3: Benar terjadi

498 70 3
                                    

Jungkook sedang mencari gadis itu, tapi Ia belum berminat untuk menemuinya. Ia ingin mengawasinya terlebih dulu, tentang perilakunya. Lim Hayeon adalah gadis penyendiri yang tidak punya teman, dia pendiam dan selalu tenang. Dia selalu membaca begitu banyak buku dan sering mengunjungi perpustakaan. Juga, Jungkook tahu satu fakta menarik, bahwa gadis itu bisa tidur di mana-mana dan setiap saat. Ia tidak tahu apakah gadis itu benar-benar mengantuk atau mungkin sejenisnya.

Dan hari ini, Jungkook melihatnya tidur di bangku taman sekolah. Ia yang memutuskan untuk membolos pelajaran menemukannya di sana. Jungkook perlahan mendekatinya dan duduk di sampingnya. Ia memperhatikannya dengan teliti sampai gadis itu terbangun karena ada yang mengganggunya, mimpinya.

Gadis itu, yang tidak lain adalah Hayeon, terkejut setelah melihat seorang Jeon Jungkook duduk di sampingnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Hayeon cepat.

"Tidak ada," Jawab Jungkook, berusaha menghindari kontak mata dengan Hayeon.

"Ya tuhan, jam berapa sekarang?!" Hayeon baru ingat. Dia langsung panik namun Jungkook meraih pergelangan tangannya dan menariknya untuk kembali duduk di sampingnya.

"Lupakan saja, jam pelajaran sudah dimulai dari tadi." Sahut Jungkook malas.

"Mwo?! D-dan.. kau tidak membangunkanku?!"

"Yah, memangnya kau itu siapa sampai aku harus membangunkanmu?"

"Aigoo, sudah berapa kali aku melewatkan jam pelajaran? Betapa bodohnya dirimu, Lim Hayeon!" Hayeon bergumam, merutukki dirinya sendiri.
  
    
Hening.
  
    
"Yah, sebenarnya ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu, tukang tidur." Jungkook akhirnya memecahkan kesunyian. Hayeon menatapnya. "Selamat."

"Selamat?" Hayeon bingung.

"Selamat telah berhasil membuatku bingung," Lanjut Jungkook.

"Kaulah yang membuatku bingung," Hayeon masih belum bisa mengerti.

"Paboyah," Jungkook langsung menjitak kening gadis itu.

"Yah, kenapa kau menjitakku?!" Hayeon memegangi keningnya yang memerah.

"Aku bilang aku ingin bicara padamu, jadi dengarkan dulu, bodoh." Ucap Jungkook cepat, sedangkan Hayeon hanya cemberut.

"Kau bilang kalau aku akan segera meninggal, jadi bagaimana kau membuktikannya agar aku dapat mempercayaimu?"

"Aku tidak tahu, banyak orang mengatakan kepadaku untuk membuktikan apa yang aku katakan tentang masa depan mereka tapi aku tidak bisa melakukan apapun dan pada akhirnya, mereka hanya menertawakanku dan mengatakan kalau aku hanyalah orang yang sok tahu yang berharap menjadi cenayang bodoh. Apalagi kalau tentang masa depan yang buruk," Jelas Hayeon.

"Jelas tidak ada yang akan mempercayaimu," Cibir Jungkook.

"Aku tahu, tapi itu benar - benar terjadi pada mereka, aku memberitahu bahkan juga memperingatkan mereka tapi mereka tidak mau mendengarkan dan malah menertawakanku. Kurasa mereka sangat menyesal telah mengabaikanku sekarang, semuanya terjadi dengan sangat cepat."

"Lalu, apa tepatnya yang kau lihat tentangku?" Tanya Jungkook penasaran.

"Ada dua kejadian yang akan menimpamu, dan aku tidak tahu kapan itu akan terjadi padamu, tapi aku yakin itu akan terjadi."

"Katakan dengan jelas, bodoh." Sahut Jungkook tidak puas.

"Berhenti panggilku bodoh," Desis Hayeon. "Yang kulihat.. wajahmu penuh dengan darah, dan yang satunya.. kau tergeletak lemas di jalan, di bawah hujan.. dan kau tidak bernafas."

"Well.. baiklah, itu benar - benar membuatku ngeri."

"Uhm.. apa kau kenal dengan namja bernama Kim Taehyung?" Hayeon langsung bertanya.

Jungkook sedikit terkejut, "K-kau tidak mengenalnya? Astaga, kau berasal darimana? Korea Utara?"

"Ah, jadi dia salah satu temanmu? Maaf, aku memang sengaja tidak menghafal nama -nama tukang bully di sekolah ini."

"Kau itu kutu buku, tapi arogan sekali." Desis Jungkook.

"Kau itu yang selalu arogan, aku berani bertaruh kalau kau bahkan tidak tahu namaku meskipun aku teman sekelasmu." Sahut Hayeon cepat.

"Oh, jadi kau ingin aku peduli padamu sekarang?" Sahut Jungkook tak kalah cepat.

"Lupakan saja," Gumam Hayeon malas. "Tapi, aku serius.. apa kau tahu dimana dia sekarang?"

"Siapa?"

Hayeon menghela nafas frustrasi, "Kim Taehyung."

"Molla," Jawab Jungkook dengan malas.

"Aku baru saja melihat sesuatu, aku melihat nametag-nya, dia tergelincir di lantai yang licin dan kepalanya akan membentur sesuatu seperti pot begitu keras hingga potnya pecah dan aku tidak tahu yang lainnya. Aku terbangun sebelum melihat semuanya," Hayeon menjelaskan.

"Jinjja?!" Jungkook melebarkan matanya terkejut.

"Aku harus menemukannya sekarang, aku tidak tahu tapi aku merasa bahwa itu akan segera terjadi." Hayeon bangkit dari bangku dan berlari ke gedung sekolah sementara Jungkook menyusulnya. Mereka berpisah untuk mencari Taehyung.

Jungkook pergi ke kelas Taehyung untuk mencarinya, dia mengintip ke jendela namun tidak melihatnya di sana. Ia menjadi khawatir dan berlari ke tempat lain untuk mencarinya namun secara kebetulan Ia malah bertemu dengan seorang guru.

"Jeon Jungkook!" Itu adalah Hwang sonsaengnim.

"Maaf, ssaem, tapi saya harus pergi!" Ketika Jungkook hendak berlari, Hwang sonsaengnim langsung menahan tangannya.

"Kau tidak bisa pergi ke mana pun setelah membolos pelajaran saya, Tuan Jeon. Ikut saya ke ruang guru dan jelaskan alasan mengapa kau membolos lagi." Ucap Hwang sonsaengnim.

"Ssaem, tolong dengarkan aku! Taehyung dalam bahaya sekarang, aku harus pergi!" Jungkook berkata cepat.

"Oh, jadi itu alasan pertama? Baik, ceritakan alasan kedua, ketiga, dan keempat di ruang guru, Jeon."

"Saya serius, ssaem!"

Di sisi lain, Hayeon berlari mengelilingi lantai dua dan untungnya Ia melihat orang yang dicarinya sejak tadi. Persis seperti apa yang dia lihat dalam mimpinya. Ia langsung berlari ke arahnya.

"Kim Taehyung, awas!" Dia berteriak.

Taehyung hendak berbalik namun Ia langsung tergelincir, Hayeon berlari lebih cepat dan langsung menendang pot bunga di dekatnya lalu Ia meraih tangan Taehyung. Meskipun Ia tidak bisa mencegahnya jatuh, setidaknya Taehyung tidak jatuh terlalu keras. Hayeon menghela nafas lega.

Taehyung melihat pot bunga yang pecah serta lantai yang tadinya bersih menjadi kotor dengan tanah, itu adalah hasil tendangan Hayeon tadi.

"Apakah kau baru saja.. menyelamatkanku?" Taehyung masih syok.

"Kepalamu akan membentur pot itu, jadi aku menendangnya, aku tidak punya pilihan lain, mungkin Jung sonsaengnim akan memberiku hukuman karena telah memecahkan potnya." Hayeon sudah lelah karena berlari kesana kemari. "Lebih baik potnya yang pecah daripada kepalamu, bukan?"

"Saya melihat semuanya," Seseorang membantu Hayeon dan Taehyung untuk bangkit. Itu adalah Park sonsaengnim, kepala sekolah.

Hayeon sedikit melebarkan matanya, "P-park sonsaengnim?"

"Kau sangat cepat saat kau mencoba menyelamatkannya, saya sangat bangga padamu, Lim Hayeon." Park sonsaengnim menepuk pundak Hayeon sambil tersenyum padanya.

"Terima kasih.. telah menyelamatkanku," Taehyung sedikit membungkuk pada Hayeon.

Hayeon tidak percaya bahwa Ia berhasil menyelamatkannya, Ia menyelamatkan seseorang untuk pertama kali dalam hidupnya.
   
    
    
***
   
   
    
A/N:
Jangan lupa vote dan komennya ^^
Thank you!
   
   
Tsysarlet💛

DESTINY || JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang