"Terima kasih telah mendengarkanku," Ucap Hayeon.
Mereka semua saat ini berada di kamar Hayeon. Ya, mereka tidak bisa pergi kemana - mana karena Hayeon tidak bisa memprediksi jalan mana yang sebenarnya berada dalam mimpi kecelakaan itu. Dan satu-satunya cara adalah.. mereka harus tinggal di rumahnya sampai matahari terbit. Dia melihat kecelakaan itu terjadi di waktu fajar sehingga mereka bisa aman jika mereka pergi di pagi hari.
"Terima kasih telah menyelamatkan hidup kita," Lisa memeluknya.
Jungkook sudah memberitahu mereka tentang kondisi Hayeon, yang mana dia bisa melihat semacam takdir orang lain. Mereka tidak bisa percaya pada awalnya tapi Taehyung membuka mulutnya, menceritakan tentang insiden kecelakaan yang hampir terjadi padanya disekolah, Ia mngatakan kepada mereka bahwa Hayeon memprediksinya dan berhasil menyelamatkan hidupnya pada saat yang tepat.
"Bagaimana jika ayahmu menemukan kita di sini?" Hoseok sedikit khawatir.
"Jika kalian tetap diam, Ia tidak akan tahu. Kalian bisa tidur jika kalian mau, aku akan membuat kalian tetap aman dari Ayahku." Hayeon mencoba membuat mereka tenang.
Tak lama kemudian, semua orang tertidur. Lisa tidur di ranjang Hayeon sementara Jungkook, Taehyung, Jimin, dan Hoseok tidur di atas karpet yang lembut. Hayeon tertidur di posisi duduk di kursi tepat di belakang pintu. Dia sudah mengunci pintu dan ingin tetap terjaga tapi Ia tidak bisa menahan kantuknya.
"Hayeon, bukalah pintunya." Hayeon segera terbangun saat mendengar suara ibunya. Ia membuka pintu sedikit dan hanya menunjukkan wajahnya yang lelah.
"Ne, Ibu?"
"Ya Tuhan, kau terlihat sangat lelah sekali, sayang. Apa yang kau lakukan tadi malam?" Tanya Ibunya cemas.
"Belajar? seperti yang diinginkan Ayah." Hayeon memaksakan diri untuk tersenyum.
"Kasihan sekali putriku, biarkan aku memelukmu.."
"Ani, Ibu. Kali ini tidak dulu, aku ingin tidur lagi.. mian.."
"Baiklah, Ibu disini hanya ingin memberitahumu bahwa Ayah dan Ibu akan mengunjungi Halmeoni di Busan. Kami ingin kau ikut dengan kami sebenarnya, tapi sepertinya kau sangat lelah. Jadi, tinggalah di rumah saja, Ibu akan menyiapkan sarapan untukmu. "
"Tapi, bagaimana kalau Ayah.."
"Tidak, Ia tidak akan marah. Gwenchana, sayang. Istirahatlah saja," Ibunya tersenyum padanya.
"Terima kasih," Hayeon membalas senyumnya.
Hayeon menutup pintu dan mendesah lega, Jungkook dan yang lainnya juga melakukan hal yang sama. Mereka memang langsung terbangun ketika mendengar suara pintunya dibuka. Mereka terlalu was - was.
"Kalian aman sekarang, kalian bisa pergi setelah orangtuaku pergi atau mungkin kalian ingin sarapan dulu?" Ucap Hayeon.
"Sarapan dulu sepertinya pilihan yang bagus, aku lapar sekali." Usul Lisa cepat. Jimin dan Jungkook mengangguk setuju.
Setelah orang tua Hayeon pergi, Hayeon keluar dari kamarnya bersama Lisa. Lisa ingin membantu Hayeon untuk membuat sarapan mereka. Yang lainnya tetap di kamar Hayeon sampai sarapannya siap.
Lisa melihat sepiring sandwich di meja makan.
"Ah, kau punya sandwich?" Lisa mengambil sandwich dan langsung memakannya.
"Mianhae, aku selalu lapar dan aku harus makan setiap waktu. Jika aku tidak melakukannya, aku akan mati kelaparan." Lisa menjelaskan sambil mengunyah sandwich-nya.
"Gwenchana, aku tidak terlalu suka roti." Hayeon tersenyum pada Lisa.
Hayeon membuka kulkas, Ia mengeluarkan beberapa bahan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY || JJK
Fanfic[UPDATE SETIAP HARI] Hayeon melihat takdir buruk Jeon Jungkook, apa yang akan dia lakukan selanjutnya?