29. merelakan?

51 9 3
                                    

Tess
Tesss
1 2 di coba di coba.

Ekhmmmmm

Assalamualaikum wr.wb

Disini saya ingin mengucapkan ribuan terima kasih kepada pembaca setia it's mine.

Sekarang ini saya sangat kecewa dengan para readers sekalian.

Mianh kalau chap sebelumnya gaje, gabut, bosan dll.
.
.
.

Happy reading

Aurhor pov

Hari demi hari berlalu, udh dua minggu zahra belum juga sadarkan diri.

Azra masih setia menunggu kesadarannya.

Hari ini tepat tanggal 8 februari dimana zahra yang seharusnya merayakan hari kelahirannya.

"syg aku datang bawa kado buat kamu. Hari ini kamu ulang tahun loh masak kamu lupa" kata azra yang tengah duduk di kursi samping brankar zahra.

"aku juga bawa bunga buat kamu, kan kamu sendiri yg bilang kalau kamu pengen di belikin bunga di hari ulang tahun kamu. Ini aku udh dtg bawa bunga yg kamu mau, bangun dong masak kamu gak mau bangun" azra menggenggam tangan zahra, sesekali di mengecup punggung tangannya.

"aku tau kamu bisa dengerin aku. Kamu bangun yaa, gak bosan apa tidur disini mulu?"

Kata kata itu terus terlontar dari mulut azra, dia terus berbicara walaupun tak ada satu ucapan nya yg di jawab oleh wanita yang sedang terbaring di atas brankar.

Azra tidak pernah bosan menunggu kesadaran kekasihnya itu.

'cklk

Azra langsung terbangun dan melihat ke arah pintu.

Itu arkan yang juga sering menjenguk zahra yg terbaring koma.

"siapa lo" tanya azra pas liat arkan membawa bunga di tangannya.

Arkan hanya tersenyum remeh.

"kenalin gue orng yg pernah ada di hati zahra" arkan mengulurkan tangan kekarnya ke azra, namun azra tidak menanggapinya.

Azra berusaha mencerna perkataan cowok tersebut.

'yg pernah ada di hati rara?? Mantan?' -batinnya

Zahra sebelumnya belum pernah cerita ke azra tentang sosok seorang arkan yang pernah membuatnya bangun dari keterpurukan.

Arkan meletakkan bunga itu di atas nakas.

Arkan duduk di sisi kiri zahra sedangkan azra duduk disisi kanan zahra.

Suasana hening tanpa suara, tidak ada satupun yang ingin membuka suara mau itu arkan ataupun azra.

Akhirnya keheningan itu terpecahkan oleh kedatangan sosok seorang ibu yang tidak lain adalah viona.

Viona sempat kaget melihat kehadiran arkan.

"arkan?" itulah kata pertama yg di ucapkan viona waktu memasuki ruangan.

"tante" arkan mencium punggung tangan viona, begitu juga dengan azra.

"azra udh lama disini?" tanya viona mengalihkan pandangan dari arkan.

IT'S MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang