[NORMAL POV]
Hayeon keluar dari mobil Ayahnya dan membungkuk sampai Ayahnya meninggalkannya untuk memarkirkan mobil. Hayeon menghela napas dan menyentuh liontin kalungnya sejenak, setelah itu Ia berjalan masuk ke gedung sekolahnya.
Saat Hayeon berjalan ke kelas, matanya tidak sengaja melihat seseorang yang menghilang selama beberapa hari ini. Jungkook ada disana, berdiri menghadap ke jendela dengan tatapan kosong. Hayeon tidak menyadari bahwa dia sudah terlalu lama menatapnya.
"Lim haksaeng," Seseorang menyadarkannya.
Hayeon menoleh kearah orang itu, "Hwang sonsaengnim?"
"Tolong panggilkan Jeon Jungkook untuk datang ke kantor saya sekarang, saya akan menunggunya disana. Terima kasih," Ucap Hwang sonsaengnim. Ia hendak pergi namun Hayeon dengan cepat menahan tangannya.
"M-mianhamnida," Hayeon baru menyadari bahwa Ia menahan tangan gurunya begitu saja yang sebenarnya tidak sopan. "Uhm, mianhaeyo.. ssaem tapi saya rasa saya tidak bisa."
"Hm?" Hwang sonsaengnim mengangkat alisnya. "Kenapa kau tidak bisa?"
"Saya minta maaf t-tapi saya tidak bisa memanggilkannya untukmu, tolong maafkan saya, ssaem." Hayeon menggigit bibir bawahnya, merasa benar - benar bersalah.
Hayeon melihat tempat dimana Jungkook tadi berdiri, tapi dia sudah tidak ada disana lagi.
"Baiklah, saya akan memanggilnya sendiri, kalau begitu." Ucap Hwang sonsaengnim pada akhirnya.
"Sekali lagi saya minta maaf, ssaem." Hayeon membungkukkan badannya beberapa kali.
Hayeon tidak tahu kenapa Ia melakukannya, Ia hanya merasa.. tidak siap untuk menghadap Jungkook lagi.
Hari - hari berlalu, dan Hayeon masih dengan kondisi yang sama. Diam dan tidak tahu harus berbuat apa. Hatinya masih terasa sakit, sulit baginya untuk memberikan senyum kepada orang lain, sulit baginya untuk memikirkan semua tugas sekolah dan pekerjaan rumah. Segalanya terasa sulit bagi Hayeon.
Hari ini Ia ada di kantin, makan siang tanpa nafsu makan, tetapi dengan tatapan kosongnya. Ia terus saja seperti itu sampai dirinya mendengar suara pecahan kaca yang membuyarkan lamunannya. Ia melihat sekeliling dan melihatnya Jungkook.
"Apa kau buta?!" Bentak Jungkook kasar.
"M-mianhae, sunbaenim. Aku tidak bermaksud.."
Gadis yang sepertinya adalah junior mereka langsung berhenti bicara ketika Jungkook menumpahkan dua gelas minuman ke kepalanya sekaligus, dia bahkan menjatuhkan kedua gelas tersebut di lantai dan membiarkannya pecah.
"Sekarang, ini adil." Jungkook mendorong kening gadis itu dengan jari telunjuknya kasar. "Bersihkan semua itu, bodoh."
Jungkook meninggalkannya, seragamnya agak basah karena gadis itu secara tidak sengaja menabraknya, semua itu tidak sebanding dengan apa yang diterima gadis itu. Ia basah semua, dari rambutnya sampai kakinya. Teman - temannya datang kepadanya dan mencoba menenangkannya karena dia menangis dengan tubuhnya yang bergetar karena ketakutan.
Hayeon sudah sering melihat hal seperti itu terjadi akhir - akhir ini. Ya, Ia menyaksikan setiap kali Jungkook menindas orang lain. Bahkan Jungkook sempat memukul seseorang kemarin, dan Hayeon melihatnya, meskipun secara tidak disengaja.
Jungkook kembali seperti dulu, menindas orang lain.
Hayeon hanya menghela nafas, dan kemudian Ia langsung meninggalkan kantin.
***
"Aku akan mengantarmu pulang."
Hayeon tersenyum kecil kearahnya, Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY || JJK
Fanfiction[UPDATE SETIAP HARI] Hayeon melihat takdir buruk Jeon Jungkook, apa yang akan dia lakukan selanjutnya?