Jangan jadi siders yaaaa..
Happy reading
Hari demi hari berlalu.
Sampai saat ini mereka belum menemukan pendonor mata untuk zahra.Seminggu sudah zahra melewati hidupnya tanpa bisa melihat apapun.
Dia berusaha untuk menerima semua kenyataan ini, namun tetap saja pikirannya selalu terdorong ke hal hal yg negatif."ma kak andre gak kemari?" tanya zahra ke wanita paruh baya yang masih setia menjaga nya.
"ntar sore kakak kamu kemari" jawab viona.
"kak michel?" zahra terus melontarkan pertanyaan pertanyaan sederhana namun sangat berarti baginya ke sosok seorang mama yg dia cintai.
"michel baru bisa pulang akhir bulan"
"disaat rara lagi butuh mereka, tapi mereka pada pergi ninggalin rara" ujarnya lesu."mereka kan juga punya urusan pribadi sayang" viona mengelus rambut anaknya dengan penuh kasih sayang.
Tok
Tok
Tok.Suara ketukan pintu itu membuat keduanya melihat ke arah sumber suara.
Arkan.
Ya itu arkan.
Arkan datang dengan membawa sebuah bunga di tangan nya.
Dia meletakkan bungan itu di atas meja kecil sebelah sofa.Arkan menghampiri viona dan mencium tangannya.
"aku kesini cuma pengen liat keadaan kamu" ujar arkan yang tengah duduk di kursi samping brankar zahra.
"sekarang lo udh tau kan? Sekarang lo bisa keluar dari ruangan ini" pinta zahra dengan kasar.
Tidak ada jawaban dari arkan. Dia hanya memandang wanita itu lamat lamat.
Tujuannya kemari bukan hanya ingin melihat keadaan zahra tapi arkan juga ingin meminta maaf atas kesalahan yang pernah ia perbuat ke zahra. Walaupun dia tahu, zahra tidak akan memaafkan nya sampai kapanpun.
"ra.." tangannya mulai meraih tangan zahra.
Refleks zahra menarik tangannya kembali.
Viona yang melihat aksi arkan hanya diam tidak berbuat apapun, dia berpikir keduanya sudah cukup dewasa untuk menyelesaikan masalah ini.
"gue cuma pengen minta maaf ke lo"
"maaf?? Salah nya maaf lo gak bisa ngembaliin nyawa papa gue"
Arkan terdiam.
Setelahnya tidak ada perkataan apapun yg keluar dari mulut mereka baik itu zahra maupun arkan.
Dan akhirnya keheningan itu terpecahkan dengan kedatangan sosok pria tinggi yang tak lain adalah azra.
"eh azra, duduk sini" ujar viona berusaha menetralkan situasi ini.
Azra hanya menurut, namun tatapannya tak lepas dari arkan.
"ma azra disini?" tanya zahra yang beralih dari tidurya.
Azra yg sadar akan hal itu, langsung berlari kecil menghampiri sang kekasih yang berusaha bangkit dari tidurnya dan membantunya.
"azra" deham nya.
"iya ini gue" jawab azra.
Zahra hanya tersenyum dengan tatapan kosongnya.
"zra tante tinggal dulu ya" ucap viona yg merasa dirinya tidak seharusnya ada disitu. Toh itu juga urusan anak muda Jadi dia tidak perlu ikut campur untuk hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S MINE
Fanfiction"gue minta maaf ra, kemarin gue terlalu cemburu liat lo berduaan sama laki laki brengsek itu" "laki laki brengsek lo bilang?" "ngaca zra ngacaaa!!" "lo yang brengsek!!" Azra hanya diam seribu bahasa. Tidak ada kata kata yang bisa keluar dari mulut...