11: Mimpi lain

305 50 13
                                    

[A/N: nanti kalo sudah baca authors note satunya lagi dibawah yaaa❤]  
    
   
***
   
   
    
"Chukkae, kau menang lagi!" Lisa memeluk Jungkook erat.

"Jangan membuatnya cemburu, Lisa." Ucap Jungkook sambil menatap Hayeon yang sedang berdiri didepan mereka.

Hayeon hanya mengerutkan kening.

"Yah, Kookie! Kau tidak pernah mengecewakan kami, kami bangga padamu!" Sekelompok namja muncul. Itu adalah Taehyung, Jimin, dan Hoseok.

"Menang telah menjadi kebiasaanku, bro." Balas Jungkook arogan, tapi Ia terkekeh setelahnya.

"Yah, sombong sekali kau." Hoseok meninju lengannya.

Taehyung tidak sengaja melihat Hayeon, Ia terkejut karena tidak percaya bahwa gadis itu ada disana bersama mereka.

"Bukankah kau Lim Hayeon? Putri Lim sonsaengnim?" Ucap Taehyung. Jimin dan Hoseok langsung melihat kearah Hayeon.

"Apa? Lim sonsaeng? Guru fisika? Putri guru killer itu?!" Hoseok ikut terkejut.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jimin yang juga terkejut.

"Yah, dia adalah pembantuku. Jangan ganggu dia," Ucap Jungkook dengan santai. Hayeon langsung melotot kearahnya.

"Apa kau gila? Kau membuat anak Lim sonsaeng sebagai pembantumu?!" Jimin tidak percaya.

"Jeon Jungkook, kau sudah kehilangan akal sehatmu." Tambah Taehyung.

"Baiklah, aku pamit, aku harus pergi sekarang, dan, Lisa.. ambil semua uang kemenanganku dan seperti biasa. Sumbangkan semuanya ke panti asuhan biasanya." Ucap Jungkook sambil merangkul leher Hayeon.

"Oke, hati - hati!" Lisa menunjukkan gesture OK dengan jarinya sambil tersenyum lalu melambaikan tangannya pada Jungkook dan Hayeon.

Jungkook membawa Hayeon keluar dari gedung menuju mobilnya. Dan, Ia tanpa sengaja melihat ban mobilnya. Semuanya kempis. Ia hanya tersenyum miring.

"Kenapa kau berhenti?" Tanya Hayeon bingung.

Jungkook menghela nafas santai, "Kurasa kita tidak bisa pulang dengan mobilku."

"Mwo? Kenapa?!" Hayeon mulai panik.

"Lihatlah bannya." Jungkook menyilangkan tangannya.

Hayeon segera melihat kearah ban mobil tersebut dan langsung melebarkan matanya karena terkejut.

"Ya Tuhan!" Ia menutup mulutnya dengan tangannya sendiri.

"Ini memang selalu terjadi padaku saat aku menang, mereka benar - benar pecundang." Jungkook terkekeh kecil.

"Ottokhae, Jeon?! Aku harus segera pulang!" Hayeon panik.

"Apakah kau membawa teleponmu?" Tanyanya.

"Tentu saja tidak, aku saja bahkan tidak memakai alas kaki!" Hayeon membentaknya kesal.

"Santai saja, Lim." Gumam Jungkook. Ia tidak melakukan apapun setelahnya, hanya diam saja.

"Yah, kenapa kau diam begitu?!" Hayeon benar - benar resah.

"Karena ponselku mati, jadi kita tidak bisa melakukan apapun." Ucap Jungkook.

"Mwo?! Yah! Yang benar saja!" Hayeon memukul lengannya.

"Tidak ada taksi saat ini, jadi kita tidak punya pilihan selain menginap disini. Gedung ini memiliki ruangan yang biasanya untuk orang yang ingin bercinta setelah acara. Kita bisa menginap disana sampai besok.."

DESTINY || JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang