41. rumah sakit

92 10 13
                                    

I'm back guyss

Happy reading

Pagi ini matahari bersinar cukup terik. Seluruh murid kelas XII IPA 1 berkumpul di tengah lapangan dengan seragam olahraga. Semua murid melakukan pemanasan sebelum benar benar melakukan aktivitas pembelajaran pagi ini. Matahari yang terik membuat semua murid merasa gerah, bahkan buliran keringat mulai muncul dari permukaan wajah.

"gerah banget anjirr" tata mengusap dahinya yang penuh dengan keringat.

"aduh, kenapa olahraga nya pagi gini sih kenapa gak sore aja coba" celoteh balqis.

"pak! Gak bisa cari lokasi yang ada ac nya apa pak?" rehan mengeluh pada pak trisno.

Pak trisno mengarahkan pandangannya pada rehan dan menatapnya tajam "matahari pagi itu bagus buat kesehatan kalian"

"tapikan panes banget pak" tata ikut protes.

"udah la ta, tahan aja dulu bentar lagi selesai kok" zahra berusaha menasehati tata agar tidak terus mengoceh.

"tapi ka-, ra hidung kamu kenapa berdarah?"

Mendengar teriakan tata, semua murid kelas XII IPA 1 segera mengalihkan pandangan mereka pada zahra.

Zahra yang sadar itu langsung menutup hidung nya dengan handuk kecil yang terlampir di lehernya.

Azra langsung berlari ke tempat zahra duduk bersama teman temannya. Seluruh murid merasa khawatir, karna melihat wajah zahra yang mulai pucat pasih.

"ra" terlihat dari raut wajah nya dia merasa khawatir.

"gak papa kok, cuman mimisan biasa"
Jelas zahra yang melihat semua teman temannya merasa khawatir.

"pak saya bawa zahra ke uks" izin azra selaku ketua kelas dan juga kekasih zahra.

Mendapat anggukan dari pak trisno, azra bergegas membawa zahra ke uks. Azra hanya menuntun nya ke uks karna zahra masih sanggup untuk berjalan.

Sampai di uks zahra duduk di atas brankar sambil membersihkan darah dari hidungnya.

"lain kali kalau sakit gausah sekolah dulu" azra meletakkan gelas berisi air putih di atas nakas.

"cuman kecapean aja, lagian juga udh sering kaya gini" jelasnya.

"liat tuh muka kamu, sampai pucat kaya gitu" azra berucap sambil mencari obat di dalam kotak obat.

Zahra hanya diam.

"nih makan" azra menyerahkan pil ke zahra.

"bentar, darah nya belum berhenti" zahra terus membersihkan darahnya dengan tisu. Sesekali dia menyumbat hidungnya.

"biasanya juga banyak kaya gitu?" tanya azra keheranan melihat bnyak tisu yang di habiskan zahra untuk membersihkan darah di hidungnya.

Zahra hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan azra.

"kenapa gak cek ke dokter ra? Aku temenin ke dokter ya?" azra bertanya dengan suara nya yang lembut penuh kasih sayang.

"gausah, aku udah cek kemarin"

"kenapa gak bilang sama aku?" tanya azra mulai mengintrogasi zahra.

"nanti ngerepotin"

"biasanya juga ngerepotin mulu" celetuk azra sambil menarik kursi untuk ia duduki.

Zahra hanya nyengir kuda.

"terus dokter bilang apa?"

"katanya cuman kecapean aja" jelas zahra.

IT'S MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang