8: Makan Siang

382 65 7
                                    

Aku lelah dengan sikap orang tuaku..

Terkadang aku benar-benar ingin memberontak, tapi aku bukan tipe orang yang bisa melakukannya. Aku tidak punya apa-apa, aku hanya gelandangan tanpa orang tuaku.

Astaga, bagaimana aku bisa berpikir bahwa aku ingin memberontak?

Hari ini, Ayah sedang mengajar dikelasku. Ia terus mengawasiku, dan juga Jungkook. Aku tidak tahu apa yang Jungkook lakukan sekarang, dan aku harus berpura - pura tidak peduli.

Sampai..

Seseorang melempar pesawat kertas dan langsung menyentuh kepalaku. Aku melihat pesawat kertas itu jatuh ke lantai, lalu melirik kearah belakang. Jungkook langsung mengedipkan sebelah matanya padaku, Ia pasti orang yang melempar pesawat kertas itu. Dasar.

Sebelum mengambil pesawat kertas itu, aku melirik Ayah terlebih dulu. Untungnya saat ini Ia sedang fokus pada layar laptopnya. Aku langsung mengambilnya dengan cepat dan bertingkah seperti tidak terjadi apa - apa.

Kubuka lipatan kertas itu dibawah mejaku perlahan sambil melirik ayahku beberapa kali.

Kau harus melindungiku hari ini. Itu berarti kau harus selalu berada disisiku.

Aku menghela nafas berat, apa yang harus kulakukan?

Sepulang sekolah, aku hendak meninggalkan kelas namun seseorang menghentikan langkahku. Aku melihat wajahnya, itu adalah Kim Seokjin.

"Hayeon-ah, ayo kita pergi." Ucapnya sambil tersenyum. Aku hanya mengerutkan kening tidak mengerti.

"Kemana kau akan membawanya pergi?" Seseorang keluar dari kelas. Aku kenal suaranya, pasti itu Ayah.

"Annyeonghaseyo, Tuan Lim. Hayeon dan saya akan pergi ke perpustakaan hari ini, Hayeon meminta saya untuk mengajarinya tentang kimia, bolehkah saya membawanya bersama saya?" Ucap Seokjin sunbae dengan sopan.

"Tapi, kemarin.."

"Kemarin kami belajar tentang sejarah, dan hari ini dia meminta saya untuk mengajarinya tentang kimia." Sahut Seokjin sunbae cepat.

"Baiklah kalau begitu, tapi.. Hayeon, kau punya.."

"Ya, Ayah. Aku tidak akan lupa, aku akan meminta Seokjin sunbae untuk mengantarkanku ke studio balet setelah kami belajar nanti, aku sudah membawa seragam Tutu-nya bersamaku," Jelasku cepat sambil tersenyum.

*(Seragam Tutu: pakaian balet)

Ayah menghela nafas, "Baiklah, Ayah percaya padamu. Kalau begitu hati-hati.."

Seokjin sunbae dan aku membungkuk kepada Ayah lalu meninggalkannya, Seokjin sunbae membawaku ke perpustakaan. Saat kami sampai di depan perpustakaan, Seokjin sunbae memastikan bahwa Ayahku tidak memata - matai kami.

"Jungkook ingin berbicara denganmu, dia sudah menunggumu di mobilnya." Ucap Seokjin sunbae.

"Jadi, dia yang merencanakan ini?" Sahutku cepat. "Aku tidak bisa, jika Ayahku melihatku bersamanya.. aku akan.."

"Pergilah saja, tidak perlu khawatir."

Aku tidak bisa berbuat apa - apa kecuali menemui Jungkook pada akhirnya. Jeon Jungkook, didalam mobilnya. Setelah aku menemukan mobilnya, aku langsung masuk sebelum ada yang melihat.

"Lama tidak bertemu!" Jungkook menyambutku sambil tersenyum.

"Jeon, aku tahu kalau aku harus melindungimu tapi aku tidak bisa berada disisimu setiap saat!" Ucapku langsung ke poinnya.

"Kenapa?"

"Kau sudah tahu jawabannya, Tuan ber-IQ tinggi."

"Jadi, Ayahmu sudah tahu bahwa kita menghabiskan waktu dipantai kemarin?"

DESTINY || JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang