[NORMAL POV]
Jungkook mencari Hayeon kesana kemari namun Ia tidak menemukan gadis itu dimanapun, Ia hanya ingin mengatakan kepadanya bahwa Ia akan menjemputnya malam nanti untuk datang di kelanjutan dance survival-nya.
Jungkook agak kesal, yang lebih buruk adalah Ia bahkan tidak memiliki nomor ponsel gadis bermarga Lim itu, membuatnya lebih sulit menemukannya.
Saat Ia hendak berjalan kembali ke kelas, seseorang berdiri tepat di belakangnya hingga membuatnya sedikit terkejut.
"Oh, kau mengejutkanku, ssaem." Jungkook mengatakannya setelah Ia menyadari siapa itu. Itu adalah Lim sonsaengnim, atau Ayah dari Lim Hayeon.
"Aku memperingatkanmu untuk menjauh dari putriku," Ucap Lim sonsaengnim dengan tatapan tajam.
"Atau?" Jungkook sama sekali tidak takut padanya.
"Atau akulah yang akan membuatmu menjauh darinya." Lim sonsaengnim meninggalkannya tepat setelah Ia mengatakannya pada Jungkook.
Jadi, inilah mengapa aku tidak dapat menemukannya di mana pun. Pikirnya.
Jungkook berjalan kembali ke kelas dengan cepat, Ia menggebrak pintu kelas dengan kasar yang membuat perhatian seisi kelas langsung tertuju padanya.
"Siapapun yang memiliki nomor ponsel Hayeon cepat menghadap padaku atau aku akan membully-mu seumur hidup." Tatapan Jungkook begitu tajam.
Seisi kelas terdiam karena mereka takut padanya, tapi ada seorang gadis yang dengan gugup berdiri dan berjalan kearahnya.
Jungkook menyeringai.
***
Hayeon sedang menghadiri olimpiade biologi, Ayahnya memerintahkannya untuk menghadiri acara tersebut. Ia tidak bisa berbuat apa - apa, begitu banyak hukuman yang diberikan Ayahnya kepadanya. Dan, Ia sedikit khawatir dengan Jungkook. Sejak tadi Ia terus memikirkannya.Tiba-tiba, teleponnya bergetar. Hayeon melihat layar ponselnya. Nomor yang tidak diketahui sedang menghubunginya. Ia tidak tahu siapa penelpon itu, dan Ia tidak bisa mengangkat teleponnya karena Hwang sonsaengnim terus mengawasinya setiap saat, tentu atas permintaan Ayahnya.
Hayeon menghela nafas dan memutuskan untuk menolak panggilan itu.
Tapi tak lama kemudian, Ia menerima pesan baru.
Pick up the call, darling. I'm not a patient person, fyi. I'm warning you.
Hayeon benar - benar ingin berbicara dengannya, untuk mengatakan kepadanya bahwa Ia tidak bisa bersamanya hari ini, karena Ayahnya.
Lalu, Ia mendapat sebuah ide.
"Ssaem, aku perlu pergi ke toilet." Ucapnya.
"Baiklah, aku akan menunggumu disini. Setelah selesai langsung kembali kemari, ya?" Untungnya tidak ada ekspresi curiga pada wajah Hwang sonsaengnim.
Hayeon dengan cepat pergi ke toilet, dan Ia langsung menelepon kembali Jungkook.
"YAH! DIMANA KAU SEKARANG.." Jungkook terdengar begitu kesal sementara Hayeon menjauhkan ponselnya dari telinganya karena suara Jungkook terdengar sangat nyaring.
"Tidak perlu berteriak, paboyah. Aku sedang mengikuti Olimpiade biologi sekarang."
Terdengar suara helaan napas dari sebrang, "Astaga, kukira kau tidak sekolah karena ayahmu yang gila mengikatmu di kamar."
"Sebenarnya itu benar, itu hampir terjadi padaku."
"Apa yang sebenarnya terjadi?!"
"Ia tahu bahwa aku sering menghabiskan waktu denganmu."
"Kau adalah putrinya bukan peliharaan kesayangannya."
"Aku harus menutup telepon sebelum Hwang sonsaeng mulai curiga. Mianhae, Jeon."
"YAH! AKU BELUM SELESAI BICARA.."
[BEEP]
Yang penting aku sudah memberitahunya, tapi aku masih mencemaskannya.Takdirnya bisa datang kepadanya kapan saja.
***
"Yah, Kook. Kenapa kau terlihat tidak terlalu bersemangat malam ini?" Tanya Lisa heran, Ia memang memperhatikan Jungkook yang sejak tadi diam saja."Aku sedang kesal." Jungkook hanya menjawab dengan singkat, tanpa melihat kearah Lisa.
Mereka sedang berada di belakang panggung, menunggu waktu Jungkook untuk tampil.
Lisa mencoba menebaknya, "Kau bertengkar dengannya?"
"Nugu?"
"Gadis polos yang menggemaskan itu, malaikat pelindung kita, you know who."
"Tidak, bukan."
Lisa agak bingung dengan jawabannya.
Tidak lama kemudian, Jungkook pergi ke belakang panggung untuk mempersiapkan penampilannya. Konsep hari ini adalah Fight. Lisa agak khawatir kalau saja nantinya Jungkook tidak menari dengan semangat membara seperti biasanya atau mungkin membuat beberapa kesalahan, sama dengan yang lain. Taehyung, Jimin, dan Hoseok juga ada disana, mereka semua khawatir. Jika Jungkook kalah malam ini, itu akan cukup mempengaruhi nama baik grup mereka yang begitu terkenal.
Dan, Seokjin sebagai MC memanggil namanya, yang berarti saatnya Jungkook untuk tampil, Ia adalah yang terakhir. Dan saat musik dimulai, Lisa dan yang lainnya agak gugup.
"Apapun hasilnya, aku tidak akan peduli." Lisa bergumam. Ia sadar kalau kemenangan tidaklah penting.
"Ya, aku yakin dia akan melakukan yang terbaik." Taehyung menambahkan.
Dan benar saja, jangan pernah meremehkan seorang Jungkook.
Dia memang menari tanpa semangat, namun dengan emosi. Itu membuat dia terlihat luar biasa menakjubkan. Feel-nya benar - benar keluar. Ia terlihat begitu liar.
"Mau bertaruh denganku apakah dia akam kalah atau menang?" Hoseok bercanda berkata pada Jimin.
"Dia akan menang. Jika memang benar, kau harus membelikanku Buggati Veyron. Deal?" Jimin langsung menyahut tanpa mengalihkan pandangannya dari penampilan Jungkook.
"Kau benar - benar tidak menyenangkan," Hoseok memutar bola matanya malas. "You got no jam, Jimin. No jam~"
Dan, hasilnya adalah Jungkook berhasil memenangkan Dance Survival minggu ini dan survival berikutnya yang terakhir akan diadakan dua minggu lagi. Semua orang bersorak untuknya, termasuk Lisa dan yang lainnya. Mereka bangga padanya, karena meski Jungkook tidak dalam suasana hati yang baik, Ia tetap berhasil memenangkannya.
Tapi, Jungkook sendiri tidak begitu menginginkan kemenangan itu, Ia menginginkan seseorang. Seseorang yang dia rindukan.
Lim Hayeon.
***
A/N:
HAPPY 1K READS❤
Terima kasih buat reader yang sudah setia membaca cerita iniiii, harapannya cerita ini bisa selesai dengan baik dan disukai sama banyak readersss❤❤
Jangan lupa vote + komentarnyaaa!
Thankyou ^^
Tsyscarlet💛
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY || JJK
Fanfiction[UPDATE SETIAP HARI] Hayeon melihat takdir buruk Jeon Jungkook, apa yang akan dia lakukan selanjutnya?