5: Malu

405 65 2
                                    

Hayeon tidak bisa tidur, bukan karena Ia sedang bermimpi lagi. Tapi, karena Ia masih ingat saat Jungkook menciumnya. Saat namja itu tiba - tiba menariknya, dan membuat bibir mereka saling bersentuhan. Wajahnya langsung memerah saat Ia mengingatnya.

"Tidak mungkin!" Dia melemparkan gulingnya pelan. "Lupakan saja, Lim Hayeon, lupakan saja!"

Hayeon menggigit bibir bawahnya, Ia tidak pernah membayangkan bahwa salah satu pembuat masalah di sekolahnya tiba - tiba menciumnya. Itu mengejutkan. Dan, Ia bisa merasakan detak jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya.

"Tidak mungkin, itu tidak mungkin, aku tidak mungkin jatuh cinta padanya!"

Ia menutupi wajahnya dengan bantal, berusaha keras untuk tidur tapi gagal. Ia terlalu malu karena adegan ciuman antara dia dan Jungkook terus berputar didalam pikirannya.

"Jeon Jungkook, kenapa kau melakukan ini padaku?" Dia bergumam sebal karena begitu malu.



[HAYEON POV]


Aku hanya perlu mengikuti waktu, aku harus mengabaikannya, apapun yang dia katakan.. aku tidak akan mendengarkannya. Aku hanya perlu melakukan rutinitas sehari-hari di sekolah seperti biasanya dan bersikap seperti aku tidak mengenalnya. Tidak perlu melihatnya, tidak perlu dengarkan dia, tidak perlu melakukan apapun untuknya.

"Permisi," Seseorang meraih tanganku dan membuatku sedikit terkejut. Kukira itu Jungkook, tapi aku salah, dia adalah orang yang kuselamatkan kemarin, siapa namanya.. Kim Taehyung?

"Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih," Ucapnya cepat.

"Kau sudah mengatakannya kemarin," Balasku singkat.

"Aku tahu, tapi kurasa itu tidak cukup." Dia tampak seperti bingung apa yang harus dia katakan padaku.

"Kau bertingkah aneh, tidak seperti bully biasanya." Aku mencibir.

"Jika kau tidak berada di sana kemarin, mungkin aku sudah berakhir dirumah sakit hari ini, jadi aku rasa sebaiknya aku mengucapkan terima kasih lagi, dan mungkin kau menginginkan sesuatu untuk membayar kebaikanmu?"

"Tidak, kebaikan tidak memerlukan imbalan. Katakan saja kepada temanmu bahwa aku itu orang baik karena kemarin dia mengatakan bahwa aku sama sekali tidak baik." Ucapku cepat.

Tunggu..

Apa yang baru saja kukatakan padanya?!

"Temanku? Siapa?" Dia terlihat bingung.

"Bukan siapa - siapa, aku harus pergi sekarang."

Untungnya, dia tidak menahanku saat aku meninggalkannya. Aku menghela nafas lega karena aku tidak ingin terlibat lagi dengan para pembuat masalah. Ayah sudah memperingatkanku untuk menjauh dari mereka, dan aku harus mendengarkannya.

Aku memasuki ruang kelas dan duduk di mejaku, aku tidak melihat Jeon Jungkook disini. Ya, senang sekali untuk mengetahuinya. Aku membuka ranselku dan mulai membaca buku sains milikku dan menunggu bel sekolah berdering.

Sampai..

"Hei,"

Abaikan saja dia, Lim Hayeon.

"Yah,"

Tidak, jangan dengarkan dia.

"Jangan membuatku kesal, aku adalah seorang bully asal kau tahu."

Terserah, diam saja.

Ia langsung mengambil bukuku dan membuangnya sembarangan. Bahkan sampai terkena seseorang, itu adalah Bambam. Ia tampak kesal namun saat dia berbalik dan melihat Jungkook dan aku, dia duduk di mejanya lagi. Tidak berani berteriak pada Jungkook.

Gila, dia pasti takut dengan Jungkook.

"Ambil bukuku dan bawa kemari," Ucapku dingin.

"Memangnya kau siapa?" Balasnya dingin. Tidak mau kalah dariku.

"Baiklah," aku berdiri tapi dia segera menarikku hingga aku duduk dibangku-ku lagi.

"Kau tidak bisa menghindariku,"

"Lalu?"

"Ah, aku tahu, kau menghindariku karena kau malu tentang kemarin, kan? Apa kau ingin aku menceritakan ke semua teman sekelas kita kalau kita ciuman kemarin?"

Ugh, aku sangat benci orang seperti dia.

"Apa yang kau inginkan?" Tanyaku malas.

"Teruslah berada disisiku setiap saat, tomat." Dia membalas.

"Aku memiliki hidupku sendiri, Jeon Jungkook, aku juga manusia, bukan malaikat pelindungmu."

"Apa aku harus peduli?" Sahutnya cepat.

"Sudah kubilang aku tidak bisa melindungimu dari takdirmu,"

"Kau harus bisa!"

Ketika aku hendak menjawabnya, bel berbunyi dan pelajaran dimulai. Ahn sonsaengnim datang dan membuat Jungkook terpaksa kembali ke bangkunya yang berada di sudut kelas. Jarak meja kami cukup jauh. Ya, untungnya.

Tuhan, tolong jauhkan aku dari dia.



***


A/N:
Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar ^^
Thank you!


Tsyscarlet💛

DESTINY || JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang