25: Akhir

467 59 10
                                    

Seorang gadis yang memiliki kaki yang jenjang nan indah keluar dari mobil dengan seorang namja yang mengikutinya, mereka adalah Lisa dan Taehyung. Mereka saat ini di depan rumah mewah, yang merupakan milik keluarga Jeon. Mereka datang untuk mengunjungi Jungkook.

Lisa menekan belnya sekali dan tidak lama kemudian, seorang pelayan membukakan pintu untuk mereka.

"Ah, Nona Lalisa, Tuan Taehyung, annyeonghaseyo." Pelayan itu membungkuk pada mereka. Lisa dan Taehyung hanya tersenyum.

"Kami disini untuk melihat Jungkook," Ucap Lisa.

"Ya, Tuan muda Jeon ada di kamarnya." Balas pelayan itu.

"Bagaimana dia?" Tanya Taehyung.

"Tidak pernah keluar dari kamarnya, tidak ada yang berubah. Sayangnya." Pelayan itu terlihat sedikit sedih. "Kami semua mengkhawatirkannya, dia tidak menyentuh makanannya kecuali kalian datang kemari. Sudah hampir dua minggu."

"Jangan khawatir, aku akan mengurusnya." Ucap Lisa.

"Ya, dia bisa membuatnya makan. Jadi, kita bisa pergi ke kamarnya, kan?" Taehyung menambahkan.

"Tentu saja," Pelayan itu memberi mereka ruang untuk masuk dan mereka langsung menuju ke kamarnya. Mereka bertemu seorang pembantu yang membawa makanan di depan kamar Jungkook.

"Berikan saja padaku, kau bisa meninggalkannya padaku sekarang." Lisa mengambilnya dan tersenyum pada pelayan itu.

"Tolong buat dia makan, terima kasih." Pelayan itu membungkuk sebelum pergi.

Taehyung membuka pintu dan mereka memasuki ruangan Jungkook. Dan, dia ada disana, duduk disisi tempat tidurnya dengan tatapan kosong. Wajahnya benar - benar pucat.

"Kook, kami datang." Taehyung menutup pintunya.

Tidak ada respon darinya, dia sudah seperti patung disana.

"Aku membawakanmu obat dan vitamin, Kook." Lisa berjalan ke arahnya dan Taehyung mengambilkan kursi untuknya duduk di depan Jungkook.

"Kau harus makan ini dulu sebelum aku memberimu obat." Lisa mengambil satu sendok bubur dan menunggu Jungkook untuk membuka mulutnya. "Kook, buka mulutmu jika kau tidak ingin aku memaksamu seperti kemarin."

Taehyung memperhatikan mereka, dan dia menghela nafas.

"Kook, sudah seminggu aku memaksamu makan, apakah kau tidak lelah untuk menjadi seperti ini?" Ucap Lisa, dengan cemas.

Jungkook masih diam di tempatnya.

"Apa kau tidak akan mengunjunginya lagi?" Ucap Taehyung tiba - tiba bertanya. "Sudah hampir dua minggu sejak terakhir kali kau mengunjunginya, aku yakin dia membutuhkanmu disana."

"Aku telah menyakitinya, dan dia mengalami koma karena aku." Air mata mulai jatuh di pipinya, akhirnya Jungkook berbicara.

Lisa meletakkan sendoknya di mangkuk, dia menghela nafas.

"Kau bisa memperbaikinya, aku yakin dia akan segera sadar. Dan, dia akan mencarimu, kau harus ada di sana dan memperbaiki semuanya. Kau bisa memulainya dari awal."

"Tidak semudah itu," Jungkook tersenyum pahit.

"Orang tua Hayeon bertanya tentangmu akhir - akhir ini, tentang kondisimu. Lihat? Mereka tidak menyalahkanmu, begitu juga dengan Hayeon. Kau tidak bisa terus seperti ini, kau bisa sekarat." Ucap Taehyung lagi.

"Aku akan mati," Ucap Jungkook "Aku akan mati cepat atau lambat, itulah takdirku."

"Jika kau mati, tidak ada yang akan berada di sisinya karena.. aku sudah selesai." Ucap Taehyung cepat. Membuat Jungkook menoleh kearahnya. "Dia tidak mencintaiku, tapi kau. Jadi, satu - satunya orang yang bisa berada di sisinya adalah kau."

DESTINY || JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang