Mataku terasa berat, aku menguap beberapa kali. Aku benar-benar ingin melompat ke tempat tidurku yang nyaman, tapi semua tugas sekolahku itu tidak membiarkanku. Aku mencoba menyelesaikannya lebih cepat, jadi aku bisa pergi ke tempat tidurku dan segera menutup mataku yang terasa begitu lelah ini.
Setelah menyelesaikan semua tugasku. Aku membasuh wajah dan menggosok gigi di kamar mandi. Akhirnya.. aku bisa berbaring di ranjang empuk dan nyaman yang paling aku cintai.
***
Aku melihat Jungkook yang berdiri di depanku, tersenyum hangat."Jungkook?" Aku mengerutkan keningku.
Tunggu, dimana ini?
Aku bisa merasakan kakiku menginjak rumput hijau, ada begitu banyak bunga kecil yang indah di sekitar kita, dan langit yang cerah. Tempat apa ini? Terasa damai sekali.
"Jungkook-ah, dimana kita?" Aku melihat kearahnya lagi namun Ia hanya diam sambil tersenyum.
"Bukankah ini tempat yang bagus?" Tanyanya kemudian.
Aku mengangguk cepat, "Tentu saja."
"Maukah kau tinggal di sini bersamaku?" Jungkook meraih tanganku dengan lembut.
"Apa maksudmu?" Aku tidak mengerti dengan maksudnya.
"Ini akan menjadi tempatku, aku akan tinggal disini selamanya setelah waktuku datang. Tapi, aku pasti akan merasa kesepian. Apakah kau ingin tinggal bersamaku?"
"Waktumu datang? Apa maksudmu, Jeon?"
"Kau mengatakan kepadaku bahwa aku akan mati, jadi ini akan menjadi tempatku, bukan?"
Tunggu,
Apakah ini..
Surga?
"Aku tidak ingin sendirian di sini, Hayeon."
"Tidak, ini tidak mungkin." Gumamku
"Aku mencintaimu."
Aku langsung membeku setelah mendengarnya.
"Aku mencintaimu, tapi takdir kita tidak membiarkan kita bersama." Senyum manisnya berubah menjadi senyum pahit.
Tubuhku mendadak mati rasa, aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku. Aku terjatuh ke tanah, Jungkook segera mencengkeram bahuku dan membisikkan sesuatu.
"Bangun, Hayeon!"
Aku merasa seperti akan pingsan, tubuhku terasa seperti tidak ada tenaga sama sekali, seperti lumpuh.
"Kau harus bangun sekarang!" Dia mengguncang bahuku.
"Yah!"
Aku perlahan membuka mataku, gelap gulita. Tapi, aku bisa melihat siluet seseorang dengan mataku yang masih setengah terbuka."Buka matamu!" Tunggu, aku tahu suara ini.
Aku segera bangkit dan meraih lampu kecilku diatas meja nakas disamping tempat tidurku, aku menyalakannya. Dan.. aku bisa melihat wajahnya dengan jelas.
"Apa yang kau lakukan di sini, bodoh?!" Aku berteriak padanya tapi dia langsung membekap mulutku dengan tangannya.
"Ayo pergi sebelum ada orang dirumahmu yang bangun dan menemukanku di sini." Ternyata itu adalah si gila, Jeon Jungkook.
"Apa kau sudah gila?!" Aku baru saja akan berbicara lebih banyak tapi Ia menarikku bangkit dari tempat tidur dan membawaku ke jendela.
"Kau duluan!" Dia menginstruksikanku.
"M-mwo? Kau ingin aku melompat?!" Aku membelalakkan mataku tidak percaya.
"Ada tangga, paboyah. Ayolah, kita tidak punya banyak waktu." Jungkook mendorongku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY || JJK
Fanfiction[UPDATE SETIAP HARI] Hayeon melihat takdir buruk Jeon Jungkook, apa yang akan dia lakukan selanjutnya?