Sudah satu harian mama zahra belum sadar juga setelah melakukan operasi tadi siang. Hari semakin gelap, zahra sedang tertidur diatas brankarnya. Keadaannya semakin memburuk. Tata dan balqis yang lelah menemani zahra kini ikut tertidur sedangkan azra dan adit masih asyik memainkan game di hp mereka masing masing.
"Zra pulang yuk, ntar mama gue nyariin. Lagiankan udah ada tata sama balqis yang nemenin zahra"
"Kalau mau pulang luan aja dit, gue masih mau jagain zahra disini"
"Cieeee ada yang lagi khawatir ni ceritanya" adit menggoda azra dan menyenggol lengan azra dengan tangannya.
Azra yang mendengar perkataan adit langsung memukul kepala si adit dengan kuat sampai si adit memekik kesakitan.
"Lagian gue udah janji sama zahra biar jagain mamanya sampai dianya sembuh" azra yang langsung menatap zahra dengan penuh perhatian.
"Yaelah, janjinya jagain mamanya tapi mala jagain anaknya" ucap adit sambil tertawa pelan.
Namun azra pura pura tidak mendengarnya karna dia males Ngeladenin si adit yang ada nanti malah berantem.
"Yodah, gue telpon mama gue dulu" adit langsung keluar untuk menelpon miska mamanya.
Melihat keadaan zahra yang semakin memburuk azra teringat dengan puisi yang ia temukan dibawah mejanya. Ntah kenapa hati azra teringat dengan puisi itu. Di puisi itu tertulis nama seorang cewek yang persis dengan nama zahra.
Dari waktu itu Azra penasaran sama penulis puisi itu, karna menurutnya puisi itu sangat bagus.
Azra yang penasaran dengan hal itu membuatnya ingin tahu siapa sebenarnya zahra itu.
Setelah selesai menelpon mamanya, adit kembali kedalam.
Dia langsung duduk disebelah azra.
"Dit gue pinjem hp lo" azra langsung merebut hp adit dari tangannya si adit.
"Kebiasaan banget lo, minjem gak bilang bilang dulu"
"Yaelah dit gue kan udah bilang tadi"
"Besok besok kok mau minjem tanya dulu di izinin gak sama pemiliknya kok di izinin baru ambil tapi kok gak di izinin yodah jangan diambil" adit ngedumel pada azra.
"serah" sambung azra betet nge dengar si adit ngedumel panjang banget macam ibu ibu kos yang kosannya belum dibayar sampai 3 bulan.
Azra mencari nama zahra di kontaknya adit. Azra terus mencari kesemua sosmed si adit, tapi dia tidak menemukan kontak zahra dimanapun.
Dengan penuh kekecewaan Azra langsung ngembaliin hp nya si adit.
"Ni gue balikin hp lo"
"Lah, gitu doang? "
"Makasih adit udah mau pinjemin hp lo ke gue" ucap azra bete.
"Gitu dong gue kan jadi seneng, emangnya lo nyari apaan sih? " tanya adit penasaran.
"Gak nyari apa apa"
"Ooo... "
Setelah itu tidak ada komunikasi lagi diantara mereka berdua. Mereka hanya sibuk dengan gadget masing masing.
Azra sebenarnya ingin menanyakan sesuatu dengan adit tapi ia gengsi karna adit pasti meledek nya nanti.
"Dit? "
"Hmmm"
"Nama lengkap zahra sebenarnya siapa sih?
"Audy azzahra, emangnya kenapa? " adit menatap azra sekilas dan langsung kembali menatap gadget nya.
"Pas banget sama nama cewek yang ada di puisi itu"
"Puisi? " tanya adit penasaran dan langsung menatap azra dengan tajam.
"Nggk" jawab adit.
"Kenapa gue pake keceplosan segala sih" ucap azra dalam hati.
"Zahra emang suka nulis puisi" ucap adit sambil memainkan hp nya.
"Gue gak nanyak! " ucap azra dengan muka datar sambil berpura pura memainkan hp nya. Padahal dalam hati azra dia bertanya tanya apakah penulis puisi itu zahra?. Namun dia gengsi untuk memberitahu adit yang sebenarnya karna adit pasti meledek nya karna udah nyimpen kertas yang berisi puisi itu.
.
.
.
.
Seketika zahra terbangun dari tidurnya sambil memanggil manggil mama nya.
Tata, balqis, azra dan adit yang mendengar suara zahra langsung mendekati brankar zahra.
"Ra kamu udah sadar? " ucap tata sambil menggenggam tangan zahra.
" mama gue mana ta? " zahra bertanya kepada tata namun matanya masih tertutup.
"Mama kamu baik baik aja ra" ucap balqis sambil menggenggam kedua tangan sahabatnya itu.
"Gue pengen lihat mama gue ta" ucap zahra sambil membuka matanya dan langsung mengubah posisinya menjadi duduk sambil dibantu sama tata dan balqis.
"Yodah kita sekarang ke ruangan tante Viona" ucap tata sambil membantu zahra untuk berdiri.
"Ta, tapikan zahra masih lemas"
Ucap azra yang takut dengan keadaan zahra akan semakin memburuk.
Namun tata dan balqis tidak open dengan perkataan azra dan langsung membawa zahra keruangan mamanya.
"Zra lebih baik kita turutin kemauannya zahra, kalau tidak keadaan zahra akan semakin memburuk" ucapan adit sambil menepuk bahu azra.
"Tapikan dit"
"Gue tau lo khawatir sama zahra, tapi gue udah hapal banget sama sifat nya zahra. Lebih baik kita turutin kemauan dia selagi itu akan membuatnya lebih baik. Zahra itu orangnya lebih mikirin kesehatan orang lain daripada kesehatannya sendiri. Selagi dia bisa dia pasti ngelakuin semampunya zra, kalau seandainya kita tidak turutin kemauannya itu akan menjadi beban baginya dan membuat keadaannya semakin memburuk" jelas adit pada azra.
Mendengar perkataan adit azra langsung terdiam, dia tidak menyangka sifat zahra seperti itu.
.
.
.
.
Melihat mamanya yang terbaring di atas brankar zahra langsung meneteskan air matanya tanpa bersuara sedikitpun karna dia takut mengganggu kesehatan mamanya.
"Ma cepat sembuh ya, zahra rindu sama mama" zahra yang terus meneteskan air matanya dan menggenggem kuat tangan ibunya.
"Udah ra jangan nangis terus, kasian mama kamu. Kalau mama kamu tau pasti dia juga ikut sedih" ucap balqis yang berusaha membuat zahra berhenti menangis.
"Makasih ya teman teman "
Ucap zahra sambil memeluk kedua sahabatnya itu.
Balqis dan tata yang terharu dengan itu langsung meneteskan air matanya.
.
.
.
.
"Dit sebaiknya lu pulang aja, udah malem jugak. Kasian mama lu pasti nyariin"
"Gue udah kabari mama gue ra, lu ga usah khawatir"
"Tapikan udah malem dit, besok kalian harus sekolah"
"Yodah gue sama azra pulang dulu ya" ucap adit sambil permisi untuk pulang.
"Ta gue titip zahra sama ibunya ke lo" ucap azra sambil berbisik.
"Iya lo tenang aj, gue bakal jagain kok" ucap tata sambil mengajukan jempol ke azra.
.
.
.
.
Saat di parkiran azra berpapasan dengan andre kakaknya zahra dan ternyata andre adalah musuh nya saat balapan.
"Eh lo, ternyata dunia ini sempit ya" ucap andre sambil tertawa pelan.
"Lo ngapain disini? " azra yang terlihat emosi namun menahannya karna ini tempat umum.
"Gak urusan lo" andre langsung menolak bahu azra dan langsung berjalan meninggalkan azra.
Azra sangat ingin mengejarnya dan mendaratkan pukulan nya di wajah andre, namun adit memanggilnya. Azra langsung berlari menghampiri adit.
"Zra sekarang kita pulang naik ap?"
"Jalan"
"Gila lo, rumah gue jauh kali"
"Ya naik taksi la, masak iya gue suruh orang buat nunjang kita biar sampe dirumah" ucap azra yang dari tadi emosi karna berjumpa sama andre musuhnya.
"Ya udah, b aja kali ngomongnya gosah ngegas" ucap adit yang langsung memanggil taxi yang lewat.
"Zra lo kenal andre dari mana? "
Tanya adit yang kini sedang berada di dalam taksi bersama azra.
"Lo bisa nggk ga usah bahas cowok berengsek itu" ucapan adit yang membuat emosi nya semakin meluap.
Adit hanya diam karna dia takut emosi azra akan semakin bertambah jika ia berbicara lagi.
.
.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S MINE
Fanfiction"gue minta maaf ra, kemarin gue terlalu cemburu liat lo berduaan sama laki laki brengsek itu" "laki laki brengsek lo bilang?" "ngaca zra ngacaaa!!" "lo yang brengsek!!" Azra hanya diam seribu bahasa. Tidak ada kata kata yang bisa keluar dari mulut...
