yang sudah memalingkan wajahnya.

Ong bukannya orang bodoh yang tidak mengerti kedekatan Sena dan Daniel. Namun atas kejadian yang dialami Sena kemarin, apa Sena masih mau menerima Daniel?

Pertanyaan itu terus berputar di pikiran Ong sejak tadi.

"Lo nggak papa?" tanya Jihoon pelan sambil sesekali melirik Sena.

Bad Boy | Kang Daniel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang