33. KARIN

64 11 1
                                    

Saia berharap kalian tidak manjadi siders yaaaaa.

Happy reading

Sekarang azra, keluarga viona, serta keluarga regan sedang menyaksikan pembukaan perban mata zahra.

Seorang dokter mulai beraksi membuka perban putih itu dengan mengguntingnya terlebih dahulu, kemudia memutarnya mengelilingi kepala gadis itu.

'semoga berhasil'

'ya allah semoga operasinya berhasil'

'semoga semuanya gak sia sia'

'dengan ini gue bisa rasakan kehadiran mama walau hanya melihat mata seseorang'

'gue harap lo bisa ngelihat lagi dek'

'walaupun mata indah yang selama ini gue lihat udah jadi milik orang lain tapi gue tetap bahagia'

'walau mama udah gak ada tapi karin bahagiaaaa banget masih bisa lihat mata indah mama'

Setelah perbannya benar benar terbuka dokter meminta zahra untuk membuka matanya secara perlahan.

Semua makhluk yang berada di ruangan itu seolah menegang menantikan hasil yang mereka harpkan.

"azra" itulah kata kata pertama yang keluar dari mulut zahra.

Ya azra adalah orang yang pertama dia lihat setelah sekian lamanya.

Semuanya menghembuskan nafas lega karna zahra bisa melihat kembali. Dan hasil yang mereka harapkan sesuai ekspektasi mereka.

Dan kali ini realita semanis ekspektasi.

"mama, papa, kak andre, tata, balqis, adit tante, rehan dan-" zahra menyebutkan nama semua makhluk yang berada di di hadapannya. Namun ucapan nya terhenti saat melihat wajah dua sosok makhluk yang asing baginya.

"ini regan, dan ini karin adik regan"
Jelas arga saat melihat tatapan bingung putrinya.

"mereka siapa?"

"jadi regan sama karin ini anak dari almarhuma yang udah donorin matanya ke kamu"

Zahra menatap tak percaya ke arah karin dan regan. Terutama karin dia tak menyangka gadis kecil seperti karin harus kehilangan sosok seorang ibu yang masih sangat ia butuhkan kehadirannya.

"hai karin kenalin nama kakak zahra panggil aja rara" ucap zahra ke karin yang berada di samping brankarnya.

"hai kak, nama aku karin" jawab karin menyambut tangan zahra yang terulur ke arahnya.

Terlihat mata sembap karin karna terlalu lama menangis.

"makasih yaaa, karna mamanya karin kak rara sekarang bisa lihat lagi" ucap zahra tersenyum ke arah karin.

Sebenarnya zahra juga gak tega liat karin yang menderita karnanya.

Melihat gadis mungil yang tak berdosa itu membuat rasa bersalah muncul di dalam hatinya. Jika dia tahu mungkin dia lebih memilih untuk tidak melihat daripada harus membuat gadis sekecil karin menderita seperti ini.

Setelah menatap gadis kecil itu mata zahra beralih menatap regan yang juga menatapnya.

"makasih yaa, gue gak tau mau balas kalian kayak gimana lagi" ujar zahra mengulurkan tangannya ke regan.

Regan yang sadar akan hal itu langsung menyambut uluran tangan zahra dan menganggukan kepalanya.

Matanya tidak lepas menatap mata zahra.

Ada rasa nyaman dan ketenangan yang timbul waktu regan melihat sepasang bola mata yang selama ini selalu berusaha membesarkan nya seorang diri tanpa sosok seorang ayah, namun sekarang berbeda halnya karna mata itu bukanlah lagi milik ibunya melainkan milik orang lain. Jadi dia tidak berhak untuk melihatnya lebih lama seperti dulu.

"jadi mulai sekarang karin akan tinggal bareng kita" jelas arga selaku kepala keluarga yang bertanggung jawab.

"beneran pa?" tanya zahra tak percaya.

Arga mengangguk.

"karin seneng gak bisa tinggal bareng aku?" tanya zahra ke karin.

"seneng kok" jawab karin yang berusaha menahan tangisnya.

"kok senang peluk aku dong" zahra mengembangkan tangannya ke arah karin.

Karin yang sadar itu langsung memeluk zahra walau karin yang sedikit menjinjit karna brankarnya yang tinggi atau badan karin yang kecil.

***

"kita kapan pulang dari rumah sakit ma?" tanya zahra ke viona.

"besok pagi sayaaang" jawab viona memgelus kepala putrinya.

Sekarang tinggal viona, dan karin lah yang masih setia menunggu zahra di ruang inapnya.

Tata, balqis, rehan dan adit sudah pamit pulang dari tadi sore. Sedangkan regan, arga, azra, dan andre tidak tahu pergi kemana.

"ma apa gak sebaiknya karin pulang kerumah aja?" tanya zahra yang melihat karin sudah tertidur pulas di sofa.

Ya padahal ada brankar kosong di samping zahra, namun viona tidak mengijinkannya karna takut karin terkena virus dari brankar itu.

"gak ada yang nemenin kalau di rumah" jawab viona yang fokus ke sinetron cinta suci.

"regan?"

"regan gak tinggal di rumah kita ra"

"terus?"

"untuk sementara ini regan tinggal di kos kosan dulu"

"kok?"

"katanya dia pengen kuliah ke jogja"

"oo gituu, jadi yang biyain semuanya mama sama papa?"

"iyaa, karna itu permintaan terakhirnya mama regan."

"emang keluarganya mereka kemana ma?" tanya zahra masih penasaran.

"regan sama karin dari dulu hanya hidup bertiga dengan mamanya, papanya regan tidak perduli dengan mereka sama halnya dengan saudara saudara mereka" jelas viona yang dapat anggukan dari zahra.

"berarti karin tinggal sama kita selamanya dong ma?"

"gak selamanya jugak dong ra, nanti kok karinnya udah nikah masak iya masih tinggal sama mama sama papa, pasti karin ikut sama suaminya dong" jelas viona yang lagi lagi dapat anggukan dari zahra.

"yudah rara ngantuk nih, good night mom"

"good night too sayang"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Di part ini gue gak buat azra ikut serta karna gue fokus ke karin dan regan dulu.

Jangan lupa voment ya guys✌

Di baca aja gue juga udah syukur kok:)

IT'S MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang